Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - India, salah satu pembuat obat terbesar di dunia, siap meningkatkan ekspor obat demam ke China yang kewalahan menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Hal ini diungkapkan ketua badan ekspor obat India seperti dilansir Reuters, Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelonggaran aturan ketat COVID-19 China yang tiba-tiba awal bulan ini memicu lonjakan permintaan obat demam dan alat uji virus di daratan. Hal ini menyebabkan toko-toko memberlakukan batasan jumlah yang dapat dibeli pelanggan dan pembuat obat meningkatkan produksi.
"Pertanyaan datang ke pembuat obat yang meminta tambahan kuota ibuprofen dan parasetamol," kata Sahil Munjal, ketua Dewan Promosi Ekspor Farmasi India (Pharmexcil), kepada Reuters. “Ibuprofen dan parasetamol menghadapi kekurangan di China saat ini, permintaannya tinggi.”
Kedutaan China di New Delhi tidak segera menanggapi email yang meminta komentar. Kementerian luar negeri India mengatakan negara itu, salah satu pembuat obat generik terbesar di dunia, siap membantu China.
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung melepas cone di depan mobil jenazah di luar rumah duka, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Beijing, China 17 Desember 2022. REUTERS/Alessandro Diviggiano/File Foto
“Kami mengawasi situasi COVID di China,” kata juru bicara kementerian luar negeri Arindam Bagchi pada jumpa pers reguler. “Kami selalu membantu negara lain sebagai apotek dunia.”
Ekspor farmasi India ke China hanya menyumbang 1,4 persen dari keseluruhan ekspornya pada 2021-2022, menurut laporan tahunan terbaru Pharmexcil. Amerika Serikat tetap menjadi tujuan ekspor obat terbesar di India.
Saham perusahaan farmasi India telah meningkat selama beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran kebangkitan COVID-19.
Baca juga: Jerman Kirim Vaksin Virus Corona ke Cina
REUTERS