Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdana Menteri baru itudua hari sebelumnya ia terpilih menjadi Presiden Partai Demokratik Liberal (LDP)memang layak mendapat aplaus. Kemenangannya telah membubuhkan catatan baru dalam sejarah politik modern Jepang. Ia menjebolkan benteng konservatisme politik LDP. Bukan rahasia lagi bahwa jabatan ketua partai itu ataupun Perdana Menteri Jepang didominasi oleh para politisi senior LDP dari kubu konservatif selama setengah abad lebih.
Dukungan untuk Koizumi menunjukkan bahwa kepercayaan publikdan parlemenkepada golongan tua LDP telah luntur. "Saya kira kemenangan ini bisa disebut sebuah revolusi yang penuh kedamaian," kata Koizumi. Lama berkecimpung dalam politik, ia dikenal sebagai politisi nonkonvensional. "Mengubah LDP, mengubah Jepang" adalah tema kampanyenya. Toh, ia sendiri kaget oleh kesuksesannya. "Untuk Jepang dan LDP, ini sebuah revolusi," katanya.
Sukses itu otomatis menghadapkan Koizumi pada pekerjaan rumah terbesar: memulihkan perekonomian Jepang. Sejumlah kalangan meragukan kemampuannya, kendati dalam platform kebijakannya, Koizumi berupaya menerapkan langkah-langkah "fleksibel dan drastis" untuk mereformasi LDP dan ekonomi Jepang. Untuk mengatasi utang Jepang yang menggunung, misalnya, menurut Koizumi, pemerintah harus membatasi penerbitan obligasi.
Di luar soal ekonomi, Koizumi juga menghadapi soal pelik lainnya: memelihara harmoni di dalam koalisi LDP. Terutama, menjelang pemilihan parlemen Juli mendatang. "Jika kesepakatan gagal dicapai, kami akan bersekutu dengan partai lain di luar kabinet," Ketua New Komeitosalah satu koalisi LDPTetsuzo Fuyushiba, mengancam. Penyusunan kabinet, khususnya yang menyangkut pos-pos penting, akan menjadi ujian pertama bagi Koizumi. Ia bersikeras tidak membiarkan siapa pun mendiktenyadengan alasan dinamika faksional ataupun senioritasuntuk menentukan anggota kabinet.
Hasilnya? Taku Yamasakipemimpin sebuah faksi kecil LDPmenjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokratik Liberal. Yamasaki adalah salah satu koleganya dari barisan reformis. Nama lain adalah Makiko Tanaka. Pendukung Koizumi yang paling populer ini menduduki pos Menteri Luar Negeri. Putri bekas perdana menteri Tanaka ini menjadi perempuan pertama dalam kabinet Jepang. Nobuteru Ishiharajuga seorang reformis LDPdipasang Koizumi sebagai Menteri Urusan Administrasi Reformasi. Toh, sang Perdana Menteri tampaknya tidak mencoret begitu saja kaum tua-tua dari kursi kabinet. Koizumi menunjuk Muasajuro Shiokawa, 79 tahun, menjadi Menteri Keuangan. Keputusan ini cukup mengejutkan publik Jepang.
Bahkan, sejumlah kalangan curiga Koizumi kesulitan mengisi kabinetnya dengan para kolega reformisnya sehingga posisi penting itu harus dilempar ke sosok tua yang tak begitu populer. Penunjukan Shiokawa mendatangkan rasa kecewa di kalangan investor. Mereka memang berharap pos itu diisi oleh darah muda yang bisa segera menyehatkan kembali ekonomi Jepang.
Pesta kemenangan akan segera berlalu. Dan Koizumikendati masih bujanganharus segera belajar "menata rumah tangga". Beberapa batu ujian tengah menantinya (lihat: Batu Ujian Koizumi). Dan pemilu nasional Juli mendatang akan menunjukkan apakah rakyat Jepang menganggap sang Perdana Menteri cukup mahir melakukan pekerjaan rumahnya.
Raihul Fadjri (Reuters, AP)
Batu Ujian Koizumi |
Utang luar negeri: US$ 270,2 miliar (setara Rp 2700,2 triliun pada kurs Rp 10 ribu per dolar AS). |
Prediksi pertumbuhan ekonomi: 0,6 % pada 2001 (turun dari 1,6 % pada prediksi Oktober 2000). |
Tingkat pengangguran: 30 ribu orang pada awal tahun 2000 menjadi 3,2 juta pada akhir 2000. |
Sumber: Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo