Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus dikenal dengan penampilannya yang sederhana namun penuh makna. Dalam kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Sri Paus selalu tampil dengan jubah putih khasnya dan zucchetto atau penutup kepala berwarna senada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah kunjungan yang bersejarah karena kali pertama bagi Paus menginjakkan kaki di Indonesia setelah 35 tahun lalu, saat lawatan Paus Yohanes Paulus II. Adapun kedatangan Paus Fransiskus ini merupakan bagian dari perjalanan apostolik atau perjalanan kerasulannya di Asia dan Pasifik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain Indonesia, Paus Fransiskus juga akan berkunjung ke Papua Nugini pada 6-9 September 2024, dilanjutkan dengan Timor Leste pada 9-11 September, dan Singapura pada 11-13 September mendatang.
Dalam kesehariannya, Paus Fransiskus selalu tampil dengan mengenakan busana serba putih. Mulai dari jubah panjang berwarna putih yang bernama cassock, serta mozeta semacam jubah pendek berwarna senada yang menjuntai pada bahu hingga siku Paus Fransiskus.
Mozeta ini menyimbolkan otoritas sebagai Paus karena hanya dapat digunakan oleh para petinggi dalam agama katolik.
Selain itu, Bapa Suci juga selalu memakai penutup kepala khas rohaniwan Gereja Katolik berwarna putih yang bernama zucchetto. Melansir dari Collins Dictionary, warna putih hanya digunakan oleh seorang rohaniwan berpangkat Paus. Sedangkan warna merah untuk kardinal, warna ungu untuk uskup, dan warna hitam untuk lainnya.
Lantas, apa makna baju putih yang selalu dipakai Paus Fransiskus? Berikut rangkuman informasi selengkapnya.
Makna Baju Putih Paus Fransiskus
Melansir dari laman uCatholic, makna baju putih yang dipakai paus pernah diungkapkan oleh William Duranti. Dia adalah Uskup Mende sekaligus salah satu ahli liturgi abad pertengahan yang terkemuka. Melalui bukunya yang berjudul Rationale, William Duranti menafsirkan banyak simbol pada upacara kepausan.
“’Paus Agung selalu muncul mengenakan jubah merah. Namun, di balik jubahnya, ia mengenakan jubah putih: karena putih melambangkan kepolosan dan kasih sayang; warna merah di bagian luar melambangkan belas kasihan… sesungguhnya Paus mewakili pribadi Dia yang demi kita menodai pakaiannya dengan warna merah’ (III, bab XIX),” dikutip Tempo dari uCatholic, Jumat, 6 September 2024.
Warna putih disebutkan sudah ada sejak abad-abad awal gereja. Maknanya sangat jelas, yakni warna putih melambangkan kepolosan dan kasih. Dua hal tersebut merupakan dua sifat Kristus, yang diwakili oleh Paus sebagai wakilnya di Bumi.
Adapun sejarah jubah putih pada Paus dikaitkan dengan Paus St. Pius V (1566-1572). Dia adalah seorang biarawan Dominikan sebelum menjadi Paus, dan kaum Dominikan biasanya mengenakan pakaian serba putih. Oleh karena itu, Pius V hanya ingin mempertahankan jubah putih Dominikannya saat menjabat sebagai Paus.
Meski begitu, penyebutan pertama yang tercatat tentang seorang Paus yang mengenakan pakaian putih sebenarnya terjadi hampir 300 tahun sebelum Paus St. Pius V. Dokumen-dokumen paling awal yang menjelaskan pakaian kepausan berfokus terutama pada jubah merahnya, dengan merah sebagai warna paling menonjol yang dikaitkan dengan kepausan.
Tidak disebutkan tentang jubah putih sampai Paus Gregorius X memerintahkan dokumen yang menguraikan upacara-upacara kepausan, yang dikenal sebagai Ordo XIII, yang disusun pada tahun 1274. Dalam Ordo itu, upacara penobatan paus dijelaskan secara rinci. Setelah memangku jabatan, paus harus mengenakan jubah merah, mozzetta, sepatu, dan jubah putih.
Perancang Busana Andrie Basuki Memuji Penampilan Paus Fransiskus
Desainer fashion Adrie Basuki memuji gaya busana Paus Fransiskus yang dinilai menampilkan kesederhanaan. Sosok pemimpin tertinggi Gereja Katolik asal Argentina itu yang mencerminkan prinsip dasar fashion, yaitu kemampuan untuk menyampaikan pesan pribadi tanpa terpengaruh opini publik.
“Penampilan Paus Fransiskus dalam kesederhanaan sesungguhnya menggambarkan bahwa dalam fashion yang paling penting adalah bisa menggambarkan persona diri tanpa harus terpengaruh opini publik,” kata Adrie, Kamis, 5 September 2024.
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus menunjukkan fashion sejati tidak selalu tentang tren melainkan sesuatu yang menggambarkan kepribadian dan visi hidup. Dalam penampilannya, Sri Paus tidak hanya tampil dengan jubah putih khasnya tetapi juga aksesori yang mencerminkan kesederhanaannya.
Paus sering terlihat mengenakan jam tangan sederhana yang lebih merupakan kebutuhan praktis daripada pernyataan mode. Jam tangan tersebut memiliki desain yang tidak mencolok dan fokus pada fungsi daripada estetika. Dalam penampilan penting menjadikan busana sebagai media untuk mengekspresikan nilai-nilai dan identitas diri secara autentik.
Selain itu, Paus Fransiskus juga sering terlihat mengenakan sepatu hitam yang tidak mencolok. Sepatu ini meski tidak modis secara konvensional, mencerminkan dedikasinya terhadap kehidupan yang sederhana dan prinsip pelayanan.
“Karena fashion adalah bagaimana kita membuat manusia lain juga bisa memahami visi dan misi dalam hidup kita sehingga pada akhirnya kita bisa menjadi individu yang lepas dari istilah korban fashion tetapi sebagai penikmat fashion yang berbudaya,” ungkap Adrie.
Antara dan Yayuk Widiarti, berkontribusi dalam artikel ini.