Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Pasrahkan Kerusuhan kepada Tuhan

Responden jajak pendapat TEMPO belum punya langkah mengantisipasi rusuh massa seiring dengan bakal jatuhnya memorandum kedua pada Presiden Abdurrahman Wahid.

6 Mei 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMANDANGAN seram itu tampaknya terjadi pekan ini: ribuan orang mengepung Gedung MPR/DPR, Senayan, sembari menggotong spanduk, poster, dan umbul-umbul. Ikat kepala putih betuliskan ”Pendukung Gus Dur” menempel erat di kepala mereka. Pasukan kebal dan bertenaga dalam itu menerobos Gedung MPR/DPR dengan satu tujuan: mencegah DPR menjatuhkan memorandum kedua—vonis yang akan mengirim Presiden Abdurrahman Wahid ke Sidang Istimewa MPR.

Di pihak lain, kelompok anti-Abdurrahman tak tinggal diam. Ikhwanul Muslimin Indonesia, organisasi massa penentang Presiden, mengaku sudah menyiapkan 157 ribu orang untuk menghadang pendukung Abdurrahman. Kelompok lain, seperti perhimpunan warga Betawi, juga mengaku sudah bersiap-siap mencegah pasukan yang akan ”mengacau” Ibu Kota.

Meski persiapan pertempuran kedua kelompok sudah begitu serius, warga Jakarta, seperti tergambar dalam jajak pendapat TEMPO pekan ini, mengaku belum mengambil tindakan apa-apa untuk mengantisipasi keadaan. Hanya sebagian kecil yang mengaku menimbun persediaan makanan lebih banyak dari biasanya. Juga menambah perangkat pengamanan rumah atau bersiap-siap mengungsi jika pertempuran benar-benar terjadi.

Rasa percaya diri warga Jakarta menghadapi kondisi kacau memang menarik. Sebagian responden mengaku terteror melihat persiapan ”perang” kedua kelompok di atas. Tapi tidak semuanya percaya pertumpahan darah benar-benar akan terjadi.

Mereka yang tak percaya menilai, kalaupun api perang benar-benar memercik, aparat keamanan akan sigap menyemprotkan air pemadam. Yang lainnya beranggapan, persiapan tempur kedua pihak lebih merupakan strategi perang urat saraf antara Presiden dan lawan politiknya ketimbang rencana pertempuran yang sungguh-sungguh.

Baik kelompok Abdurrahman maupun politisi penentangnya, tampaknya, memang harus ekstra-hati-hati dengan strategi pengerahan massa ini. Jika mereka tak cermat, rusuh massa yang dimulai oleh salah satu kelompok akan dengan mudah dipakai oleh kelompok lain untuk memukul balik. Anarkisme massa, bagaimanapun, merupakan tindakan kriminal yang bisa mendudukkan aktor penggeraknya di kursi pesakitan.

Kelompok yang percaya pertumpahan darah akan terjadi menilai rusuh tak bakal terhindarkan karena akar pertikaian Abdurrahman dan penentangnya sudah mustahil didialogkan lagi. Para penentang Presiden menilai Abdurrahman bersalah karena menjalankan pemerintahan dengan sembrono, melakukan korupsi dan nepotisme, serta tak mengindahkan peringatan DPR melalui memorandum pertama.

Sebaliknya, Abdurrahman menilai politisi DPR hanya mencari-cari jalan untuk menjatuhkan dirinya sebelum periode kekuasaannya berakhir. Lalu, karena kedua kekuatan punya basis massa yang besar, pertentangan ini merembet ke level akar rumput. Persiapan perang yang dilakukan kedua belah pihak juga dijadikan alasan oleh responden untuk mempercayai bakal datangnya rusuh massa tersebut.

Lalu, jika separuh responden percaya bahwa kekacauan itu akan meletus, mengapa sebagian besar dari mereka belum juga mengambil langkah pengamanan? ”Saya pasrah saja,” ujar Siti Sunaryo, seorang ibu yang tinggal di kawasan Jakarta Barat. Ia mengaku sudah letih dengan semua isu kerusuhan itu. Jawaban Siti boleh jadi mencerminkan sikap fatalistis. Tapi itulah faktanya. Kerusuhan yang terus-menerus terjadi di Jakarta dan berbagai tempat di Indonesia, ditambah dengan ekonomi yang belum juga sembuh dari krisis, menjadikan masyarakat tak punya banyak pilihan. Prinsipnya kira-kira begini: pikirkan saja hari ini, esok kita serahkan kepada Tuhan.

Getir rasanya tatkala kita tiba-tiba menemukan sebuah masyarakat yang imun terhadap berbagai ancaman fisik—termasuk isu kerusuhan.

Arif Zulkifli


Tahukah Anda ada pasukan berani mati yang akan membela Abdurrahman Wahid pada saat pengumuman memorandum kedua?
Tahu 92,9%
Tidak tahu 7,1%
Apa kesan Anda terhadap pasukan itu?
Menakutkan 70,1%
Tidak menakutkan 29,9%
 
Percayakah Anda bahwa akan terjadi bentrok antara pendukung dan penentang Presiden pada saat pengumuman memorandum kedua?
Percaya 56,3%
Tidak percaya 43,7%
 
Bila Anda percaya, apa alasannya?*
Kedua kekuatan telah mempersiapkan diri 64,4%
Kedua kekuatan tidak bisa didamaikan lagi 38,4%
Aparat keamanan tidak mampu mengatasi keadaan 30,3%
Karena ada provokator 3,5%
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban
 
Bila Anda tidak percaya, apa alasannya?*
Aparat keamanan pasti mampu mengatasi keadaan 71,4%
Pasukan anti dan pro-Presiden hanya melancarkan perang urat saraf 37,7%
Karena pertikaian Presiden dan DPR masih bisa didamaikan 19,1%
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban
 
Apa persiapan Anda menghadapi bentrok antara pendukung dan penentang Presiden?*
Tidak melakukan apa-apa 80,8%
Membeli bahan makanan lebih banyak dari biasanya 10,3%
Menambah perangkat pengamanan rumah 10,3%
Mengungsi ke luar kota/ke rumah famili 4,0%
Mengadakan siskamling 3,2%
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban
 

Metodologi jajak pendapat :

  • Penelitian ini dilakukan oleh Majalah TEMPO, bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 504 responden di lima wilayah DKI, pada 20-24 April 2001. Dengan jumlah responden tersebut, tingkat kesalahan penarikan sampel (sampling error) 5 persen. Penarikan sampel dilakukan dengan metode acak bertingkat (multi-stages random sampling) dengan unit analisis kelurahan, rukun tetangga dan kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan melalui telepon.

    MONITOR juga ditayangkan dalam SEPUTAR INDONESIA setiap hari Minggu pukul 18.30 WIB

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus