RUANG sidang Majelis Rendah Inggris menjadi ramai ketika bekas
Perdana Menteri Edward Heath tampil di mimbar. Dengan suara
berapi-api Heath menyerang rekan separtainya, Margaret Thatcher:
"Hak dan konstitusi mana, anda kok mau mengutik-utik soal
pemerintahan yang lalu?" Ruang sidang jadi gerr dan tiba-tiba
seorang anggota parlemen berdiri dan berteriak "Exocet! Ayo,
exocet dia!" Ny. Thatcher tampak geram. Heath berseru lagi:
"Memalukan! Sungguh suatu tindakan yang memalukan!" Dan teriakan
"exocet, ayo exocet dia" bertambah ramai.
Parlemen Inggris pekan lalu mempertanyakan kebijaksanaan
pemerintahan Thatcher, sehubungan dengan akan dibentuknya sebuah
komisi yang akan menyelidiki masalah Malvinas (Falkland).
Mengapa Argentina menyerang koloni Inggris tersebut 2 April
lalu, bagaimana jalannya perundingan Argentina-lnggris tentang
kepulauan di Atlantik Selatan tersebut, dan sebagainya. Komisi
yang terdiri dari 5 orang (dan dipimpin oleh seorahg ahli
sejarah) tentu akan rreneliti dan menilai kembali kebijaksanaan
pemerintahan-pemerintahan yang telah lalu. Banyak dokumen yang
terpendam akan diungkapkan. Argentina sendiri mulai mengklaim
Malvinas di tahun 1955.
Dan bukan hanya Heath, yang dikalahkan Thatcher dalam pimpinan
Partai Konservatif di tahun 1975 (dan saling tidak bertegur-sapa
sejak itu). Michael Foot, Ketua Partai Buruh, juga menyatakan
ketidak-senangannya mengenai komisi yang akan dibentuk itu. Foot
menganggap PM Thatcher mencoba menghindari pertanggungjawabannya
terhadap peperangan di Atlantik Selatan . Sedangkan PM Thatcher
beranggapan "Kita telah menang, tapi kemenangan Falkland perlu
kita selidiki mulai dari latar belakang masalah."
Peperangan di Malvinas memang telah usai. Tapi tampaknya
kemenangan bagi Inggris di sana juga berarti suatu tragedi. Lima
brigade infantri masih harus berperang terus. Mereka melawan
cuaca, musim dingin. Dan mereka harus membersihkan pulau
tersebut dari banyak ranjau yang ditinggalkan tentara Argentina.
Seorang Gurkha telah tewas ketika mengamankan ranjau di Darwin.
Gubernur Rex Hunt telah kembali ke posnya yang lama, setelah
absen sekitar 80 hari. Selain mendandani kembali kota-kota yang
hancur, Hunt cukup pusing memikirkan akomodasi ribuan tentara,
sementara dalam keadaan cuaca yang ganas, tidur di tenda hampir
semacam bunuh diri.
Di Inggris, semula muncul hal-hal yang positif setelah
kemenangan atas Malvinas, paling tidak bagi Margaret Thatcher
menguntungkan. Menurut sebuah poll kepopulerannya naik mencapai
di atas 50%. Jumlah penonton warta berita televisi BBC naik 16%
dalam April, melebihi jumlah penonton siaran berita ITI stasiun
komersial. Generasi muda yang melamar menjadi marinir dan
Angkatan Laut naik 10%, karena "semangat Falkland" telah
membangkitkan rasa patriotisme dan nasionalisme.
Tetapi ada kenyataan lain yang menghapus gambaran kemenangan.
Masalah pengangguran -- 12,2% dari tenaga kerja -- semakin
mencekam. Sementara itu secara bertahap 2 batalyon parasutis dan
3 batalyon marinir kembali menginjak pantai Inggris dari
Malvinas yang jaraknya 8.000 mil. Mereka yang luka-luka
menghadapi kenyataan brengseknya dinas pelayanan rumahsakit yang
sedang mogok. Dan ada pula pemogokan serikat buruh keretaapi.
Maka tentara yang sehat, juga akan mengalami kesulitan katena
keretaapi -- jaringan komunikasi yang terluas di Inggris --
mogok. NUR (Persatuan Karyawan Keretaapi Nasional) memulai
pemogokannya 28 Juni, suatu hal yang belum pernah dilakukan
begitu serentak sejak 1926. NUR selain menuntut kenaikan gaji
juga mendesak kepada pemerintah agar jadwal kerja dibuat lebih
genah. Pemerintahan Margaret Thatcher selama 3 tahun ini
tampaknya kurang menangani masalah perburuhan, dan mengabaikan
masalah pengangguran.
SEDANGKAN di parlemen, ekor krisis Malvinas masih tetap
berkepanjangan. Belum ada mosi tidak percaya kepada PM
Thatcher, dan memang pemilihan umum masih 18 bulan lagi. Tetapi
terus muncul tuntutan agar Menteri Pertahanan John Nott dicopot
saja. "Kegagalan untuk mencegah serangan Argentina terhadap
Falkland telah menyebabkan kesaLIhan total yang mahal sekali,"
demikian serang John Freser dari Partai Buruh. Tambahnya:
"Karena itu, Nott harus berhenti." Majelis Rendah bukan saja
kecewa karena Nott tidak pasti menyebutkan jumlah anggaran
pertahanan, tetapi juga apa yang diharapkan sebagai "Buku Putih"
laporan Malvinas, tidak muncul. Nott menjanjikan akhir tahun
ini, karena riset tentang hal tersebut belum rampung. Pihak
oposisi menganggap masalahnya sudah kadaluwarsa kalau Buku Putih
baru muncul akhir tahun ini. Sedangkan di halaman koran telah
muncul laporan kejadian peperangan yang sesungguhnya, tanpa kena
sensur lagi.
Meskipun begitu, kabinet Thatcher tetap maju dengan rencananya.
Terutama di bidang persenjataan. Kapal patroli Endurance yang
rusak dalam operasi Georgia Selatan, akan didandani. Kapal induk
Invincible yang semula akan dijual kepada Australia, tidak jadi
dijual kecuali kalau kepepet duit. Anggaran Belanja Pertahanan
yang sejak April 1982 ditetapkan œ14,1 milyar, naik 3% karena
inflasi. Selain itu, Inggris akan membuat peluru yang lebih
ampuh dari pada Exocet. Namanya Sea Eagle, yang mempunyai disain
lebih unik dan bermesin jet turbo. "Pengalaman kita baru-baru
ini di Atlantik Selatan telah memaksa kita membuat peluru yang
lebih ampuh," demikian pidato Nott dalam acara diresmikannya
pembuatan Sea Eagle di British Aerospace Dynamics. Rencana
pertama, Sea Eagle akan melengkapi RAF Buccaneers dan kapal
induk Harriers.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini