Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

13 Februari 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nepal: Oposisi Tolak Hasil Pemilu

Hingga Jumat pekan la-lu, para kandidat dari tiga par-tai propemerintah Nepal- memenangi pemilihan umum kota. Partai Rastriya Praja-tan-tra, Nepal Sadbhawana, dan Ra-striya Janshakti praktis menguasai perolehan suara di kota-kota tempat pemilih-an, termasuk Kathmandu da-lam pemilu yang berlangsung Rabu pekan silam.

Tapi koalisi tujuh partai opo-sisi menolak hasil pemilu lokal tingkat pertama Nepal yang berlangsung Rabu pekan lalu itu. Krishna Sitau-la, Ketua Par-tai Kongres Ne-pal, salah satu oposisi, mengatakan, pemilu hanya akal-akalan Raja Gyanendra, yang naik takhta dengan kekuasaan absolut setahun si-lam, untuk melegitimasi ke-kuasaannya. ”Kami ti-dak akan menerima kandidat me-reka yang menang,” kata-nya. Jepang, Amerika Se-rikat,- dan India, negara aliansi Nepal yang terpenting,- juga ber-pendapat bahwa pemilu itu hanya akal-akalan Raja Gyanendra.

Krisis politik Nepal—campuran antara korupsi, lemah-nya legitimasi pemerintah, dan serangan kelompok bersenjata Maois—membuat pemilu kali ini tegang. Pemilih-an hanya dihadiri 21 persen penduduk Nepal dan berlangsung di 36 dari 58 daerah pemilihan.

Iran: Program Nuklir Jalan Terus

Iran berkukuh meneruskan program nuklir. Menurut Wakil Presiden Iran Esfandyar Rahim Mashaee, sa-at berkunjung ke Jakarta- pekan lalu, negaranya mengembang-kan teknologi nuklir untuk pengembangan tenaga li-strik. ”Jadi, tujuannya adalah untuk kepentingan damai Iran sendiri,” katanya.

Selama ini, menurut Esfan-dyar, Iran telah menunjukkan sikap kooperatif mengizin-kan Badan Atom Internasio-nal (International Atomic Ener-gy Agency atau IAEA) mengawasi kegiatan nu-klir di sana. ”Namun, IAEA sen-diri bersikap diskriminatif terhadap kami,” ujarnya.

Kamis dua pekan lalu, IAEA menyarankan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghentikan program nuklir Iran. Dewan Keamanan minta Iran tidak meneruskan program nuklir hingga ada keputusan dalam pertemuan Dewan Keamanan, Maret men-datang. Iran menja-wab dengan meminta IAEA memindahkan kamera peng-awas-an dan penyegelan dari lokasi dan peralatan nuklir Iran, akhir pekan ini. ”Kami tidak khawatir atau takut menghadapi serangan militer- Amerika Serikat karena ka-mi tidak menyembunyikan atau membangun instalasi nuklir,” kata Esfandyar.

Kosta Rika: Hitung Ulang Suara

Hasil sementara pemilih-an umum Kosta Ri-ka yang berlangsung pada Minggu dua pekan silam, harus dihitung ulang. Akibat selisih perolehan suara sangat tipis antara dua kandidat, Oscar Arias dan Otton Solis, Komisi Pemilihan Umum setempat baru bisa mengumumkan presiden baru pada akhir Fe-bruari. Arias mengantongi- 40,5 persen dan Solis 40,2 persen.

Penghitungan elektronik- me-nunjukkan, Arias dari par-tai tengah-kanan, Partai Pembebasan Nasional (PLN), unggul 3.250 suara atas Solis dari partai yang baru dibentuk, Partai Aksi Rakyat- (CAP). Arias yang per-nah menjadi Presiden Kos-ta Rika pada 1986–1990 dan mendapat Hadiah Nobel Perdamaian 1987, yakin menang.

Undang-undang Kosta Ri-ka menyebutkan, seorang kandi-dat bisa langsung menjadi presiden jika mengumpul-kan suara sedikitnya 40 persen. Para pengamat meramalkan,- pendukung Perjanjian P-asar- Bebas Amerika Tengah- d-e-ngan Amerika Serikat (CAF-TA) akan menang. Arias pro-CAFTA sedangkan Solis- bisa menerima traktat itu de-ngan beberapa perubahan.- CAFTA mulai diterapkan ak-hir tahun ini dan Kosta Rika, ne-gara tanpa tentara ini, ada-lah satu-satunya yang belum me-nerima perjanjian tersebut.

Palestina: Tiga Calon Perdana Menteri Hamas

Partai pemenang pemilihan umum parlemen Palestina, Hamas, telah me-nyiap-kan tiga nama kandidat perdana menteri. Akhir pekan lalu su-dah muncul nama Jamal al-Khudairi, Mazin Son-noqrot, dan Ismail Haniyah. Juru bicara Hamas yang menolak disebutkan identi-tasnya- mengatakan, Khu-dai-ri adalah calon utama Hamas. Pemilik perusahaan kasur terbesar di Jalur Gaza dan Tepi Barat ini tidak pro terhadap kekerasan. Insinyur lulusan Universitas Egyptian, Mesir, ini lebih meng-uta-makan tersedia-nya peluang kerja dan reformasi internal pemerintah.

Jika Presiden Pales-tina- Mahmud Abbas menolak Khu-dairi, maka yang diajukan ada-lah Sonnoqrot, yang juga Menteri Perdagangan dan Eko-nomi Palestina. Calon be-rikutnya adalah Haniyah. Pe-nentuan perdana menteri akan dibicarakan da-lam sidang parlemen baru Pa-lestina pertama, 16 Februari ini.

Selain menyiapkan kandi-dat perdana menteri, Pemim-pin Hamas Khalid Misyaal- juga siap berkoalisi, baik de-ngan Fatah, pesaingnya, atau faksi-faksi lainnya. Sejauh ini, Fatah masih menolak pi-nangan Hamas.

Pakistan: Duka di Hari Asyura

Warga muslim Syiah di Ha-ngu, Pakistan, diserang bom bunuh diri ketika me-reka mem-peringati hari Asyu-ra atau peringatan kematian Imam Hussein di Karbala, Irak, Kamis pekan lalu. Bom menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 50 orang itu, meledak di pasar.

Sebagai balasan, penduduk Syiah meluapkan kemarahan dengan membakar toko dan mobil-mobil penganut Islam Sunni. Massa juga melawan polisi yang mencoba meng-hentikan kekerasan.

Menurut Wali Kota Hangu,- Ghami ur-Rahman, lebih da-ri 60 persen pasar di kota itu habis dibakar. Tokoh ulama Sunni dan Syiah mencoba menenangkan pengikut masing-masing. Menteri Informasi Pakistan, Syekh Rasyid Ahmad, menuduh serangan itu merupakan persekongkol-an jahat untuk memicu bentrokan dua pihak tersebut.- ”Tak ada pihak muslim yang melakukan ini. Pasti pela-ku-nya- seorang teroris,” kata-nya.

Jumat pekan lalu, insiden bom Hangu juga memicu ben-trok senjata antara Syiah dan Sunni di Peshawar, Pakistan. Total korban meninggal, plus kekerasan di Hangu, mencapai 38 orang.

Haiti: Preval Memimpin Suara

Bekas Presiden Haiti, Re-ne Preval, 63 tahun, sampai akhir pekan lalu masih memimpin dalam perhitungan suara pemilihan presiden di Haiti. Preval mendapat 61 per-sen suara mengungguli dua kandidat presiden lainnya: Leslie Manigat, yang mem-peroleh 13,4 persen dan Charles Henri Baker 6,1 persen.-

Sejak Presiden Jean-Bertrand Aristide dipaksa pergi pemberontakan militer yang didukung Amerika Serikat- dua tahun lalu, negeri di kawasan Karibia itu kacaubalau. Kemiskinan terus membelit warganya. Pemilih-an umum saat ini juga me-rupakan ujian bagi militer AS yang menjaga negeri ter-sebut.

Pemilu diikuti 33 calon pre-siden. Lawan terkuat Preval adalah Manigat, yang juga bekas presiden. Lambatnya- perhitungan suara- di-sebab-kan oleh ken-dala geografis.- ”Ka-rena itu, saya masih me-nunggu sampai se-mua sua-ra dihitung, baru jelas siapa yang menang,” kata Manigat.-

Sementara itu, Preval yakin menang. Marc-Joel Saint-Fleur, Wali Kota Por-tau-Prince, ibu kota Ha-i-ti, mendukungnya. ”Kami orang Haiti tahu siapa yang kami pilih. Saya dapat kata-kan sekarang Presiden Hai-ti adalah Rene Preval,” ujarnya.

Irak: Ledakan Seusai Sembahyang

Bom mobil meledak lagi di Bagdad saat komisi pemilih-an umum mengumumkan ha-sil final pemilu, pertengahan Desember 2005, Jumat lalu. Ledakan menyerang puluh-an warga Irak yang baru selesai salat Jumat di masjid Syiah di Distrik Doura, Bagdad. Menurut polisi, delapan orang tewas dan 28 terluka. Tapi dokter di Rumah Sakit Al-Yarmuk, tempat kor-ban dirawat, menyebut korban meninggal ada 11 dan 38 luka.

Terjadinya insiden saat ha-sil pemilu diumumkan s-u-dah diperhitungkan oleh pe-merintah Irak dan tentara Amerika Serikat sejak Janu-a-ri lalu. Sejauh ini, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas peledakan.

Pemilu Irak memang tidak berjalan mulus. Kelompok Sun-ni marah kepada Syiah yang didukung Amerika Seri-kat dalam pemilu. Mereka menuduh kaum Syiah curang agar bisa menang. Aliansi Irak Bersatu, yang didominasi kelompok Syiah, unggul dengan mengantongi 128 dari 275 bangku di parlemen.

Ahmad Taufik dan Leanika Tandjung (BBC, Reuters, AFP, ABC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus