Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengenakan sanksi besar kepada Rusia dan kali ini menyasar 24 orang Rusia, termasuk penasehat Presiden Vladimir Putin dan menantunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sanksi ini juga mengenai 12 perusahaan dan sebuah perusahaan bidang senjata. Sanksi ini mengatur pembekuan aset dan pelarangan kerja sama warga AS dengan mereka yang termasuk dalam daftar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Sedang Perang Diplomatik, Trump Undang Putin ke Gedung Putih
Media Reuters melansir ini sebagai salah satu langkah paling agresif dari Washington untuk menghukum Moskow terkait campur tangan ilegal dalam pemilu Presiden AS dan aktivitas beriktikad buruk lainnya.
Presiden Donald Trump, berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat berjalan menuju sesi foto dalam acara KTT APEC di Danang, Vietnam, 11 November 2017. REUTERS/Jorge Silva
Menurut seorang sumber anonim pejabat AS yang dikutip media Politico, “Kita ingin hubungan lebih baik dengan Rusia. Itu hanya bisa terjadi ketika Rusia menghentikan perilaku agresifnya.” Pejabat ini menambahkan tindakan ada konsekuensinya. “Pintu untuk dialog terbuka,” kata dia.
Baca: Alasan Trump Akur dengan Putin: Perdamaian Dunia
Langkah Washington ini semakin membuat hubungan AS dan Rusia menegang menyusul perang diplomatik pengusiran masing-masing 60 diplomat sepekan terakhir. Pengusiran diplomat ini terkait aksi penyerangan dengan racun terhadap bekas agen ganda Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya Yulia pada awal Maret 2018. Saling usir diplomat ini mengingatkan publik pada era Perang Dingin antara Uni Sovyet dan negara Barat.
Pada Januari 2018, Washington lewat Kementerian Keuangan juga melansir daftar sekitar 100 orang kaya Rusia, yang dianggap sebagai lingkaran satu Putin. Daftar ini, seperti dilansir Buzzfeed, diambil dari data media Forbes, yang rutin menampilkan daftar orang terkaya dari berbagai negara.
Beberapa tokoh yang masuk dalam daftar sanksi terbaru ini seperti konglomerat aluminium Oleg Deripaska, yang terkait dengan bekas manajer kampanye Trump yaitu Paul Manafort. Penasehat khusus Robert S. Mueller dari Kementerian Kehakiman AS sedang mendakwa Manafort terkait tindak kriminal pencucian uang dan hubungannya dengan Deripaska.
Presiden Donald Trump bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. REUTERS
Lalu ada anggota parlemen Suleiman Kerimov, yang keluarganya mengontrol perusahaan emas terbesar Rusia, Polyus dan dekat dengan Putin. Juga ada Kirill Shamalov, yang menikahi putri Putin pada 2013. Nama lainnya Viktor Vekselberg, yang bahkan pernah menghadiri upacara pelantikan Trump sebagai Presiden pada Januari 2017.
Sanksi ini merupakan implementasi dari undang-undang bipartisan yang diloloskan Partai Republik dan Demokrat pada tahun lalu terkait intervensi Rusia dalam pemilu Presiden 2018. Trump sempat menunda implementasi ini yang membuat legislator AS meradang.
Senator Robert Menendez dari New Jersey, yang merupakan tokoh Komisi Hubungan Luar Negeri Partai Demokrat meminta Trump untuk membuat strategi komprehensi terhadap Rusia. “Nyaris 15 bulan pemerintahan ini berjalan, rakyat AS dan sekutu kita masih mempertanyakan apakah Presiden bersedia membela demokrasi dan keamanan nasional kita,” kata Menendez.
Sedangkan Senator Marco Rubio dari Partai Republik memuji langkah Trump ini. “Sanksi-sanksi baru ini mengirim sinyal jelas ke Vladimir Putin bahwa pendudukan ilegal Ukraina dan mendukung kejahatan perang rezim Bashar al Assad, upaya meremehkan demokrasi Barat serta serangan siber akan menghasilkan konsekuensi serius bagi dia dan pendukungnya,” kata Rubio.