Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DATA dari kantor Statistics Korea menunjukkan jumlah pernikahan di Korea Selatan naik 14,8 persen sepanjang tahun 2024 menjadi 222.400, pada Kamis, 20 Maret 2025. Dikutip dari Antara, pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima tahun belakangan sejak 2019 mempertahankan tren kenaikan selama dua tahun berturut-turut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data menunjukkan jumlah pernikahan internasional antara warga Korea Selatan dan pasangan asing naik 5,3 persen menjadi 20.800, terus meningkat selama tiga tahun berturut-turut. Pernikahan multikultural 9,3 persen dari total pernikahan di negara tersebut pada 2024, turun dari 10,2 persen pada tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Istri dan Suami Warga Asing
Dari jumlah istri asing, perempuan Vietnam menempati jumlah terbesar yaitu 32,1 persen, diikuti oleh perempuan Cina sebanyak 16,7 persen dan perempuan Thailand sebesar 13,7 persen. Adapun jumlah suami asing, pria Amerika Serikat menduduki posisi tertinggi dengan 28,8 persen, pria China sebesar 17,6 persen, dan pria Vietnam sebesar 15,0 persen.
2. Angka Perceraian
Angka perceraian menurun 1,3 persen dari tahun sebelumnya menjadi 91.200 pada 2024. Ini mempertahankan tren penurunan selama lima tahun berturut-turut. Jumlah perceraian di antara pasangan internasional turun 1,4 persen menjadi 6.000 pada 2024.
3. Pernikahan dan Kelahiran
Sejak 2018, Korea Selatan telah menjadi satu-satunya anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dengan tingkat kelahiran di bawah 1. Korea Selatan telah meluncurkan berbagai langkah untuk mendorong kaum muda menikah dan memiliki anak. Hal ini sejak Presiden Yoon Suk Yeol, yang kini dimakzulkan, menyatakan krisis demografis nasional.
Yeol juga berencana membuat kementerian baru yang dikhususkan untuk mengatasi tingkat kelahiran rendah. "Ada perubahan dalam nilai sosial dengan pandangan yang lebih positif tentang pernikahan dan persalinan," kata Park Hyun Jung, pejabat di Badan Pusat Statistik Korea Selatan.
Ia juga mengutip dampak dari peningkatan jumlah orang di awal 30-an dan penundaan pandemi. "Sulit untuk mengukur seberapa besar setiap faktor berkontribusi terhadap peningkatan kelahiran baru, tetapi mereka sendiri juga berdampak satu sama lain," kata Park.
4. Indikator Kelahiran
Pernikahan dipandang sebagai indikator utama kelahiran baru melonjak 14,9 persen pada 2024. Ini lonjakan terbesar sejak data mulai dirilis pada 1970. Kenaikan tingkat pernikahan muncul untuk pertama kalinya dalam 11 tahun pada 2023 dengan peningkatan 1 persen didukung oleh dorongan setelah pandemi.
Di negara Asia, ada korelasi yang tinggi antara pernikahan dan kelahiran dengan jeda waktu satu atau dua tahun. Pernikahan dipandang sebagai prasyarat untuk memiliki anak. Di seluruh negeri, angka kelahiran tahun lalu yang terendah di Seoul yaitu 0,58.
5. Populasi
Data terbaru juga menunjukkan ada 120 ribu lebih banyak orang Korea Selatan yang meninggal tahun lalu daripada kelahiran. Ini menandai tahun kelima berturut-turut populasi menyusut secara alami. Kota administratif Sejong satu-satunya pusat utama populasi tumbuh. Populasi Korea Selatan mencapai puncaknya 51,83 juta pada 2020. Ini diperkirakan akan menyusut menjadi 36,22 juta pada 2072, menurut proyeksi terbaru oleh badan statistik.
Sita Planasari turut berkontribusi dalam tulisan ini