Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kompromi titisan wisnu

Raja birendra mencabut larangan terhadap partai politik. dijanjikannya pemberlakuan sistem multipartai. sebelumnya ada demonstrasi yang mengakibatkan banyak jatuh korban. tahanan politik dibebaskan

14 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PANCHAYAT runtuh, dan rakyat Nepal pun bersorak. "Kemenangan siapa ini?" teriak ribuan orang di jalan-jalan di Kathmandu, ibu kota Nepal, Senin pekan ini. "Kemenangan rakyat!" jawab mereka sendiri. Panchayat, itulah parlemen Nepal yang tak populer karena dipilih tanpa pemilihan umum di negeri monarki absolut tanpa partai ini. Raja Birendra dalam dekade belakangan ini dinilai rakyat makin diktatorial. Siapa saja yang mencoba melawan pemerintah kandas oleh tuduhan sebagai gerakan yang didalangi komunis. Dan segera mereka jadi penghuni penjara. Baru tujuh pekan lalu, persisnya 18 Februari, sebuah gerakan yang dimotori oleh bekas-bekas aktivis Partai Kongres Nepal dan tujuh partai berhaluan Marxis berhasil menyulut demonstrasi menuntut dihidupkannya kembali sistem politik multipartai. Negeri yang termasuk 10 termiskin ini memang pernah mengenyam multipartai sampai 1960, sebelum menjadi monarki absolut. Puncak demonstrasi itu terjadi Jumat pekan lalu, ketika tentara memberondong sekitar 200.000 demonstran yang mencoba menerobos lingkaran penjaga di sekitar istana Raja. Menurut saksi mata tak kurang dari 50 orang langsung roboh kehilangan nyawa, dan ratusan luka-luka. Keesokan harinya demonstrasi terulang di Kathmandu dan sekitarnya -- antara lain di Lalitpur dan Bhaktapur. Kembali rentetan tembakan terdengar, dan dikabarkan 12 orang tewas seketika. Menteri dalam negeri segera mengumumkan jam malam tanpa batas. Menurut kesaksian koresponden harian Asahi Shimbun yang masuk ke sebuah rumah sakit di Kathmandu, ia menghitung sekitar 200 orang bergeletakan di rumah sakit itu -- baik yang luka maupun yang telah kehilangan nyawa. Mungkin untuk meredam aksi selanjutnya, Raja Birendra memerintahkan dilepaskannya para tahanan politik kecuali yang terlibat tindak kriminal. Juga para tokoh oposisi yang ditahan, baik selama terjadi demonstrasi maupun sebelumnya, dilepaskan. Rupanya, itu merupakan langkah awal sebuah antiklimaks. Minggu malam kemarin Raja mengumumkan pencabutan larangan terhadap partai politik. Segera saja pihak oposisi mengumumkan dihentikannya demonstrasi. Ribuan rakyat turun ke jalan membawa lilin dan membunyikan lonceng. Terjadi insiden dengan tentara yang masih belum menerima informasi diberlakukannya sistem multipartai -- tiga orang luka kena peluru. Senin, keesokan harinya, Raja pun menyatakan sebagai pengawas penuh panchayat, parlemen Nepal, dan bila perlu membubarkan parlemen tanpa partai yang tak populer itu. Sebenarnya, belum jelas benar pelaksanaan sistem multipartai ini. Kini para politisi menunggu penjelasan lebih lanjut. Sementara itu, muncul kekhawatiran di pihak Partai Kongres Nepal yang dipimpin oleh Ganesh Man Singh, 75 tahun, yang kini terbaring di rumah sakit karena ginjalnya. Kepada koresponden Asahi Shimbun ia mengatakan, "Pihak kiri menginginkan dihapuskannya sistem kerajaan." Bagi Ganesh, sistem kerajaan berkonstitusi sudah cukup. Bagi para politisi dan intelektual moderat, bagaimanapun Raja Birendra, 44 tahun, yang oleh orang kebanyakan dianggap titisan Wisnu -- dewa penguasa alam dalam agama Hindu -- dipandang sebagai simbol persatuan bangsa. Tapi, "Anda tak pernah tahu kapan pesta kemenangan berubah jadi gerakan revolusi," kata seorang diplomat memperingatkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus