Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

28 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YUNANI
Mandat Kedua untuk Tsipras

Politikus kiri Alexis Tsipras kembali memperoleh mandat memimpin pemerintahan Yunani setelah di luar perkiraan berhasil menang dalam pemilihan umum pada Ahad pekan lalu. Dengan menguasai setidaknya 145 dari 300 kursi parlemen, Tsipras memastikan diri bertahan sebagai figur politik paling dominan di Yunani.

Dalam pidato kemenangan di hadapan pendukung yang mengelu-elukannya di pusat Athena, Tsipras menjanjikan sebuah fase baru stabilitas di Yunani. Stabilitas memang kata yang dirindukan wujudnya di negara yang sudah melangsungkan lima pergantian pemerintah dalam enam tahun terakhir ini.

"Hari ini di Eropa, Yunani dan rakyatnya identik dengan perlawanan dan kehormatan. Perjuangan ini akan berlanjut bersama-sama sepanjang empat tahun penuh," katanya seperti dikutip Reuters. Dia mengisyaratkan pemerintahnya kali ini akan berjalan hingga masanya berakhir.

Tak disinggung soal dana talangan 85 miliar euro untuk menyelamatkan Yunani. Tapi Syriza, partai Tsipras, berkampanye dengan janji menerapkan semua kesepakatan dengan negara-negara donor. Hal lain yang juga dijanjikan adalah menerapkan kebijakan yang bertujuan melindungi kelompok masyarakat yang rentan terhadap sejumlah aspek dari kesepakatan itu.

Tugas pertama yang menunggu Tsipras adalah membentuk kabinet. Sesudah itu dia harus meyakinkan Uni Eropa bahwa Yunani sudah cukup menjalankan langkah-langkah yang disetujui demi cairnya dana talangan berikutnya. Program talangan ini akan dikaji lagi bulan depan.

MALAYSIA
Oposisi Sepakati Aliansi Baru

Tiga partai oposisi Malaysia menyepakati pembentukan sebuah aliansi baru. Diumumkan pada Selasa pekan lalu, persekutuan ini ditujukan untuk menghadapi pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak yang sedang dirundung masalah sehubungan dengan dugaan adanya skandal penyelewengan dana perusahaan investasi negara 1MDB.

Kesepakatan itu memang tak melibatkan Partai Islam se-Malaysia (PAS), salah satu unsur aliansi sebelumnya. Kini yang bergabung adalah Partai Keadilan Rakyat (yang dipimpin Anwar Ibrahim), Partai Aksi Demokrasi (DAP), dan Partai Amanah Negara, yang merupakan pecahan PAS. Tapi secara tak langsung blok politik yang dinamai Aliansi Harapan itu menepis fakta bahwa belakangan ini partai-partai oposisi justru sedang bertikai.

"Krisis yang sedang dihadapi negara ini telah mendorong partai-partai oposisi bersatu serta lebih efektif melawan UMNO dan Barisan Nasional," kata Wan Azizah Ismail, pemimpin aliansi, seperti dikutip Reuters. Dia menegaskan, aliansi ingin mengganti pemerintah dan lembaga pemerintah yang memberikan perdana menteri peluang untuk menyalahgunakan kekuasaan.

Aliansi sebelumnya pecah pada Juli lalu karena ada gesekan keras terutama antara DAP dan PAS menyangkut rencana penerapan hukum Islam untuk kasus-kasus kriminal. Padahal aliansi inilah yang pada pemilihan umum 2013 berhasil menggerogoti dominasi UMNO dan Barisan Nasional, koalisi yang memerintah Malaysia sejak 1974.

AMERIKA SERIKAT
Tim Juri Periksa Dugaan Korupsi Najib

Belum lepas dari ancaman jerat hukum dan kegaduhan politik di dalam negeri, kini Perdana Menteri Malaysia Najib Razak juga masuk "radar" penyelidikan pihak berwajib di Amerika Serikat. Dua orang yang mengetahui proses itu mengungkapkan kepada The New York Times bahwa, dalam kaitan itu, sebuah tim juri sedang memeriksa tuduhan korupsi terhadap Najib dan orang-orang dekatnya.

Menurut orang-orang yang tak mau disebut namanya itu, penyelidikan dilakukan oleh sebuah unit di Departemen Kehakiman yang bertugas menginvestigasi kejahatan korupsi tingkat internasional. Fokusnya adalah pembelian properti oleh apa yang diyakini sebagai perusahaan boneka milik anak tiri Najib ataupun yang terhubung dengan teman dekat keluarganya. Para penyelidik juga sedang memeriksa pembayaran US$ 681 juta ke rekening pribadi yang dipercaya milik Najib.

Tekanan terhadap Najib menguat pada Senin pekan lalu karena dua pengadilan mengalahkannya. Pada saat bersamaan, Bank Negara Malaysia, yang sedang memeriksa transaksi yang melibatkan 1MDB, menyatakan telah menyerahkan temuannya ke Kejaksaan Agung. "Saat ini kami tahu publik ingin jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, dan mereka berhak memperolehnya," kata Zeti Akhtar Aziz, Gubernur Bank Negara Malaysia.

Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud berkaitan dengan dugaan mengenai peran Najib dalam kesulitan keuangan yang dialami 1MDB. Perusahaan negara yang digagas Najib ini kini terbenam dalam utang raksasa karena salah urus dan dugaan korupsi. Pihak berwajib di beberapa negara sedang menyelidiki tuduhan bahwa uang di perusahaan ini ditilap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus