MENTERI Pertahanan Muangthai, Jenderal Tavich Seniwong berhasil
mendapat dukungan pihak militer negeri itu pekan silam. Dan
perpecahan dalam kabinet yang baru terbentuk, berhasil dicegah.
Lewat konsultasi yang mendalam dengan segala pihak dalam
Angkatan Bersenjata Muangthai, Tavich akhirnya merasa cukup
punya dukungan untuk melakukan perubahan besar-besaran dalam
tubuh ketentaraan Muangthai yang baru saja"diporak-porandakan
oleh pemerintahan terdahulu".
Tindakan Tavich ini jelas menyakitkan hati Jenderal Pramarn
Adireksan, menteri pertahanan pada kabinet Kukrit Pramoj yang
kini juga menjadi anggota dalam kabinet Seni Pramoj. Beberapa
saat sebelum kabinet Kukrit bubar, Pramarn yang yakin tidak lagi
akan jadi menteri pertahanan, segera melakukan perubahan ke arah
yang bakal menguntungkan dirinya di hari depan. 14 April yang
lalu, tanpa konsultasi dengan pihak militer, ia melakukan
sejumlah pengangkatan atas diri beberapa perwira yang bersimpati
terhadap diri dan partai Chart Thai yang dipimpinnya. Jenderal
Chalard Hiranyasiri, yang sebenarnya masih tergolong yunior,
ditempatkan sebagai wakil KASAD, untuk pada bulan September
nanti menggantikan KASAD, Jenderal Boenchai, yang akan pensiun.
Letnan Jenderal Paitoon, bekas manajer kampanye partai Chart
Thai ditempatkan pada posisi penting pada staf tertinggi
ketentaraan Muangthai. "Jabatan Paitoon itu amat menentukan,
sebab tidak ada laporan yang akan sampai kepada panglima
tertinggi sebelum mendapat persetujuannya", kata seorang perwira
di Bangkok pekan silam.
Lolos
Selain mendapat tantangan di kalangan militer sendiri, tindakan
Pramarn itu secara politis juga dianggap tidak terpuji. "Dalam
keadaan kabinet Kukrit sudah demisioner, sudah tentu tidak ada
hak pada Pramarn untuk melakukan promosi macam demikian", kata
seorang anggota parlemen dari partai Demokrat. Akibat tindakan
yang dianggap tidak wajar itulah maka para peninjau politik
di Bangkok menilai tindakan Pramarn tersebut sebagai "bom waktu"
yang, sengaja dipersiapkannya untuk memperkuat posisinya di masa
depan.
Seandainya Seni Pramoj tidak cukup lihay mengatasi persoalan
tersebut, bisa saja kabinetnya pecah dalam usia amat muda. Sebab
partainya Pramarn memegang kursi yang cukup banyak (56) dalam
parlemen. Tapi mendiamkannya juga cukup berbahaya. Bukan saja
ini berarti merelakan kekacauan dalam tubuh militer - sejumlah
jenderal mengundurkan diri akibat tindakan Pramarn di bulan
April itu - tapi juga akan berarti menyerahkan nasib kabinet ke
tangan Pramarn setelah bulan September nanti, yakni saat
berkuasanya para pengikut Chrat Thai pada pimpinan ketentaraan
selepas sejumlah jenderal senior memasuki masa pensiun.
Untuk sementara, Seni Pramo bisa dianggap lolos dari cobaan
pertama. Meskipun sejumlah ancaman pembunuhan diterima oleh
Menteri Pertahanan Tavich. tapi ia toh berhasil menggeser
Chalard dari jabatannya sekarang dengan mengangkat Jenderal Serm
Nakhon - jabatan lama Kastaf AD -- sebagai wakil KASAD. Orang
ini otomatis bakal jadi KASAD di bulan Oktober nanti. Juga
Letnan Jenderal Paitoon disingkirkan dari jabatan pentingnya di
staf tertinggi tentara Muangthai. Sebegitu jauh tidak terdengar
komentar Pramarn terhadap perubahan yang jelas amat merugikan
diri dan partainya. Tapi kabar angin kudeta masih tetap saja
bertiup di Bangkok. Meskipun dengan segera dibantah oleh KASAD,
Jenderal Boonchai, yang akhir September nanti bakal memasuki
masa pensiun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini