"SAYA bukan penasihat dari perusahaan mana pun," kata Margaret
Thatcher di Beijing dalam wawancara pers pekan lalu. "Kalau saya
mau, wah, saya bisa dapat uang banyak." Ny. Thatcher adalah
Perdana Menteri Inggris pertama yang mengadakan kunjungan resmi
ke RRC. Tahun 1977, pernah dia ke Beijing, tapi Ketua Partai
Konservatif.
Walaupun banyak hal kepentingan bersama Inggris-RRC dibicarakan
selama kunjungan Thatcher itu, soal habisnya kontrak Inggris
terhadap Hongkong, di tahun 1997 dianggap paling penting. Sebab
banyak usahawan, yang menginvestasikan modalnya di Hongkong,
menjadi raguiagu. Kembali dari RRC, Thatcher menyediakan
waktunya untuk berbicara dengan para usahawan di Hongkong. Tapi
masih belum terdengar kepastian apakah Hongkong akan tetap
sebagai koloni Inggris, atau kembali kepada RRC sebagai wilayah
kedaulatannya.
Seusai bertemu dengan Thatcher, Perdana Menteri Zhao Ziyang
tidak tegas berbicara. Selain menekankan kedaulatan RRC akan
masa depan Hongkong, dia juga menegaskan RRC "akantetap
memelihara kemakmuran dan kemantapan Hongkong." Orang bisa
menafsirkannya macam-macam. Tapi, menurut kantor berita Xinhua,
kedua pihak setuju membuka perundingan melalui saluran
diplomatik mengenai masa depan Hongkong. Inggris-RRC rupanya
juga sepaham bahwa kemakmuran dan kemantapan Hongkong perlu
dipertahankan. Dan ini bisa mengambil waktu berbulan-bulan
sementara kontrak akan berakhir 15 tahun lagi.
Inggris yang ingin terus mempertahankan status Hongkong paling
tidak berhasil mencari jaminan legal lewat neosiasi baru. "Dan
saya berbicara bukan hanya untuk Inggris," demikian Ny.
Thatcher, "tetapi juga untuk rakyat Hongkong." Sebanyak 5 juta
orang Cina (hanya 2% dari populasi Hongkong yang non-Cina)
memang mengharapkan kesinambungan administrasi Inggris di
Hongkong.
Masalah utama dari Hongkong adalah uang. Pepatah Cina
mengatakan, "kalau anla menawarkan uan keada oran buta,
matanya akan melek." Bagi Inegris, matanya pun melek terhadap
Hongkong, koloninya yang paling makmur.
Sejarah Hongkong banyak menyangkut kekuatan dan kewibawaan
Inggris, setelah kemenangannya dalam Perang Candu di pertengahan
abad ke-19. Kawasan yang kini dikuasai Inggris (1.060 km2
terjadi melalui beberapa uhap. Pulau Hongkong didapatnya lewat
Treaty of Nanking (1842) dan semenanjung Kowloon lewat Konvensi
Pertama Peking (1860). Sedangkan kawasan New Territories, yang
berada di Cina daratan (RRC), didapatnya melalui Konvensi Kedua
Peking (1898) untuk dikontrak selama selama 99 tahun.
Selama ini Hongkong menjadi kawasan bisnis yang semakin menonjol
di Asia Timur. Juga ia jadi pusat alih muatan kapal
(transhipment) baik bagi Cina maupun dunia Barat. Ketika perang
Korea pecah dan PBB mengadakan embargo terhadap barang
"strategis" bagi Cina, Hongkong menjadi pusat perdagangan
industri. Banyak taipan, yang kemudian menjadi multi jutawan,
lahir di Hongkong, tempat pemukiman padat pula bagi orang Cina
yang melarat.
RRC sendiri tampaknya tetap menginginkan status quo bagi
Hongkong, sambil menyelamatkan muka dengan menekankan masalah
kedaulatan RRC: terhadap Hongkong. Kalau investor ragu-ragu
menanamkan modalnya akhirakhir ini, "itu masalah Inggris," ujar
sebuah sumber yang pro-Beijing. Tapi kenyataan pula bahwa ekspor
RRC melalui Hongkong sedikitnya US$ 7 milyar per tahun. Itu
berarti sepertiga dari seluruh penghasilan ekspor RRC. Belum
lagi "ekspor" bahan makanan dan air minum RRC ke Hongkong.
Persoalan lainnya ialah masalah imig,rasi. Tahun 1979 dan 1980,
lebih dari 80.000 penduduk RRC bermigrasi ke Hongkong. Tahun
lalu, ada sekitar 10.000 orang RRC yang tertangkap dan
dipulangkan. Paling tidak ada sekitar 150 orang setiap harinya
mencoba menyeberang ke Hongkong.
Jadi Hongkong diperlukan oleh kedua pihak. Tanpa Hongkong, RRC
akan mendapat kesulitan ekonomi. Dan tanpa RRC, Hongkong pun
mungkin akan kelaparan. Tapi semakin dekat ke tahun 1997, laju
pertumbuhannya cenderung wait and see. Setiap komentar dari
Beijing mengenai masalah Hongkong bisa menjadikan naik turunnya
bursa saham Hongkong. Misalnya komentar PM Zhao minggu
lalu--karena tidak menyatakan kepastian akan masa depan
Hongkong-telah menurunkan 25.73 titik menjadi 1.096,12 dari
indeks bursa Hang Seng.
Buat sementara, seperti ditulis koran South China Morning Post
di Hongkong, "kabut akan mengambang di aus tahun 1997 dan kita
harus puas dalam ketidaktahuan kita dan ketidakpastian bahwa
semua ini untuk kebaikan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini