Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mereka seperti raja

Wawancara tempo dengan wakil menlu afghanistan farid zarif tentang peranan as dalam konflik afghanistan perundingan dengan para gerilyawan, pemerintah berbau marxisme, dan bantuan soviet.

23 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI tengah kesibukannya mengikuti sidang ESCAP di Jakarta, wakil menteri luar negeri Afghanistan Farid Zarif, Sabtu pekan lalu, menyediakan waktu buat wartawan TEMPO Praginanto. Berikut petikan wawancara. Berapa besar peranan AS dalam konflik Afghanistan? Sejak zaman Presiden Jimmy Carter, bantuan pemerintah AS terhadap para pemberontak setiap tahun naik 200%. Tahun lalu saja mereka menerima US$ 1 milyar, total sudah mencapai US$ 3 milyar. Tapi saya kira setelah serdadu Soviet ditarik, akan lebih mudah bagi pemerintah Afghanistan meredam para pemberontak fundamentalis Islam. Dari 43 posisi kabinet - termasuk presiden dan wakil presiden 27 sudah ditawarkan kepada mereka. Menurut saya, mereka yang menolak tawaran itu lantaran sudah telanjur hidup seperti raja. Punya duit banyak dari hasil penjualan senjata bantuan kepada negara lain, dan selalu dikelilingi anak buah. Sebagai menteri, mereka tentu harus tinggal di apartemen kecil dan hanya dilayani sebuah mobil dinas. Bagaimana perundingan dengan para gerilyawan? Kami memang mengalami kesulitan berunding dengan pemberontak. Mereka tak hanya terpecah lantaran terbagi dalam berbagai organisasi, tapi perpecahan juga terjadi di dalam setiap organisasi, hingga sulit bagi kami menangkap kemauan mereka. Bukankah mereka menolak karena pemerintah Afghanistan berbau Marxisme? Afghanistan negara Islam. Bukinya, agama resmi negara adalah Islam. Kami juga membangun masjid-masjid dan Universitas Islam di Kabul. Dalam anggaran belanja pemerintah selalu ada pos untuk membiayai kegiatan keagamaan. Tak hanya itu. Di PBB kami juga sering bertentangan dengan Soviet. Salah satu contohnya ketika Soviet mengusulkan penambahan jumlah anggota Dewan Keamanan PBB. Mengapa Afghanistan minta bantuan Soviet? Karena sejarah. Soviet negara pertama yang mengakui kemerdekaan Afghanistan pada 1919, Afghanistan negara yang menerapkan sosialisme. Dan Soviet-lah negara pertama yang menandatangani perjanjian persahabatan dengan Afghanistan. Bagaimana dengan ancaman Iran? Sangat kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus