Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Masuk desa dengan gajah

Setelah pemerintah koalisi terbentuk, pembagian kursi untuk presiden, wakil presiden dan perdana menteri menjadi masalah. jumlah tentara vietnam di kamboja lebih kurang 200 ribu orang.(ln)

17 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RIBUAN pengungsi Kampuchea yang ada di kamp Khao I Dang berdesak-desakan ingin berdiri paling depan ketika sebuah Mercedez biru tua memasuki pintu gerbang. "Chaiyo, Samdech Euv! " seru mereka. Seorang laki-laki berperawakan tegap dan sedikit pendek turun dari mobil tersebut. Samdech Euv (bapak yang mulia) adalah panggilan rakyat Kampuchea ketika Norodom Sihanouk masih menjadi raja. Bersama Son Sann (KPLNF, Monique dan sekitar 30 orang rombongannya, Sihanouk tiba (7 Juli) di Aranyaprathet. Sebelum berpidato di depan pengungsi Kampuchea, Sihanouk pergi ke cethya untuk bersembahyang. "Dan saya akan memimpin kalian kembali ke negeri kita tercinta, Kampuchea," seru Sihanouk. Dan sorak sorai pun bergema di Khao I Dang. Hujan yang semula mengguyur desa-desa di Aranyaprathet menjadi reda dan matahari muncul ketika rombongan Sihanouk tiba. Seorang tua yang tadinya berasal dari kota beras Battambang, Kampuchea, bergumam: "Ini pertanda baik." Sihanouk kembali ke tanah airnya setelah 4 tahun dia berada di "tempat pengungsian" di Beijing atau Pyongyang. Tetapi kali ini ia cuma sampai Desa Phum Thmei -- dengan menaiki seekor gajah -- yang berada di kaki Pegunungan Phnom Malai, sekitar 300 km dari Bangkok. Di desa itulah, Sihanouk dijemput oleh pimpinan Khmer Merah, Khieu Samphan. Sihanouk (kelompok Moulinaka), Son Sann (KPLNF) dan Khieu Samphan (Khmer Merah) berhasil membentuk pemerintahan koalisi Demokrasi Kampuchea. Di hari pertama (9 Juli), Demokrasi Kampuchea ini sekaligus mengumumkan Sihanouk sebagai Presi: den, Khieu Samphan sebagai Wakil Presiden yang akan juga mengurusi masalah luar negeri, dan Son Sann sebagai Perdana Menteri. Belum lagi rembukan kabinet inti dimulai, pasukan Heng Samrin yang mendapat dukungan rezim Vietnam melancarkan serangan. Ketiga pimpinan kelompok tersebut terpaksa pindah ke Desa Chong Cham, Provinsi Surin, di sebelah selatan Aranyaprathet. Sejak semula telah disepakati bahwa semua keputusan hendaknya diambil lewat musyawarah dan mufakat. Di hari ke-3, terbentuk 4 kementerian mengkoordinasikan masalah Keuangan dan Ekonomi, Pertahanan, Kebudayaan dan Pendidikan, serta Kesehatan dan Sosial. Dalam tiap kementerian inti tersebut harus terdapat 3 unsur kelompok koalisi. Ternyata tidak mudah untuk menentukan siapa yang jadi koordinator dan siapa pula yang membawahkan. Sampai hari ke-4, perubahan selalu saja terjadi. Misalnya pihak Moulinaka dan KPLNF menolak tawaran Khmer Merah untuk mendudukkan leng Sary -- tokoh yang dianggap paling berlarah di bawah pemerintahan Pol Pot -- sebagai Menteri Pertahanan atau Menteri Keuangan. Ketika di Bangkok, Sihanouk sudah menduga hal ini dan dia berkata: "Kalau kelompok Kampucbea patriotik mengambil waktu lama, itu karena kami ingin satu kesatuan yang tangguh." Tak sampai sepekan setelah terbentuknya koalisi di Kuala Lumpur itu, tiga Menlu Indocina (Vietnam, Kampuchea dan Laos) selesai pula berunding di Hoo Chi Minh City. Hasilnya, antara lain, kemungkinan ditarik mundurnya sebagian pasukan Vietnam di Kampuchea. Ada dugaan, keputusan tiga Menlu Indocina itu adalah jawaban terhadap terbentuknya koalisi itu. Tapi Menlu Vietnam Nguyen Co Thach dalam suatu wawancara wartawan AFP yang berpos di Hanoi menerangkan, hasil perundingan tiga Menlu Indocina sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan terbentuknya koalisi itu, karena "Indocina jelas tak mengakuinya". Agaknya tawaran yang keluar dari meja perundingan di Hoo Chi Minh City ada hubungannya dengan hasil pembicaraan Menlu Co Thach dengan Presiden Prancis Francois Mitterand beberapa waktu lalu. Selain itu, kesulitan-kesulitan ekonomi yang mengepung dalam negeri Vietnam nampaknya juga telah mendorong kemungkinan kompromi tersebut. Tapi sampai awal minggu ini, belum ada tanda-tanda kapan dan berapa banyak kiranya penarikan pasukan itu dari Kampuchea. Jumlah tentara Vietnam di Kampuchea diduga berkisar 150-200 ribu orang, sedang di Laos sekitar 50.000 pasukan. Banyak pengamat kini sedang menunggu-nunggu janji Nguyen Co Thach. Barangkali janji itu akan semakin jelas setelah Menlu Vietnam yang pandai bicara itu bertemu dengan Menlu Thailand Siddhi Savetsila di Bangkok dalam waktu dekat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus