Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Serangan fajar sebelum hari ...

Persatuan perwira muda (young officer union) memang ada. diantaranya, mereka membebaskan billy bibit dari penjara. rogelio seradoy -- seorang kapten pemberontak -- juga lolos. konon, honasan berperan.

14 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SERANGAN menjelang fajar itu berlangsung Ahad kemarin, ketika gerbang penjara di Manila sedikit terkuak. Waktu itu petugas penjara mempersilakan masuk seorang pesuruh yang membawa dua kerat bir pesanan. Ketika itulah, bersama langkah si pembawa bir ke dalam gerbang, menyerobot masuk pula segerombolan "tamu" bertopeng dan bercelana jin. Itulah operasi pembebasan Kolonel Billy Bibit, salah seorang tokoh dalam percobaan kudeta militer terakhir di Filipina, Desember yang lalu -- sebuah kudeta yang dianggap paling serius selama pemerintahan Presiden Cory Aquino. Hanya diperlukan 15 orang "Rambo" -- demikian pers Filipina menyebut para pembebas yang, konon, dipimpin oleh Kolonel Gregorio "Gringo" Honasan -- dan waktu beberapa menit untuk membawa kabur Bibit. Maklumlah, para tentara penjaga dan sipir sudah dibuat teler lebih dahulu dalam pesta ulang tahun untuk seorang sipir di situ. Tampaknya, operasi pembebasan ini sudah rapi direncanakan jauh sebelumnya. Menurut laporan tim penyelidik pemerintah yang segera menginterogasi staf penjara dan para penghuni sel lainnya, Kolonel Bibitlah yang "mentraktir" pesta minum bir. Mungkin karena ia yang membiayai pesta, sang tahanan kelas berat ini diperkenankan keluar sel untuk ikut pesta. Dan Bibit tak tanggung-tanggung, ia pula yang membayar sejumlah wanita guna pelengkap mabuk-mabukan itu. Kompletlah upaya membuat penjaga lengah. Tembak-menembak memang terjadi, sebentar. Tampaknya, dar-der- dor ini sekadar untuk menggertak polisi yang masih berjaga di kantor di sebelah penjara. Sebab, penjaga yang lain, demikian penyidikan menyimpulkan, sudah benar-benar mabuk, tak mungkin mengadakan perlawanan. Seorang polisi cedera tak berarti. Serangan fajar yang sukses ini sungguh mengejutkan. Soalnya, beberapa jam sebelumnya, Pangab Jenderal Renato De Villa telah memperingatkan akan adanya upaya pihak militer pemberontak untuk membebaskan pelaku kudeta yang sudah dipenjarakan. Tercatat sekitar 2.200 perwira dan serdadu yang terlibat percobaan kudeta Desember tahun lalu kini disekap di berbagai penjara. Senin paginya, 9 April, di Hari Pahlawan, Presiden Cory berpidato membangkitkan semangat rakyat. Katanya, bangsa Filipina bakal bertahan meski tentara pemberontak berusaha dengan jalan apa pun untuk merebut kekuasaan. "Para serdadu kita yang gagah sudah berhasil menangkis beberapa kali upaya para pengkhianat yang bertopeng reformis, yang mau merebut kekuasaan dengan cara inkonstitusional," kata Cory. Pihak tentara pemberontak tak mau kalah. Rupanya, mereka sudah menyiapkan segala sesuatunya. Lewat selebaran yang dikirimkan ke media massa, mereka menyiarkan keberhasilan membebaskan Kolonel Billy Bibit. Mereka yang menamakan diri Persatuan Perwira Muda (Young Officer Union, YOU), kelompok rahasia yang terlibat dalam kudeta Desember 1989, yang mengaku bertanggung jawab dalam operasi pembebasan Bibit itu. "Bukan untuk provokasi, melainkan sebagai bukti kemampuan kami dan adanya dukungan sipil pada kami," bunyi selebaran itu. Bahwa gerakan pembebasan itu buka main-main, pada hari ketika Cory menyampaikan pidato Hari Pahlawan, juru bicara militer menyatakan seorang lagi pemberontak telah melarikan diri. Kapten Rogelio Seradoy dinyatakan lolos dari tahanannya di Pangkalan Udara Militer Villamor, Manila. Kapten (penerbang yang menjadi pilot helikopter yang membawa Honasan dalam usaha kudeta 1987 ini memang diizinkan menengok keluarganya pada Sabtu pekan lalu. Tapi Seninnya, dua pengawal yang menyertainya kembali tanpa yang dikawal. Bebasnya Kolonel Bibit menjawab soal yang jadi perdebatan selama ini, yakni hal ada-tidaknya yang disebut YOU. Sebagian orang menganggap YOU sekadar isu guna menggertak dan meresahkan Pemerintah Filipina. Yang lain mengatakan, YOU memang benar ada dan sedang merencanakan sesuatu. Menurut yang percaya bahwa YOU memang ada anggota organisasi ini terdiri dari para letnan dan kapten yang beraliran kiri dan tengah. Struktur dan kepemimpinannya tak banyak diketahui. Seorang kapten yang tak disebutkan namanya mengatakan pada wartawan bahwa kelompok ini "tak punya kartu keanggotaan". Kata seorang perwira yang mengaku anggota RAM (gerakan pembaru militer yang dipelopori antara lain oleh Honasan, yang membantu Cory menggulingkan Marcos, tapi kemudian yang juga mencoba mendongkel Cory), "Adalah YOU yang mengatur gerakan militer Desember tahun silam." Walau bekerja sama erat dengan kelompok RAM, konon para perwira muda YOU lebih jauh merencanakan segalanya. Mereka "lebih memikirkan yang akan terjadi sesudah kudeta, bahkan sampai memikirkan mendirikan partai politik. " Setelah kudeta gagal Desember silam yang menelan 100 jiwa, perpecahan dalam militer Filipina memang tampil mencolok. Walau kemudian beberapa pentolan pelaku kudeta ditangkap, dan "dijinakkan", sebagian besar pemimpin tentara pemberontak masih "bebas", termasuk tokoh populer Kolonel "Gringo" Honasan. Selain Bibit, bekas kepala bea cukai, dan Kapten Seradoy, seorang perwira yang terlibat percobaan kudeta 1987 berhasil lolos pula. Pada 25 Februari lalu Kolonel Rodolfo Calzado -- yang divonis 12 tahun kerja paksa atas keterlibatannya dalam kudeta 1987 -- kabur setelah memperoleh izin menjenguk putrinya yang sakit. Kolonel Honasan -- tokoh beken yang gagal mendongkel Cory dalam kudeta 1987 dan, diduga kuat, sejumlah kudeta militer sesudahnya -- Agustus 1987 juga lolos dari penjara kapal AL, berikut 14 pengawal penjaranya. Mudahnya para tawanan berat ini melarikan diri dikecam sebagai bukti lemahnya angkatan bersenjata Filipina yang masih setia pada pemerintah. Kolonel Bibit ditangkap di awal Februari oleh NBI (National Bureau of Investigation) di Metro Manila. Menurut NBI kepada wartawan TEMPO Leila Chudori, kolonel itu terbukti memiliki sejumlah bahan peledak yang seharusnya tak dipunyainya. Ada pula bukti-bukti bahwa ia punya kontak dengan beberapa pemimpin pemberontak. Tapi mengapa dipilih Kolonel Bibit, sementara ada tokoh pemberontak lebih penting yang di penjara, misalnya Brigjen Edgardo Abenina, yang konon menjadi juru bayar buat tentara pemberontak? Bisa jadi ini soal teknis. Di antara empat petugas penjara yang kini diinterogasi -- kepala pengawal, wakilnya, dan dua pengawal Wakil Kepala Pengawal Mayor Manuel Roxas dikabarkan masih punya hubungan famili dengan Honasan. Yang sedikit menjadi hiburan bagi pemerintah, polisi Filipina berhasil menjaring Kapten Christopher Mecias, pilot Honasan yang lain, di tempat persembunyiannya di Manila, beberapa jam setelah Bibit lolos. Jelas sudah kini, YOU memang ada, dan ancamannya bukan cuma gertak. Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus