Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 100 orang ditahan karena protes menentang mobilisasi parsial di Dagestan, wilayah selatan Rusia yang penduduknya mayoritas Muslim, Minggu, 25 September 2022. Presiden Vladimir Putin memerintahkan mengirim ratusan ribu orang untuk berperang di Ukraina dengan merekrut warga lewat mobilisasi parsial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mobilisasi militer pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua ini, diumumkan oleh Putin pada Rabu lalu, telah memicu protes di puluhan kota di seluruh negeri. Kemarahan publik tampaknya sangat kuat di wilayah etnis minoritas yang miskin seperti Dagestan, wilayah mayoritas Muslim yang terletak di tepi Laut Kaspia di pegunungan Kaukasus utara.
Kelompok pemantau protes OVD-Info mengatakan setidaknya 100 orang ditahan di ibu kota regional Makhachkala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puluhan video yang diposting di media sosial menunjukkan konfrontasi dengan polisi ketika pengunjuk rasa berteriak "tidak untuk perang!"
Satu video menunjukkan sekelompok wanita mengejar seorang petugas polisi, sementara beberapa klip menunjukkan bentrokan, termasuk polisi yang duduk di atas pengunjuk rasa, ketika petugas berusaha melakukan penahanan.
Belum ada verifikasi atas video beredar, yang dibagikan secara luas di media sosial Rusia dan oleh media independen. Belum ada pernyataan resmi kepolisian Dagestan.
Pemantau hak OVD-Info mengatakan prihatin dengan rekaman "penahanan yang sangat keras" di Makhachkala.
Pada demo Minggu, polisi melepaskan tembakan ke udara setelah puluhan pengunjuk rasa di sebuah desa di Dagestan memblokir jalan utama sebagai protes terhadap pemanggilan lebih dari 100 pria desa dengan populasi 8.000 orang untuk dinas militer.
Dagestan kehilangan banyak warganya selama perang tujuh bulan di Ukraina. Menurut penghitungan BBC Rusia, setidaknya 301 tentara dari Dagestan telah tewas - paling banyak dari wilayah Rusia mana pun dan lebih dari 10 kali jumlah kematian dari tentara asal Moskow, yang memiliki populasi lima kali lebih besar.
Kementerian Pertahanan Rusia Rabu lalu menyatakan, hampir 6.000 tentara Rusia tewas sejak invasi 24 Februari, namun tidak mengeluarkan perincian regional dari angka korban.
2.000 orang ditahan
Demonstrasi tapa izin adalah ilegal menurut undang-undang anti-protes Rusia, dan jarang terjadi di luar kota-kota besar.
Lebih dari 2.000 orang ditahan dalam demonstrasi anti-mobilisasi di Rusia sejak Putin mengumumkan upaya tersebut, yang oleh Kremlin disebut sebagai "mobilisasi parsial" kata kelompok OVD-Info, yang memantau protes dan memberikan bantuan hukum kepada mereka yang ditahan.
Dalam upaya untuk menghilangkan kemarahan publik, Gubernur Dagestan Sergei Melikov mengatakan pada hari Minggu bahwa "kesalahan telah dibuat" dalam peluncuran mobilisasi di wilayah tersebut, dalam sebuah posting di halaman Telegram-nya.
Ada beberapa laporan dari seluruh Rusia tentang kesalahan perekrutan dengan memanggil orang-orang yang belum pernah dinas militer, atau orang tua dari anak-anak kecil. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu sebelumnya menyatakan, mereka dikecualikan dari wajib militer ini.
Dua anggota parlemen paling senior Rusia - sekutu utama Putin - juga membahas kekhawatiran publik tentang mobilisasi, mengakui pemanggilan itu "berlebihan" sehingga memicu kemarahan publik.
Reuters