Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prancis
Protes Deportasi Gipsi
Ribuan orang turun ke jalan di Paris, dan beberapa kota lain di Prancis menentang kebijakan deportasi terhadap kaum gipsi, Sabtu dua pekan lalu. Menurut data polisi setempat, jumlah warga yang turun ke jalan sekitar 77 ribu orang. Namun, menurut data dari Liga Hak Asasi, jumlah warga yang unjuk rasa mencapai 100 ribu orang, termasuk di Paris, Marseille, Lyon, Lille, dan Tolouse.
Para demonstran membentangkan spanduk yang berisi pasal pertama Konstitusi Prancis serta meneriakkan slogan ”negara rasisme”. Bunyi musik dan drum Roma mewarnai aksi protes itu. ”Merupakan hak dan kewajiban kami untuk ambil bagian dalam demonstrasi ini,” kata Antoinou Jimenez, seorang perwakilan dari sekelompok pengembara di daerah tersebut.
Sejak Juli lalu, Presiden Nicolas Sarkozy telah menerapkan aturan ketat bagi imigran setelah dua kerusuhan melanda bagian tenggara dan tengah negara itu. Agustus lalu sekitar 1.000 gipsi sudah dideportasi ke Bulgaria dan Rumania. Kebijakan Sarkozy tersebut menuai kritik berbagai pihak, termasuk Komisi Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Burma
Suu Kyi Gugat Junta
Pemimpin oposisi Burma, Aung San Suu Kyi, 65 tahun, berencana menggugat junta militer karena telah membubarkan paksa partai yang dipimpinnya, Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD). Hal itu disampaikan kepada tim pengacaranya, Nyan Win, Kyi Win, dan Khin Htay Kywe, Sabtu dua pekan lalu.
”Nyonya Aung San Suu Kyi mengatakan kepada kami bahwa kami harus menuntut pemerintah yang telah memaksa NLD dihapus karena melanggar hukum,” kata Nyan Win. Perempuan yang telah menjalani hukuman penjara lebih dari dua dekade ini menuding undang-undang yang dibuat junta sengaja menghalangi dia dan partainya ikut pemilihan umum pada 7 November mendatang.
Aturan pemilu versi junta juga sangat memberatkan pihak oposisi. Salah satunya biaya pendaftaran bagi kandidat anggota parlemen US$ 500 per orang. Padahal pendapatan per kapita di negara miskin itu kurang dari US$ 600 setahun.
Filipina
Kepala Polisi Pensiun Dini
Presiden Benigno Aquino menerima peng ajuan pengunduran diri Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jesus A. Verzosa. Ia dinilai bertanggung jawab atas gagalnya penyelidikan dalam kasus penyanderaan bus beberapa waktu lalu. Verzosa seharusnya pensiun dari kepolisian pada 25 Desember tahun ini, atau tepat pada ulang tahunnya yang ke-56.
Sekretaris Operasional Bidang Publikasi Kepre si den, Sonny R. Coloma, membantah pengunduran diri itu terkait dengan insiden penyanderaan bus. ”Pengunduran diri Verzosa dan anggota militer lain yang tergabung dalam Akademi Militer Filipina angkatan 1976 untuk beristirahat dan memberikan kesempatan bagi angkatan lainnya mengisi jabatan kepemim pinan,” kata Coloma.
Pernyataan Coloma bertentangan dengan ucapan Verzosa pada 23 Agustus lalu, yang mengakui kesa lahan atas kegagalan kepolisian Filipina melindungi delapan turis Hong Kong di atas bus tersebut. Kesalahan ini diakui Presiden Filipina Benigno Aquino yang mengeluarkan klaim serupa. Penembakan turis itu dilakukan oleh Rolando D. Mendoza, petugas kepolisian yang stres akibat dipecat atas tuduhan pemerasan.
Palestina
Clinton Kawal Perundingan Damai
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel memerlukan pemikiran kreatif dalam mengakhiri konflik berkepanjangan dengan Palestina. ”Kami perlu berpikir kreatif guna menyelesaikan permasalahan yang rumit,” kata Netanyahu, Senin dua pekan lalu.
Netanyahu juga menyatakan, untuk memperoleh solusi yang praktis, kedua negara perlu memikirkan solusi terbaru. ”Untuk mewujudkannya, kami perlu belajar lagi dari tujuh belas tahun usaha negosiasi guna mendapatkan pemikiran asli di luar kotak selama ini,” dia menambahkan.
Untuk mendorong perundingan damai kedua belah pihak, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton akan berkunjung ke Mesir akhir September ini. Ini adalah kunjungan Clinton yang pertama dalam dua bulan pertemuan rutin Israel-Palestina.
Irlandia
Tony Blair Dilempari Telur dan Sepatu
Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menjadi sasaran kemarahan para demonstran antiperang saat tiba di Dublin, Irlandia, untuk peluncuran buku memoarnya, Sabtu dua pekan lalu. Sekitar 200 demonstran menghadang Blair dan melemparinya dengan telur, sepatu, dan benda-benda lain.
Namun Blair berhasil lolos dari lemparan para demonstran itu. Selain melakukan aksi lempar, para demonstran mengacungkan poster dan meneriakkan kalimat-kalimat cemoohan serta kemarahan, seperti ”darah di tangannya”, ”Hei, Tony, berapa banyak anak-anak yang kau bunuh? Tangkap dia.”
Berkat penjagaan yang sangat ketat, tak ada demonstran yang berhasil menyentuh Blair. Tak satu pun benda yang dilempar berhasil mengenai tubuh Blair. Dalam wawancaranya, Blair menolak tudingan bahwa invasi ke Irak dan Afgani s tan telah meningkatkan radikalisasi muslim.
Irak
Markas Militer Dibom
Bom bunuh diri di markas militer Irak memakan 12 korban jiwa. Bom bunuh diri itu diledakkan di titik penting markas militer Irak, Ahad dua pekan lalu. ”Tiga puluh enam orang luka-luka, dan lima prajurit Irak termasuk yang tewas,” ujar juru bicara militer Irak, Mayor Jenderal Qassim al-Moussawi, Senin pekan lalu.
Bom itu dibawa pelaku peledakan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil ke titik-titik penting di dalam gedung kemudian diledakkan. Setelah peledakan itu, seorang lelaki bersenjata menyerang penjaga gedung. Keduanya terlibat baku tembak selama 15 menit.
Gagalnya Irak mengantisipasi serangan itu menunjukkan betapa lemahnya pertahanan militer Negeri 1001 Malam itu. Akibat penyerangan ini, Irak kembali melibatkan bantuan militer Amerika Serikat untuk pertama kalinya. ”Ini pertukaran tembakan pertama yang melibatkan pasukan Amerika di Bagdad sejak batas waktu meng akhiri operasi tempur formal pada 31 Agustus lalu,” ujar juru bicara militer Amerika di Irak, Letnan Kolonel Eric Bloom.
Suryani Ika Sari, Cheta Nilawaty (BBC/AFP/Sify/Reuters/AFP/AP/BussinessWorld Online)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo