Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lolosnya chai ling

Chai ling -- salah seorang penggerak demonstrasi di tiananmen & suaminya, feng congde, berhasil melarikan diri dari cina. aktivis pro-demokrasi merencanakan sebuah kapal propaganda untuk dilayarkan.

14 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIANANMEN ditutup, pekan lalu. Sejumlah polisi berjaga-jaga dengan senapan semiotomatis. Selain itu masih ditambah pasukan cadangan yang bersiaga di dalam truk-truk yang berjajar sepanjang jalan menuju Universitas Beijing. Untuk menyatakan bahwa tak ada hal serius yang perlu dicemaskan, rombongan anak sekolah diarak meninjau lapangan yang pernah bersimbah darah itu untuk mendengarkan lagu-lagu perjuangan. Apa sebenarnya yang terjadi? Adakah ancaman teroris atau semacamnya untuk mengacau sidang Kongres Rakyat Nasional yang diselenggarakan di Balai Agung Rakyat di kawasan Tiananmen, yang masih berlangsung di pekan lalu itu? Pada akhir Maret muncul dua poster di dua universitas di Beijing yang menganjurkan agar warga ibu kota mengadakan ziarah ke Tiananmen Dada hari Oing-ming, 1 April -- itulah hari nyadran tradisional di Cina -- dan 5 April -- itulah hari huru-hara 14 tahun lalu yang mengawali berakhirnya zaman Mao. Anjuran itu tentu saja ditanggapi dengan awas oleh pemerintah Beijing. Nyadran di Tiananmen tentu sulit dipisahkan dengan jatuhnya korban pembantaian 4 Juni tahun lalu ketika tank dan tentara menyerbu para demonstran pro-demokrasi yang memenuhi Tiananmen. Karena itu, dikhawatirkan kegiatan nyadran akan menjadi semacam pemanasan untuk sebuah demonstrasi guna memperingati hari huru-hara 5 April 1976. Empat belas tahun yang lalu itu, di Tiananmen, terjadi bentrok berdarah antara barisan antipemerintah dan pengikut Mao gara-gara dipindahkannya karangan-karangan bunga dukacita buat Zhou Enlai yang meninggal pada 8 Januari tahun itu. Maka, Pemerintah bertindak cepat: poster segera diturunkan, dan Tiananmen disteleng. Toh, isi poster tak mungkin lagi dicegah agar tak tersebar. Bisik-bisik, percakapan telepon, dan siaran Radio Suara Amerika menyebarkan anjuran itu ke seantero Beijing. Mungkin karena itu, setelah penutupan sidang KRN selesai, PM Li Peng memberikan penjelasan -- bukan tentang nyadran 1 April tapi tentang peristiwa Tiananmen 4 Juni 1989 kepada wartawan asing. Li, dengan jas dan dasi model Barat, mula-mula menolak menjawab pertanyaan tentang keterlibatannya dalam menindas demonstrasi di Tiananmen. Akhirnya ia memberikan penjelasan begini: "Pada mulanya kami tak bermaksud menggunakan kekerasan. Hanya setelah menunggu-nunggu cukup lama dan dengan penuh ketegangan dan hanya setelah nasib RRC dan sistem sosialis terancam, dan ketika keadaan di Beijing menuju ke anarkisme, Pemerintah Cina terpaksa bertindak." Dan tambahnya, "Ketika itu tak mungkin kami memilih atau bahkan memikirkan alternatif lain." Tak lupa dikatakannya, keputusan itu telah memperoleh "dukungan rakyat". Di balik kesibukan mengamankan Tiananmen, seorang tokoh aktivis pro-demokrasi bersama suaminya lolos dari penjagaan tentara dan intelijen Cina. Ini benar-benar menampar muka Pemerintah Cina, dan mengisyaratkan bahwa perlawanan kelompok pro-demokrasi juga mendapat "dukungan rakyat". Chai Ling, 23 tahun, yang menempati urutan teratas dalam daftar kaum "kontrarevolusioner" yang dicari-cari Pemerintah Cina, tak mungkin lolos tanpa bantuan banyak pihak di Cina sendiri. Lolosnya salah seorang penggerak demonstrasi di Tiananmen itu tak diragukan lagi setelah televisi Hong Kong menayangkan wajah Chai Ling dan suaminya, Feng Congde. Wanita itu baru saja berhasil melarikan diri dari RRC dengan melalui saluran-saluran di bawah tanah, dan kini tinggal di luar kota Paris di Prancis. Menurut laporan koresponden surat kabar South China Morning Post di Paris, pelarian Chai Ling dibantu oleh Federation of Democracy in China (FDC). Federasi itu memang semacam organisasi induk, dan tak saja menolong pelarian orang-orang yang dicari Pemerintah Cina, tapi juga membantu mereka agar bisa hidup di negeri lain. Chai Ling misalnya, setelah lolos dar pembantaian Tiananmen dikabarkan bersembunyi di Kedutaan Besar Australia di Beijing. Kemudian Desember tahun lalu ia diselundupkan ke Guangdong, kota di selatan, di seberang Hong Kong. Di situ ia menunggu kabur ke luar negeri. Konon, di hari Qing Ming awal April ini, ketika polisi sibuk mensteleng Tiananmen, ketika itulah ia diterbangkan ke Paris lewat Hong Kong. Tapi sejauh ini belum ada konfirmasi benarkah Chai Ling terbang lewat Hong Kong. Yang jelas, pihak Hong Kong (tak disebutkan siapanya) menyumbang pada FDC sebesar HK$ 1 juta. Menurut Yan Jiaqi, aktivis pro-demokrasi yang melarikan diri ke Paris tahun lalu, yang menjadi ketua FDC, Chai Ling dan suaminya hanya untuk sementara di Prancis. Mereka merencanakan tinggal di Amerika. Tampaknya, perlawanan terhadap pemerintah Cina oleh mahasiswa dan intelektual Cina pro-demokrasi di luar negeri makin seru. Bukan saja para pembelot yang lari disubsidi cukup besar (Yan misalnya mendapat 8.000 franc per bulan), sejak beberapa bulan lalu disiapkan sebuah kapal propaganda yang akan berlayar di Selat Taiwan. Di kapal itu, Wu'erkaixi -- tokoh mahasiswa yang menjadi pemimpin gerakan pro-demokrasi di Tiananmen yang kini berada di Amerika -- akan berpidato tentang demokrasi. Direncanakan kapal akan mulai berlayar di awal musim panas tahun ini. Tampaknya kemenangan gerakan Tiananmen cuma menunggu waktu. A. Dahana & BB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus