Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"kawan-kawan" yang aneh

Elias sarkis terpilih mengganti sulaiman franjieh sebagai presiden. golongan kiri menentang & menuntut libanon yang tak terkotak menurut agama. mereka minta seorang presiden yang suka perubahan. (ln)

22 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIDANG parlemen itu berlangsung di bawah hujan peluru golongan Muslim Kiri. Mereka berusaha mencegah terpilihnya Elias Sarkis. Tapi dengan suara 66 lawan nol, para anggota parlemen Libanon yang bersidang di sebuah villa di kaki bukit, akhirnya berhasil memilih Sarkis sebagai pengganti Sulaiman ranjieh. Dukungan memang diperoleh Sarkis, 52 tahun, dari pihak kanan. Tapi golongan kiri, yang dulu dengan gigih mendesak turunnya Franjieh dari jabatan kepresidenan, secara terang-terangan menentang presiden baru yang juga penganut Kristen Maronit itu. "Ini tidak sesuai dengan kehendak rakyat Libanon", begitu Kamal Jumblat, pemimpin golongan kiri, mengomentari pilihan parlemen itu. Dan tentu saja Suria juga jadi sasaran kecaman Jumblat. Jauh sebelum Franjieh terpaksa mengundurkan diri, ketika perang saudara mulai berkecamuk bulan April tahun silam, golongan Muslim kiri sudah dengan terang-terangan menuntut perubahan sosial politik di Libanon. Sejak negeri laut tengah itu merdeka dari Perancis di tahun 1943, golongan Kristen Maronit yang waktu itu jumlahnya memang mengatasi jumlah penduduk Islam--mendominir sebagian besar posisi penting di bidang politik, sosial dan ekonomi. Kini golongan Muslim kiri menuntut perubahan yang seimbang dengan kemajuan dan jumlah mereka yang telah mengatasi jumlah orang-orang Maronit. Tapi Jumblat sendiri seorang sosialis didikan Perancis, yang mempelajari tokoh-tokoh mistik Kristen sementara ia sendiri berasal dari keluarga Islam menginginkan sebuah Libanon yang poiiknya tak terbagi-bagi menurut kotak agama. Untuk maksud itulah maka golongan Muslim menuntut digantinya Franjieh dengan seorang presiden yang suka melihat perubahan. Politikus Kristen Maronit yang berfikiran maju, Raymond Edde, merupakan pilihan golongan Islam untuk jabatan presiden. Mudah Diatur Tapi harapan golongan Muslim itu tetap jadi harapan saja hingga kini. Semua itu merupakan akibat langsung dari campur tangan Suria dalam perang saudara Libanon. Presiden Hafe Assad yang sejak beberapa waktu akhir-akhir ini secara terus-menerus menyibukkan diri dengan berbagai macam usaha mengatasi pertumpahan darah di negara tetangganya, secara terang-terangan bersimpati kepada Elias Sarkis, bujangan yang kini masih juga menjabat Gubernur Bank Negara Libanon. Pilihan ini mengejutkan golongan Muslim, sebab bagi mereka Sarkis adalah tokoh misterius yang sejak kegagalannya memenangkan jabatan kepresidenan di tahun 1970, telah menjauhkan diri dari politik. Terhadap pilihan itu, para peninjau di Beirut nampaknya cenderung melihat Hafe Assad sebagai tidak mau mengambil risiko, "karena itu mendukung orang yang mudah diatur". Tapi justru karena Elias Sarkis orang yang lemah itulah maka krisis tidak kunjung memperlihatkan tanda-tanda bakal rampung.Dan rupanya Assad juga tahu ini. Terbukti dengan makin mengalirnya pasukan-pasukan Suria ke dalam wilayah Libanon. Menurut laporan yang tersiar dari Beirut pekan silam, pada hari pemilihan presiden, 8- Mei, sekitar 4 ribu tentara Suria memasuki libanon. "Ini berarti bahwa di negeri ini sudah ada 15 ribu pasukan resmi Suria", kata seorang diplomat di Beirut. Kekatan Suria ternyata lebih besar dari hanya sekedar pasukan resmi itu. Sebab sejumlah besar gerilyawan Palestina dari kelompok Al Saiqa, yang mendapat dukungan Suria ada pula beroperasi di Libanon. Memang keadaan bisa mempersatukan "kawan-kawan" secara aneh. Suria yang terkenal kiri dan amat radikal itu ternyata malah mendukung golongan Kristen Kanan dan menentang golongan Muslim Kiri. Semua ini, begitu sumber-sumber Suria, dilakukan oleh Assad guna mencegah campur tangan Israel di Libanon. Pihak Damaskus ketakutan bahwa jika golongan Muslim Kiri menang, mereka bisa saja melakukan tindakan-tindakan provokasi yang dapat mengundang keterlibatan Israel. Sementara itu Suria masih belum siap dengan sebuah perang baru, terbukti dengan kesediaan Damaskus untuk kesekian kalinya memperpanjang izin kehadiran pasukan penyanggah PBB di Golan. Suria - Zionis? Alasan Suria itu tidak seluruhnya benar. Suria sejak lama memang ingin meluaskan pengaruhnya ke negara tetangga. Karena itulah maka para mahasiswa Arab di Praha melancarkan demonstrasi anti Suria pekan silam. Sembari menduduki kedutaan selama beberapa jam, 120 mahasiswa Arab itu juga menuduh Suria melakukan campur tangan di Libanon dengan 'kecenderungan melaksanakan rencana-rencana Amerika Serikat dan Zionis Israel" Yang jelas, Washington memang ada mengirim Duta Besar Dean Brown sebagai penengah di Beirut. Konon diplomat Amerika ini amat bersimpati terhadap kebijaksanaan Presiden Hafez Assad. Assad bukan cuma mendapatkan simpati Amerika, dalam urusan Libanon, sejumlah besar negara Sosialis juga mendukungnya. Tapi serentak dengan itu pertumpahan daran juga makin menjadi-jadi. Beberapa saat setelah terpilihnya Sarkis, Hotel Carlton, tempat tinggal sementara presiden yang masih bujangan itu, mendapat serangan hebat. Empat orang gerilyawan Palestina dari kelompok Saiqa tewas seketika di depan hotel. Di samping korban yang sudah 18 ribu jiwa sejak bulan April tahun silam, setiap harinya kini orang masih terus terbunuh akibat pertempuran yang berkecamuk di berbagai penjuru Libanon. "Kami telah menyerukan perang rakyat semesta", kata Kamal Jumblat. Dan yang juga dalam posisi sulit adalah Yasser Arafat. Sebab makin lama makin banyak saja anggota gerilyawan Palestina yang menggabung pada golongan Muslim Kiri lantaran keyakinan mereka bahwa Suria justru menjalankan kebijaksanaan yang menguntungkan Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus