BERIKUT adalah yang terjadi pada Ahad, 18 Agustus, di rumah peristirahatan Gorbachev di Crimea, pantai Laut Hitam, seperti yang dituturkan Gorby sendiri pada wartawan, Kamis pekan lalu. Yang menarik, ia tidak secara spesifik menyebut nama para anggota komplotan yang menemuinya. Ahad itu, sekitar pukul 4.50 petang, kepala pengawal memberi tahu saya ada beberapa orang yang ingin menghadap. Saya katakan, saya tak menunggu kedatangan siapa pun dan tak diberi tahu rencana kedatangan seseorang. Siapa mereka dan mengapa mereka ada di sini? Kepala pengawal menjawab, ia tak tahu siapa mereka dan mengapa diizinkan masuk. Tikhanov, Kepala Administrasi KGB, ternyata bersama mereka. Kalau saja Tikhanov tak menyertai mereka, para pengawal pasti tak akan membolehkan masuk. Saya belum mau menemui mereka, dan mencoba mencari keterangan. Saya coba satu pesawat telepon, tapi ternyata tak berfungsi. Saya coba menggunakan pesawat telepon berikutnya, ketiga, dan keempat. Lalu saya coba telepon lokal. Semuanya mati. Saya mulai mengendus adanya ketakberesan. Saya kemudian memanggil semua anggota keluarga, mulai dari Raisa, anakku Irena, dan menantuku. Saya katakan pada mereka, apabila yang terburuk terjadi padaku, saya akan tetap mempertahankan tujuan perjuangan saya dan tak akan menyerah di bawah tekanan atau pemerasan siapa pun. Seluruh keluarga mendukung sikap yang akan saya ambil. Kemudian saya memanggil mereka yang datang itu, yang ternyata telah mempersiapkan segalanya. Mereka tetap sopan, walaupun menyerahkan sebuah ultimatum. Tapi, sebelum memberi jawaban kepada mereka, saya menanyakan siapa yang mengutus mereka. Jawabannya, mereka dikirim oleh sebuah komite. Lalu saya tanyakan komite macam apa, dan siapa yang membentuknya, karena saya tak memerintahkan pembentukan komite tersebut. Saya katakan juga pada mereka, Dewan Soviet Tertinggi juga tak membentuknya. Kemudian mereka menjawab, komite dibentuk lantaran adanya keadaan bahaya. Seluruh jajaran militer, kata mereka, telah bersatu-padu, dan karenanya Presiden perlu mengeluarkan dekrit mengesahkan pembentukan komite negara dalam keadaan bahaya. Atau, saya menyerahkan segala hal kepada Wakil Presiden. Kemudian saya katakan, seluruh negeri akan menentang mereka. Karena apa yang mereka perbuat akan merusakkan masyarakat. Saya berusaha meyakinkan mereka, tapi saya seolah-olah mengadakan percakapan dengan orang tuli. Semua argumentasi saya ditolak. Akhirnya, diskusi buntu dan dengan segala cara saya katakan pada mereka bahwa saya tak mau berunding lagi. Mereka akhirnya pergi. Pasukan pengawal yang terdiri dari 32 orang mengatakan, mereka akan tetap mendampingi kami, sampai orang terakhir. Mereka kemudian membagi tugas. Kami sekeluarga dipisah-pisahkan dan masing-masing dijaga ketat. Saya yakin, saya telah mengambil sikap yang benar dan mulailah keadaan terisolasi selama 2 jam. Segala alat untuk berhubungan dengan dunia luar ditutup. Tapi kami menemukan sebuah radio tua, dan kami berhasil membuat antena. Dari siaran radio Amerika VOA dan radio Inggris BBC, serta Radio Liberty berbahasa Rusia dari Jerman, kami paham apa yang terjadi. Saya juga mengetahui peranan yang dimainkan oleh presiden dan parlemen Rusia. Para pengawal saya yakin, kami akan diserang. Saya yakin, angkatan laut tak terlibat, dan ternyata tak ada militer yang mendukung para pemberontak itu. Akhirnya, saya berhasil menghubungi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Mikhail Moyseyev, dan memerintahkan kepadanya agar seluruh jajaran tentara kembali ke tangsi masing-masing. Moyseyev kemudian mengirim pesawat untuk membawa saya kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini