Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut penyaluran kembali bantuan ke Gaza sebagai "prioritas utama". Pernyataan itu dia sampaikan dalam kunjungan ke Kota El-Arish di Mesir, titik transit utama untuk pasokan ke wilayah Palestina yang sedang dilanda perang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Situasi saat ini tidak dapat ditoleransi," kata Macron di dekat perbatasan dengan Gaza, Selasa, 8 April 2025, dikutip dari Arab News. Dia menyerukan "dimulainya kembali bantuan kemanusiaan secepat mungkin."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hampir semua dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi berkali-kali akibat pendudukan militer Israel. Serangan Israel itu merupakan respons atas serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Adapun Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret lalu setelah gencatan senjata selama hampir dua bulan.
Sejak 2 Maret 2025, Israel telah memblokir masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut setelah ketidaksepakatan dengan Hamas tentang bagaimana melanjutkan gencatan senjata setelah fase pertamanya berakhir.
Macron turut merespons usulan Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih wilayah Gaza dan membangunnya kembali menjadi apa "Riviera Timur Tengah" dengan menggusur penduduk Palestina. "Itu bukan proyek real estat," ujar Macron.
"Kenyataannya adalah Anda memiliki dua juta orang yang terkurung. Setelah berbulan-bulan pemboman, perang yang mengerikan, puluhan ribu orang telah kehilangan nyawa mereka," tuturnya.
"Anda memiliki puluhan ribu anak yang dimutilasi tanpa keluarga. Inilah yang sedang kita bicarakan ketika kita berbicara tentang Gaza."
Bersama Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, Macron sebelumnya mengunjungi sebuah rumah sakit di kota pelabuhan itu, 50 kilometer sebelah barat Jalur Gaza. Macron juga bertemu dengan para profesional medis dan warga Palestina yang sakit dan terluka yang berhasil dievakuasi dari Gaza.
Sambil membawa buket mawar merah untuk diberikan kepada pasien, presiden Prancis itu mengunjungi beberapa bangsal serta area bermain untuk anak-anak.
Kantor kepresidenan Prancis mengatakan perjalanan itu ditujukan untuk meningkatkan tekanan pada Israel agar "membuka kembali titik-titik penyeberangan untuk pengiriman barang-barang kemanusiaan ke Gaza."
Macron juga mengecam serangan Israel bulan lalu yang menewaskan 15 paramedis dan pekerja bantuan, menurut catatan PBB dan tim penyelamat Palestina.
"Yang terpenting, pekerja kemanusiaan harus dilindungi saat mereka melakukan intervensi, karena mereka bukan pemangku kepentingan (dalam konflik tereebut)," kata Macron.
Dokter unit gawat darurat Mahmud Mohammad Elshaer mengatakan rumah sakit tersebut telah merawat sekitar 1.200 pasien Palestina sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023.
"Ada hari-hari kami dapat menerima 100 pasien, yang lain 50," kata Elshaer. Dia juga menambahkan bahwa banyak yang anggota tubuhnya diamputasi atau mengalami cedera mata atau otak.
Di Kairo, Macron, El-Sisi, dan Raja Yordania Abdullah II menyerukan "segera kembali" ke gencatan senjata.
Ketiga pemimpin tersebut bertemu pada Senin, 7 April untuk membahas perang dan upaya kemanusiaan untuk meringankan penderitaan 2,4 juta penduduk Gaza.
Di samping itu, dalam pernyataan bersama pada Senin lalu kepala beberapa badan PBB mengatakan banyak warga Gaza terjebak, dibom, dan kelaparan. Tak hanya itu, persediaan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan tempat tinggal menumpuk, dan peralatan vital tertahan di luar wilayah yang diblokade.