Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mahathir Pasti Berlalu

Mahathir Mohamad, yang makin keras menyerang Badawi, tak dipecat dari UMNO. Tapi hujan kritik atas pemerintahan Badawi belum berakhir.

6 November 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perdana Menteri Abdullah Badawi genap tiga tahun memerintah Malaysia, November ini. Namun perselisihannya dengan guru sekaligus mantan perdana menteri Mahathir Mohamad tidak juga selesai. Malahan, Dr M menulis surat kritik terbuka kepada Badawi, 27 Oktober lalu. Dalam surat Mahathir yang menempatkan diri sebagai warga negara biasa itu, ia menyatakan Badawi tak men-capai apa-apa yang berarti selama masa pemerintahannya. Bahkan Mahathir menyatakan penyesalannya telah memilih Pak Lah—panggilan Badawi—bukan Wakil Perdana Menteri Najib Razak.

Surat Dr. M ini bisa dikatakan sebagai puncak kritik terbuka Mahathir kepada Badawi sejak serangan pertama pada 12 Juni silam. Ketika itu Mahathir dalam sebuah wawancara menyebutkan ”ada yang salah” dalam pemerintahan Badawi. Menurut dia, korupsi makin sulit dikontrol. Mahathir juga menuduh Badawi telah menjual negaranya.

Banyak yang menduga, serangan gencar Mahathir itu disebabkan oleh keputusan Badawi membatalkan proyek pembangunan jembatan ke Singapura yang sudah dirintis Dr. M. Semenjak itu, Mahathir makin berisik. Dia menilai ini sebagai larangan untuk mengkritik Pak Lah. Menurut dia, Badawi telah membungkam pers, menyadap telepon, dan membatasi penggunaan Internet. Di matanya, tindakan Badawi seperti tidak ada yang benar.

Akhirnya, orang lain pun merasa terganggu dengan kenyinyiran Mahathir yang sudah berlangsung sekitar empat bulan ini. Pekan silam, Majelis Tinggi Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) mulai membicarakan kemungkinan memecat Mahathir dari UMNO dan sebagai penasihat tiga perusahaan pemerintah, yaitu Proton, Petronas, dan otoritaspengembangan Langkawi (Lada).

Memang, dalam pertemuan Majelis, Jumat pekan silam, Mahathir batal dipecat dari UMNO dan sebagai komisaris tiga perusahaan negara. Namun hal itu bukan berarti persoalan di tubuh UMNO dapat diredam begitu saja. Selain karena Mahathir kemungkinan tidak akan berhenti mengkritik meskipun dia kali ini ”dimaafkan”, kinerja Badawi dan UMNO pun sedang dipertanyakan banyak pihak.

Lim Kit Siang, anggota parlemen Partai Aksi Demokratik dari Ipoh Timur, Kuala Lumpur Utara, meminta Badawi memaparkan apa saja kebijakan yang dijalankan pemerintahnya pada 6 November ini—bersamaan dengan tiga tahun masa pemerintahan Pak Lah.

Situs berita independen Malaysia Kini, dalam tajuk pada Rabu pekan silam, menyarankan agar perhatian dan energi Badawi tidak terlalu tersedot pada hujatan Mahathir. Karena itu semua hanyalah permainan politik. Menurut situs yang pernah dibredel semasa Mahathir ini, publik sama sekali tidak tertarik pada pertikaian personal.

”Rakyat kecewa terhadap janji-janji kosong Badawi. Masalah utamanya adalah Badawi tidak mengerjakan sesuatu yang signifikan untuk memenuhi janji-janji pada masa pemilihan umum,” demikian tulis Malaysia Kini. Salah satu janji Badawi yang tidak ditepati adalah mereformasi sistem ekonomi yang memihak bumi putra, yang terbukti melahirkan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Menurut the Economist, ma-salahnya bukan karena Badawi menolak meneruskan kebijakan Mahathir, melainkan karena dia terlalu takut me-nyimpang jauh dari pendahulunya.

Minggu depan, UMNO akan melangsungkan kongres nasional. Mayoritas anggota UMNO dan para menteri Ba-dawi menyatakan tetap mendukung Pak Lah, serta tidak akan menuruti usul Mahathir mengganti Badawi dengan Najib Razak. Tapi sebenarnya yang lebih penting adalah mengevaluasi kebijakan pemerintah Badawi, seperti yang dituntut rakyat dan oposisi selama ini.

Istiqomatul Hayati (Bernama, Utusan Malaysia, Pemuda, The Star)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus