Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

17 Mei 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Palestina
Militan Palestina Unjuk Bom

ENAM serdadu Israel tewas ketika kelompok militan Palestina meranjau kendaraan lapis baja Israel sampai meledak di Rafah, Jalur Gaza, Selasa pekan lalu. Israel segera membalas dengan memuntahkan rudal dari tank-tank yang didukung helikopter Apache buatan AS. Satu rudal meledak di masjid dan membunuh 13 warga sipil dan satu anggota Hamas.

Esoknya militan Palestina menyerang kendaraan lapis baja Israel yang sedang mengangkut bahan peledak saat melintas di kamp pengungsi Rafah. Ledakan yang sangat kuat membuat lima tubuh tentara Israel tak berbentuk. Kelompok militan Jihad Islam kemudian menyatakan bertanggung jawab terhadap serangan itu.

Inilah dua serangan militan Palestina terhadap pasukan Israel di Gaza, setelah "jeda" sejak pembunuhan dua pemimpin Hamas, Syekh Ahmad Yassin dan Abdul Aziz Rantissi, dua bulan lalu. Militer Israel menghancurkan rumah penduduk di Zeitoun, Kota Gaza, untuk mencari enam mayat pasukan Israel. Militan Palestina bersedia menyerahkan mayat serdadu Israel dengan syarat Israel menarik pasukannya. Bentrok pasukan Israel dengan militan Palestina ini membuat kelompok sayap kiri Israel menekan Ariel Sharon agar sepenuhnya keluar dari Gaza.

Malaysia
Anwar Ibrahim Tetap Dibui

MANTAN Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, 56 tahun, masih harus mendekam di bui meski seterunya, Mahathir Mohamad, sudah pensiun. Hakim pengadilan tinggi Malaysia Abdul Hamid Mohamad menolak pembebasan Anwar dengan jaminan dalam sidang banding tuduhan sodomi, Selasa pekan lalu. Pendukung Anwar berharap, pensiunnya Mahathir yang memecat Anwar pada 1998 merupakan kesempatan bagi Anwar memperoleh peradilan yang fair. Anwar menuduh Perdana Menteri Abdullah Badawi melanjutkan kebijakan Mahathir mengangkangi pengadilan. "Abdullah (Badawi) bersembunyi di balik meja pengadilan, Mahathir merusak sistem peradilan," ujar Anwar.

Pengadilan menghukum Anwar sembilan tahun penjara untuk perbuatan sodomi, serta enam tahun penjara buat tuduhan korupsi. Pengadilan tinggi menolak permohonan banding Anwar untuk kasus korupsi ini. Jika pengadilan tinggi juga menolak upaya banding Anwar untuk kasus sodomi, Anwar baru akan keluar dari penjara pada 2009. Itu pun jika Badawi bermurah hati memintakan pengampunan kepada Raja.

Venezuela
Chavez Menggulung Tetangga

PEMERINTAH Venezuela menangkap 100 paramiliter kelompok sayap kanan dari negara tetangganya, Kolombia, yang merencanakan kudeta terhadap Presiden Hugo Chavez. Di dalamnya terdapat tiga pensiunan perwira militer Venezuela. Chavez menuduh tiga pihak bersekongkol mau mendepaknya: oposisi Venezuela, paramiliter Kolombia, dan kaum pelarian politik Kuba yang bermarkas di Miami, Florida, AS. "Tak ada kata yang paling pas menyebutnya sebagai invasi terorganisasi dan terencana oleh jaringan internasional terhadap Venezuela," kata Chavez.

Chavez menuduh panglima militer Kolombia Jenderal Martin Orlando Carreno, dan Kepala Komando Selatan militer AS, Jenderal James Hill, mengetahui rencana itu. Tapi pemerintah Kolombia dan AS membantah. Polisi Venezuela memeriksa gudang di kompleks kedutaan besar Kolombia dan AS di Karakas, Senin pekan lalu. Menurut Duta Besar Venezuela untuk Organisasi Negara Amerika, Jorge Valero, pasukan paramiliter itu siap menyerang markas militer, mengebom istana presiden, dan mengambil alih instalasi minyak.

Suriah
Sanksi Setengah Hati

SETELAH Amerika Serikat mencabut sanksi ekonomi terhadap Libya, Presiden George Walker Bush meneken perintah sanksi ekonomi terhadap Suriah, Selasa pekan lalu. Bush menghukum Suriah karena pemilikan senjata kimia dan biologi, dan ia menuduh negara ini menggunakan senjata pemusnah massal untuk mendukung terorisme, dan tak mendukung kebijakan AS soal Irak. "Suriah ancaman luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi AS," ujar Bush di depan Kongres.

Sanksi ekonomi itu berupa larangan ekspor ke Suriah kecuali makanan, obat-obatan, suku cadang pesawat jet komersial, perangkat komunikasi, larangan pengusaha AS menanam modal di sana, dan pembekuan rekening bank warga Suriah. Tapi sanksi itu dinilai tak efektif, karena nilai ekspor AS ke Suriah hanya US$ 300 juta per tahun. "Efeknya hanya bersifat psikologis. Hanya akan mengganggu citra Suriah," kata Nabil Sukkar, bekas ekonom Bank Dunia. Suriah yakin hukuman AS itu karena negara ini mendukung kelompok Hizbullah dan Hamas memerangi Israel.

RFX (AFP, BBC, Reuters, The Independent)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus