"YANG Mulia Perdana Menteri. Apakah Anda membenci saya?" tanya Jeyaretnam kepada Lee Kuan Yew yang berdiri memberikan kesaksiannya, pada persidangan Jumat pekan lalu. Sahut Lee, " . . . kalau saya menjabarkan perkara kebencian dalam skala satu hingga sepuluh, maka Hitler akan saya taruh paling atas -- saya paling tak suka terhadap teroris, penjahat maupun manusia berhati iblis. Adapun Anda (menatap ke tempat duduk JBJ) cuma berada di skala dua atau tiga .... Pada tingkat tersebut itu mungkin lebih tepat dikatakan rasa tak suka (distaste)." Bukan sekali itu saja PM Lee harus berhadapan langsung dengan oposan kelahiran Sri Lanka tersebut. Lee pernah menjuluki JBJ sebagai "anjing kurap". Namun, sidang pekan lalu agaknya dianggap kesempatan baik bagi Lee untuk mempertunjukkan kebolehannya beradu argumentasi, sekaligus memperlihatkan bagaimana sebaiknya "menggilas" oposan. Terutama bagi generasi penerus yang dipersiapkan untuk menegakkan panji-panji PAP. Karena itu, ia sengaja tak menghadiri pemakaman Sultan Brunei, Sir Muda Omar Ali Syaifudin orang yang selalu disebutnya sebagai "sahabat karib" -- dan memilih hadir sebagai saksi si sidang itu. Hingga tidak mengherankan jika melalui kesempatan itu Lee tak lupa memperingatkan bahwa JBJ merupakan "ancaman bagi PAP." Apakah Lee menganggap JBJ sebagai seteru politiknya? Menurut pengakuan Lee, ia menggolongkan JBJ dalam kategori yang tidak terlalu membahayakan dibandingkan dengan Chia Thye Poh (tahanan politik selama 20 tahun terakhir ini), Fang Chuang Fi (bekas gembong Partai Komunis Singapura), atau David Marshall (ketua menteri Singapura pertama). "Kalaulah demikian," sergah Jayaretnam cepat, "haruskah saya dihancurkan?" Tanpa membuang waktu, Lee menjawab dengan tegas, "Secara politis, ya. Anda harus dibersihkan dari segala prasangka yang menjadikan diri Anda sebagai dukun klemni, sebagai orang yang tak bermoral dan benar-benar oportunistis, tak mengindahkan moral. Anda ternyata hanya berani membuat tuduhan-tuduhan semacam itu sepanjang Anda terlindung. Namun, ketika Anda dihadapkan kepada konsekuensinya, Anda menghindar dan ketakutan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini