Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konferensi tingkat tinggi antar-Korea pekan depan akan menguji apakah Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dapat menjalankan perannya sebagai mediator dan menyelamatkan pembicaraan nuklir yang macet antara Pyongyang dan Washington.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Moon akan menyeberangi perbatasan ke Utara untuk pertemuan ketiganya dengan Kim Jong-un pada Selasa mendatang, di tengah skeptisisme mengenai apakah pemimpin Korea Utara serius tentang denuklirisasi. Langkah ini merupakan janji Kim dalam pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump pekan lalu meminta Moon bertindak sebagai "juru runding utama" antara Washington dan Pyongyang, menurut juru bicara Moon, setelah Trump membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Pyongyang pada bulan lalu.
Moon akan membahas cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan Kim. Pejabat Korea Selatan menyatakan kedua pemimpin berusaha merancang proposal yang menggabungkan kerangka konkret denuklirisasi Korea Utara dan deklarasi bersama mengakhiri Perang Korea 1950-53.
Dua sumber kepada Reuters mengatakan skema Korea Selatan yang akan meminta Pyongyang berjanji untuk mengungkapkan atau menyatakan fasilitas nuklir dan misilnya, diikuti dengan deklarasi akhir perang bersama.
Korea Utara kemudian akan memberikan daftar sebenarnya dari sejumlah situs untuk diverifikasi dan pelucutan akhir oleh para inspektur internasional.
Pyongyang dan Washington sebelumnya telah berselisih mengenai mana yang harus didahulukan, denuklirisasi Korea Utara atau pernyataan berakhirnya perang secara resmi. "Salah satu peran yang harus kami mainkan adalah menemukan titik temu dan mempercepat dialog untuk proses denuklirisasi," kata Moon pada Kamis lalu.
Frank Aum, ahli senior Korea di Institut Perdamaian Amerika Serikat di Washington, mengatakan Moon perlu menekan Korea Utara untuk melakukan langkah yang lebih pasti, seperti pembekuan produksi nuklir dan produksi rudal, karena Pyongyang tampaknya masih memproduksi senjata nuklir.
Menetapkan tanggal target yang spesifik untuk setiap tindakan juga akan menjadi kunci, seperti yang disarankan Shin Beom-chul, seorang peneliti di Asan Institute for Policy Studies di Seoul.
Dia mengatakan, sebagai contoh, Korea Utara bisa menjanjikan untuk menyerahkan daftar fasilitas pada November sebagai imbalan untuk mengakhiri deklarasi perang pada Desember, dan mengatur putaran inspeksi pertama pada awal tahun depan. REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo