Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

24 September 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOREA UTARA
Festival Film Internasional

Ada kemeriahan tak biasa di Korea Utara sejak Kamis pekan lalu. Sebuah festival film internasional digelar di ibu kota negara komunis itu, Pyongyang. Festival dua tahunan ini memberi kesempatan kepada penduduk negara yang terkucil dari komunitas internasional itu menyaksikan film-film yang belum pernah mereka tonton.

Mereka bisa menonton film terbaik dari berbagai negara, seperti Inggris dan Jerman. Namun panitia tak memutar film Amerika Serikat. Inilah kesempatan bagi warga negara asing menyerbu gedung bioskop bersama warga lokal.

Tahun ini mereka dapat menyaksikan dua film yang pengambilan gambarnya dilakukan di Korea Utara tapi disunting di luar negeri, yakni film komedi romantis Comrade Kim Goes Flying, film hasil kerja sama Korea Utara dan Eropa; dan Meet in Pyongyang, film hasil kerja sama dengan studio film Cina.

Comrade Kim Goes Flying menceritakan seorang pekerja tambang yang bermimpi menjadi pemain akrobat. Film bikinan 2010 dengan pemain lokal dan disutradarai Kim Gwang-hun itu disunting di Belgia. ”Ini bukan apa yang Anda harapkan dari Korea Utara, dan ini film yang tak pernah dilihat oleh mereka sebelumnya,” kata Nicholas Bonner, pembuat film asal Inggris.

Warga Korea Utara, terutama kalangan menengah atas, seperti halnya mendiang pemimpin mereka, Kim Jong-il, tergila-gila pada film. Mereka rela merogoh kocek hingga US$ 5 untuk menonton film lokal yang didominasi tema propaganda atau film Rusia dan Cina.

Buat yang enggan ke gedung bioskop, mereka bisa memutar saluran Mansudae TV, yang menyajikan film Cina dan Eropa Timur pada akhir pekan. Film yang baru-baru ini diputar adalah Crouching Tiger, Hidden Dragon, serta satu-satunya film Barat yang pernah diputar di televisi pemerintah pada 2010, Bend It Like Beckham.

INGGRIS
Kerajaan Inggris Gugat Majalah Closer

Keluarga Kerajaan Inggris menggugat majalah Closer, yang telah mempublikasikan foto telanjang dada Kate Middleton, istri Pangeran William, ke pengadilan Prancis. Mereka menuntut uang ganti rugi hingga 300 ribu euro atau Rp 3,7 miliar. ”Kami ajukan gugatan ke pengadilan Prancis,” kata seorang juru bicara Istana St James, London, Ahad pekan lalu.

Dalam tuntutannya, pasangan bergelar Duke dan Duchess of Cambridge itu meminta Closer menghentikan penerbitan foto Kate dan menarik majalah yang dicetak pada Jumat dua pekan lalu itu. Pihak kerajaan mengajukan tuntutan denda senilai 100 ribu euro (Rp 1,24 miliar) jika penerbit gagal menarik semua majalah dari pasaran, serta jumlah yang sama jika majalah tersebut gagal menghapus semua foto dari media lain yang menduplikasinya. Gugatan senilai 100 ribu euro lainnya akan diajukan jika Closer terbukti telah menjual foto-foto itu kepada media lain.

Bila kemudian pengadilan menyatakan Closer bersalah, mereka meminta denda 10 ribu euro (Rp 124 juta) setiap hari, jika putusan tidak dilaksanakan. Selain itu, kerajaan meminta pengadilan menghukum fotografer Valerie Suau, yang diduga mengambil foto tersebut.

KOLOMBIA
Gembong Narkotik Tertangkap

Salah seorang gembong pengedar narkotik asal Kolombia yang paling dicari di seluruh dunia, Daniel Barrera alias ”Si Gila Barrera”, tertangkap di Venezuela, Selasa pekan lalu. Ia diringkus ketika mencoba melintasi perbatasan Venezuela, tepatnya di Kota San Cristobal, dalam operasi penangkapan yang dikendalikan seorang jenderal polisi Kolombia dari Washington.

Menurut Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, saat mengumumkan keberhasilan operasi penangkapan sang raja narkotik, tindak kejahatan Barrera selama 20 tahun terakhir sangat merepotkan Kolombia dan negara lain. Amerika Serikat menghargai kepala Barrera US$ 5 juta. Sedangkan Kolombia mematok hadiah US$ 2,7 juta. ”Ia juga donatur pemberontak FARC di Kolombia,” kata sang presiden.

Juan Manuel Santos mengungkapkan keberhasilan operasi penangkapan Barrera adalah hasil kerja sama pemerintah Venezuela serta dinas intelijen Inggris dan Amerika Serikat, CIA.

Kolombia adalah produsen kokain terbesar di dunia. Geng kriminal yang terdiri atas kelompok paramiliter dan kartel obat bius menjadi ancaman serius bagi negeri berpenduduk 46 juta jiwa ini.

VENEZUELA
Chavez Dituding Sabotase Lawannya

Ada saja cara Presiden Venezuela Hugo Chavez membungkam lawannya. Senin pekan lalu, dia mengganggu siaran pidato politik calon presiden dari oposisi, Henrique Capriles, di Globovision TV. Pidato untuk para pendukungnya di Karakas itu diganggu oleh penayangan acara yang menandai dimulainya tahun ajaran baru.

Tindakan Chavez itu menuai kritik. Ia dianggap memanfaatkan peraturan bahwa pemerintah dapat memaksa semua stasiun televisi dan radio mendahulukan mengudarakan acara penting ketimbang program reguler.

Dalam acara tersebut, Chavez berinteraksi dengan sekelompok siswa di permukiman Macarao, Karakas. Ia juga membuat video tentang sekolah di komunitas penduduk asli di barat laut Negara Bagian Zulia itu.

Capriles, yang pidatonya dilanjutkan di situs Globovision, mengungkapkan kemarahannya di Twitter. ”Kita juga akan mengalahkan penyalahgunaan kekuasaan di tengah kampanye ini,” kicau Capriles di akun Twitter-nya, seperti dilansir Hispanically Speaking News. Keduanya akan bertarung dalam pemilu presiden pada 7 Oktober mendatang.

Pada 15 Agustus lalu, kelompok Public Space meminta peraturan untuk mengutamakan acara penting tersebut tidak diberlakukan selama kampanye. Alasannya, akses yang sama mesti diberikan kepada setiap kandidat untuk tampil di media. Direktur Public Space, Carlos Correa, mengatakan, selama 1 Juli hingga 9 Agustus lalu, Chavez telah memanfaatkan peraturan itu selama 32 menit per hari.

KAMBOJA
Menulis Pembalakan Liar, Wartawan Dibunuh

Hang Serei Oudom, wartawan surat kabar Vorakchun Khmer Daily, ditemukan tewas mengenaskan di dalam mobilnya yang ditinggalkan di sebuah kebun di Provinsi Ratanakiri, sebelah utara Kamboja, Selasa dua pekan lalu. Terdapat luka bacokan kapak di kepala pria 44 tahun itu. ”Ini bukan perampokan. Ini jelas pembunuhan,” kata pejabat senior kepolisian Song Bunthanorm. Hang menghilang sejak Ahad malam dua pekan lalu.

Menurut polisi, motif pembunuhan diduga karena tulisan Hang, yang getol mengenai pembalakan liar. Pemimpin redaksi harian itu, Rin Ratanak, mengatakan Hang sedang giat-giatnya menulis artikel tentang kejahatan hutan yang melibatkan pengusaha kaya dan pejabat provinsi. ”Sebagian besar kisah yang ia tulis mengenai pembalakan ilegal kayu-kayu mahal,” kata Rin.

Isu pembalakan liar paling ”seksi” untuk ditelusuri di Kamboja. Sebab, penyusutan kawasan hutan di sana berlangsung sangat cepat. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan, Kamboja kehilangan 16 persen wilayah hutannya dalam dua dekade terakhir. Masalah jadi semakin rumit karena pemerintah dituding melindungi perusahaan besar perusak hutan. Hutan yang dibersihkan kini berubah wujud menjadi perkebunan, dari perkebunan karet hingga tebu.

Isu pembalakan liar mencuat tatkala aktivis lingkungan Chhut Vuthy tewas ditembak seorang polisi pada April lalu. Pelaku yang bekerja sampingan sebagai pengawal perusahaan kayu itu membunuh Vuthy, yang menolak menyerahkan gambar potongan kayu di Provinsi Koh Kong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus