Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Hadiah untuk Sang Jurnalis

Komite Nobel memberikan Hadiah Nobel Perdamaian kepada Maria Ressa dan Dmitry Muratov. Wakil para jurnalis yang kritis terhadap kekuasaan.

16 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Pengumuman penerima Nobel Perdamaian yang diterima Maria Ressa dan Dmitry Muratov, di Oslo, Norwegia, 8 Oktober 2021.    NTB/Heiko Junge via REUTERS
Perbesar
Pengumuman penerima Nobel Perdamaian yang diterima Maria Ressa dan Dmitry Muratov, di Oslo, Norwegia, 8 Oktober 2021. NTB/Heiko Junge via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Hadiah Nobel Perdamaian 2021 diberikan kepada Maria Ressa dan Dmitry Muratov.

  • Keduanya memimpin media yang kritis terhadap kekuasaan.

  • Kebebasan berekspresi sekarang berhadapan dengan algoritma media sosial.

DISKUSI virtual "Press in Distress: Will Independent Journalism Survive in South East Asia" pada Jumat, 8 Oktober lalu, itu membahas berbagai tekanan yang dihadapi media massa di Asia Tenggara saat ini. Acara yang digelar sejumlah organisasi, seperti Freedom Film Fest dan Centre for Independent Journalism, itu juga menampilkan trailer A Thousand Cuts, film dokumenter PBS mengenai "perang" antara Maria Ressa bersama Rappler dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus