Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maroko menjadi pasar industri persenjataan Amerika Serikat di Afrika Utara dengan nilai jual US$ 244 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun pada 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan sejumlah media di Maroko sebaimana dilaporkan Middle East Monitor, 96 persen senjata yang dibeli Maroko berasal dari Amerika Serikat pada 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Angka tersebut turun empat persen bila dibandingkan dengan pembelian pada 2015 yang mencapai 100 persen," tulis Middle East Monitor dalam laporannya Jumat, 22 Desember 2017.
Komandan Sektor kedua Sidi Waghal (ketiga kiri), berbicara dengan pasukannya saat berada di pangkalan militer di Tifariti, barat Sahara, 9 September 2016. Front Polisario kembali berupaya untuk memerdekakan Sahara, setelah genjatan senjata pada 1991 dengan Maroko. REUTERS/Zohra Bensemra
Sebanyak tiga persen penghasilan kotor Maroko dibelanjakan untuk pembelian perlengkapan militer dan Angkatan Bersenjata yang jumlahnya 200 ribu personel.
Tahun lalu, Maroko menerima sejumlah tank tempur buatan Amerika Serikat jenis M1A1 Abrams di pelabuhan laut Casablanca sebagai bagian dari jual beli senjata senilai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 13,6 triliun.
"Selanjutnya, Amerika Serikat menyuplai 200 tank Abrams."Sebuah tank M1 Abrams diturunkan dari kapal untuk perisapan Operasi Atlantik NATO di Garkalne, Latvia, 8 Februari 2017. Mesin tank tempur M-1 Abrams menggunakan turbin gas Avco Lycoming AGT-1500 yang mampu memberikan tenaga sebesar 1500 HP. REUTERS/Ints Kalnins
Maroko telah menghabiskan uang sebesar US$ 6,2 miliar atau sekitar Rp 84 triliun untuk pembelian senjata sesuai dengan kesepakatan antara 2011 dan 2015.
Negeri ini juga menjadi pembeli industri senjata terbesar Prancis dan tergolong negara ketiga di dunia Arab yang gemar membelanjakan dananya untuk militer setelah Mesir dan Uni Emirat Arab pada 2016.
"Maroko, negeri di Afrika Utara, itu pembeli senjata Spanyol terbesar kedua dengan nilai jual US$ 48 juta atau sama dengan Rp 650 miliar pada 2015," kata Menteri Perdagangan Spanyol.