LEE Kuan Yew tengah melicinkan jalan menuju kursi kepresidenan, dan menyiapkan kedudukan itu sebagai pengontrol penggunaan cadangan kekayaan Singapura. Sementara itu, di dalam Partai Aksi Rakyat (PAP) yang kini memerintah, berlangsung peremajaan. Dan Lee Hsien Loong, 32, putra sulung PM Lee, tampaknya akan tampil sebagai tokoh muda yang punya posisi penting. Di negeri pulau berpenduduk 2,5 juta itu, Lee Kuan Yew - yang mengendalikan pemerintahan sejak Singapura merdeka, Agustus 1965 - memang sedang menyiapkan pengganti yang dipandang layak. Dalam pidato satu jam memperingati hari nasional Singapura 19 Agustus malam, Lee mengisyaratkan dirinya akan turun dari panggung politik pada usia 65. Orang kuat Singapura ini, akan genap berumur 61 tahun tanggal 16 September depan. Lee sendiri tampaknya masih cemas tentang usaha menyelamatkan kemakmuran Singapura. Karena itulah kini pemeritahnya merencanakan mekanisme kontrol penggunaan cadangan luar negerinya, yang akan diletakkan di bawah wewenang presiden dengan bantuan suatu komite. Itu akan dikukuhkan lewat suatu amendemen konstitusi seusai pemilihan umum yang akan datang. Perkiraan tak resmi menyebutkan, cadangan luar negeri Singapura sekarang berkisar 14 sampai 19 milyar dolar AS. Dan dengan wewenangnya, presiden nanti tidak hanya dapat menghentikan penggunaannya untuk hal yang dipandang tak perlu, tapi juga berhak mengetahui formulasi anggaran negara. Yang terakhir itu pun tak ditemui dalam kewewenangan presiden Singapura selama ini. Untuk memperkuat keabsahan kekuasaannya, presiden pun akan dipilih secara langsung, tidak dipilih parlemen seperti tiga presiden terdahulu. "Jika saya disuruh memilih," kata S. Rajaratnam, bekas menlu Singapura yang kini menjadi deputi II perdana menteri, "saya memilih dia." Sambil memuji PM Lee, Rajaratnam menyebut Singapura sebagai satu di antara beberapa negeri di dunia yang para pemlmpm seniornya membuat persiapan baik untuk pergantian generasi. "Di Singapura Anda beruntung memiliki pemimpin yang tak berpikir bahwa kepemimpinan mereka kekal dan tak tergantikan," katanya. Sementara itu, PAP mengumumkan beberapa muka baru untuk kandidat dalam pemilihan umum yang direncanakan akhir tahun ini. Pekan silam, 16 tokoh lama dinyatakan tak akan tampil lagi tahun ini, dan 16 muka baru muncul dari 22 nama yang direncanakan. Enam nama lagi diharapkan dapat diketahui dalam waktu dekat. Juga PAP yang mengumumkan diharapkan tampilnya Lee Hsien Loong dalam pemilihan anggota parlemen yang seluruhnya akan berjumlah 79 orang itu. Bersama dia, patut pula disebut dua tokoh "tua" - anggota kabinet pertama Singapura, yang dibentuk 1959 - yang akan maju dalam pemilihan umum mendatang: S. Rajaratnam dan Ong Pang Boon yang kini jadi menteri lingkungan: Hsien Loong, lulusan Universitas Cambridge seperti ayahnya, kini brigadir jenderal. Baru dua bulan dia menduduki iabatan sebagai orang nomor dua dalam angkatan bersenjata Singapura. Sebagai kandidat PAP, Lee muda ini harus melepaskan karier militernya dan akan menjadi perwira tinggi pertama yang terjun ke gelanggang politik negeri itu. Minggu lalu kepada wartawan dia berkata, "Saya dituntut untuk memberikan peranan yang lebih pantas bagi masyarakat." Sampai sejauh ini PM Lee tak pernah berkomentar tentang masa depan anaknya itu. "Dapat dimaklumi," begitu ditulis surat kabar Sunday Monitor, Singapura, "dia tak mau dituduh membangun suatu dinasti.' Dan seorang tokoh PAP berkomentar, "Kami memilih Lee Hsien Loong karena dia seorang sarjanayang cemerlang, bukan karena dia anak PM Lee."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini