RIBUAN pengungsi Kampuchea yang ada di kamp Khao I Dang
berdesak-desakan ingin berdiri paling depan ketika sebuah
Mercedez biru tua memasuki pintu gerbang. "Chaiyo, Samdech Euv!
" seru mereka. Seorang laki-laki berperawakan tegap dan sedikit
pendek turun dari mobil tersebut.
Samdech Euv (bapak yang mulia) adalah panggilan rakyat
Kampuchea ketika Norodom Sihanouk masih menjadi raja. Bersama
Son Sann (KPLNF, Monique dan sekitar 30 orang rombongannya,
Sihanouk tiba (7 Juli) di Aranyaprathet. Sebelum berpidato di
depan pengungsi Kampuchea, Sihanouk pergi ke cethya untuk
bersembahyang. "Dan saya akan memimpin kalian kembali ke
negeri kita tercinta, Kampuchea," seru Sihanouk. Dan sorak
sorai pun bergema di Khao I Dang.
Hujan yang semula mengguyur desa-desa di Aranyaprathet menjadi
reda dan matahari muncul ketika rombongan Sihanouk tiba. Seorang
tua yang tadinya berasal dari kota beras Battambang, Kampuchea,
bergumam: "Ini pertanda baik." Sihanouk kembali ke tanah airnya
setelah 4 tahun dia berada di "tempat pengungsian" di Beijing
atau Pyongyang. Tetapi kali ini ia cuma sampai Desa Phum Thmei
-- dengan menaiki seekor gajah -- yang berada di kaki Pegunungan
Phnom Malai, sekitar 300 km dari Bangkok.
Di desa itulah, Sihanouk dijemput oleh pimpinan Khmer Merah,
Khieu Samphan. Sihanouk (kelompok Moulinaka), Son Sann (KPLNF)
dan Khieu Samphan (Khmer Merah) berhasil membentuk pemerintahan
koalisi Demokrasi Kampuchea. Di hari pertama (9 Juli), Demokrasi
Kampuchea ini sekaligus mengumumkan Sihanouk sebagai Presi: den,
Khieu Samphan sebagai Wakil Presiden yang akan juga mengurusi
masalah luar negeri, dan Son Sann sebagai Perdana Menteri.
Belum lagi rembukan kabinet inti dimulai, pasukan Heng Samrin
yang mendapat dukungan rezim Vietnam melancarkan serangan.
Ketiga pimpinan kelompok tersebut terpaksa pindah ke Desa Chong
Cham, Provinsi Surin, di sebelah selatan Aranyaprathet.
Sejak semula telah disepakati bahwa semua keputusan hendaknya
diambil lewat musyawarah dan mufakat. Di hari ke-3, terbentuk 4
kementerian mengkoordinasikan masalah Keuangan dan Ekonomi,
Pertahanan, Kebudayaan dan Pendidikan, serta Kesehatan dan
Sosial. Dalam tiap kementerian inti tersebut harus terdapat 3
unsur kelompok koalisi.
Ternyata tidak mudah untuk menentukan siapa yang jadi
koordinator dan siapa pula yang membawahkan. Sampai hari ke-4,
perubahan selalu saja terjadi. Misalnya pihak Moulinaka dan
KPLNF menolak tawaran Khmer Merah untuk mendudukkan leng Sary --
tokoh yang dianggap paling berlarah di bawah pemerintahan Pol
Pot -- sebagai Menteri Pertahanan atau Menteri Keuangan. Ketika
di Bangkok, Sihanouk sudah menduga hal ini dan dia berkata:
"Kalau kelompok Kampucbea patriotik mengambil waktu lama, itu
karena kami ingin satu kesatuan yang tangguh."
Tak sampai sepekan setelah terbentuknya koalisi di Kuala Lumpur
itu, tiga Menlu Indocina (Vietnam, Kampuchea dan Laos) selesai
pula berunding di Hoo Chi Minh City. Hasilnya, antara lain,
kemungkinan ditarik mundurnya sebagian pasukan Vietnam di
Kampuchea. Ada dugaan, keputusan tiga Menlu Indocina itu adalah
jawaban terhadap terbentuknya koalisi itu. Tapi Menlu Vietnam
Nguyen Co Thach dalam suatu wawancara wartawan AFP yang berpos
di Hanoi menerangkan, hasil perundingan tiga Menlu Indocina sama
sekali tak ada sangkut-pautnya dengan terbentuknya koalisi itu,
karena "Indocina jelas tak mengakuinya".
Agaknya tawaran yang keluar dari meja perundingan di Hoo Chi
Minh City ada hubungannya dengan hasil pembicaraan Menlu Co
Thach dengan Presiden Prancis Francois Mitterand beberapa waktu
lalu. Selain itu, kesulitan-kesulitan ekonomi yang mengepung
dalam negeri Vietnam nampaknya juga telah mendorong kemungkinan
kompromi tersebut.
Tapi sampai awal minggu ini, belum ada tanda-tanda kapan dan
berapa banyak kiranya penarikan pasukan itu dari Kampuchea.
Jumlah tentara Vietnam di Kampuchea diduga berkisar 150-200 ribu
orang, sedang di Laos sekitar 50.000 pasukan.
Banyak pengamat kini sedang menunggu-nunggu janji Nguyen Co
Thach. Barangkali janji itu akan semakin jelas setelah Menlu
Vietnam yang pandai bicara itu bertemu dengan Menlu Thailand
Siddhi Savetsila di Bangkok dalam waktu dekat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini