Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Mengenal Marco Rubio, Trump Memilih Dia untuk menjadi Menteri Luar Negeri

Marco Rubio, senator dari Partai Republik asal Florida, dipilih oleh Trump untuk menjabat sebagai Menteri Luar Negeri

15 November 2024 | 21.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada Rabu, 13 November 2024, mengumumkan bahwa Marco Rubio, senator dari Partai Republik asal Florida, akan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam masa kepresidenan keduanya, dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk mengumumkan bahwa Senator Marco Rubio dari Florida dengan ini dinominasikan untuk menjadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat," kata Trump.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siapa Marco Rubio?

Marco Rubio, senator dari Partai Republik asal Florida, dikenal sebagai tokoh politik yang berpengaruh di Amerika Serikat. Ia sudah dua dekade lebih berkarier di pemerintahan.

Marco Rubio lahir di Miami, Florida, pada 28 Mei 1971. Ia anak dari imigran Kuba yang meninggalkan negaranya di tengah pergolakan politik pada 1956. Orang tuanya pindah ke Amerika Serikat. Rubio menunjukkan minat kuat di dunia politik sejak muda. Setelah menempuh pendidikan di Universitas Florida, ia melanjutkan studinya di bidang hukum di Universitas Miami. Pendidikan hukum inilah yang memberinya dasar kuat untuk berkarier di pemerintahan, dikutip dari Britannica.

Setelah lulus, Rubio memulai kariernya sebagai anggota Komisi Kota Miami Barat dan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Florida pada 1999. Ia terus memperluas perannya dalam legislatif hingga mencapai posisi sebagai Ketua DPR Florida pada 2006. Dalam perannya tersebut, ia dikenal karena sikap tegasnya dan usahanya dalam mendukung nilai-nilai konservatif serta kebijakan yang pro-bisnis. Tahun-tahun tersebut membentuk citranya sebagai politisi Republik yang ambisius.

Pada 2010, Rubio, terpilih sebagai senator Amerika untuk Florida, mengalahkan kandidat kuat dari Partai Republik yang kemudian maju sebagai independen, Charlie Crist. Selama masa jabatannya di Senat, Rubio, mengusung pandangan konservatif dan mengambil posisi yang sejalan dengan gerakan Tea Party. Dia kerap menyuarakan sikap menentang terhadap kebijakan-kebijakan yang didukung Partai Demokrat. 

Pada 2016, Marco Rubio, mencalonkan diri sebagai presiden dengan mengusung program yang berfokus pengurangan anggaran, reformasi pajak, pencabutan PPACA, dan peningkatan keamanan perbatasan. Namun, dalam pemilihan pendahuluan, ia menghadapi persaingan sengit dengan Donald Trump, yang kerap merendahkan dan mengejek Rubio sebagai Little Marco. Kampanye Rubio terhenti setelah kalah dalam pemilihan pendahuluan di Florida. Meskipun gagal dalam pencalonan presiden, ia tetap kembali mencalonkan diri dan memenangkan kursi senat untuk masa jabatan kedua.

Setelah Trump memenangkan pemilu 2016, Rubio, menyesuaikan pandangannya dan mendukung agenda populisme konservatif yang diusung oleh Trump. Ia menjadi sekutu Trump di Senat, mendukung beberapa kebijakan luar negeri dan keamanan nasional yang kontroversial. 

ANTARA I BRITANNICA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus