FUKUDA bukan cuma sibuk dengan urusan dengan negara industri dan
Asia Tenggara. Berita terakhir dari Jepang menyebutkan bakal
berlangsungnya pemilihan anggota Majelis Tinggi Jepang Juli
mendatang. Ini suatu pekerjaan rumah yang tidak kurang berat
bagi Fukuda dan partai yang dipimpinnya. Sebelum Partai Demokrat
Liberal yang memerintah sqak tahun 1954 - mengumumkan
rencananya, kecuali partai Komunis, sejumlah partai oposisi
sudah lebih dahulu bertekad bersatu melawan partai yang berkuasa
itu.
Secara bersama maupun tersendiri-sendiri, partai-partai oposisi
itu berbicara mengenai skandal Lockheed, laju inflasi (9,7%)
serta rencana-rencana pengembangan pasukan bela diri Jepang
(Jieitai) oleh pemerintah sekarang. Hal yang disebutkan oleh
partai-partai oposisi itu diperkirakan memang bakal menjadi
sebab merosotnya pamor Partai Demokrat Liberal itu.
Dan partai oposisi sudah berkoar. Koran terkemuka Jepang, Asahi
Shimbun, beberapa hari yang lalu, menulis bahwa dari Hiroshima
Tomomi Narita ketua Partai Sosialis Jepang, telah memperingatkan
Perdana Menteri Fukuda agar siap memberikan kursi Perdana
Menteri kepada salah seorang dari pihak oposisi jika saja ia
dikalahkan dalam pemilu mendatang. ara pengamat politik di Tokyo
menilai pernyataan Narita itu sebagai hal yang terlalu pagi.
Selain Partai Komunis belum menjadi bagian integral dalam
kelompok oposisi, perbedaan pendapat dalam kalangan partai itu
sendiri nampaknya belum menjamin adanya kesatuan pendapat dalam
setiap isyu di hari mendatang. Ketika dalam sidang parlemen di
tahun 1973 dibicarakan soal rencana penghapusan perjanjian
keamanan Jepang - Amerika Serikat oposisi tidak berhasil
mencapai tujuan mereka hanya lantaran sebuah partai oposisi,
Sosialis Demokrat, tidak ikut bergabung.
Kendati demikian, peringatan Narita itu tidak pula lantas boleh
dianggap sepi oleh Fukuda. Kemunduran yang dialami oleh Partai
Demokrat Liberal tahun-tahun terakhir ini (lihat grafik) bukan
tidak mungkin akan makin menjadijadi pada pemilu mendatang.
Selain oleh adanya skandal, laju inflasi serta isyu pasukan
keamanan, perpecahan dalam tubuh partai itu sendiri bisa menjadi
sebab kemunduran.
Tapi ini semua memang baru usaha menduga apa yang bakal terjadi.
Kepastian tentu baru bisa diketahui setelah penghitungan suara
selesai dilakukan pada bulan Juli mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini