Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inggris
Majelis Rendah Setujui RUU Brexit
MAJELIS Rendah Parlemen Inggris menyetujui rancangan undang-undang yang memungkinkan pemerintah memulai proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa. RUU ini tinggal menunggu pengesahan dari Majelis Tinggi.
Perdebatan sebelum persetujuan itu dicapai berlangsung tujuh jam. Pemungutan suara tak terhindarkan. Hasilnya, anggota Majelis yang menyetujui proses yang biasa disebut Brexit itu unggul—dengan kedudukan 494 melawan 122 suara.
Menteri Urusan Brexit David Davis mengatakan perdebatan terjadi secara sehat. Semua masukan dari anggota Majelis yang mewakili semua wilayah di Inggris itu diterima. Dia menyebut hal ini sebagai momen bersejarah. "Saya menghormati pandangan yang kuat di semua sisi," katanya, seperti dikutip CNN, Kamis pekan lalu.
Davis mengajak semua pihak, terutama yang ikut menandatangani referendum, bersatu menyelesaikan proses Brexit. "Tugas penting di tangan kita untuk negara kita," ujarnya.
Keputusan meninggalkan Uni Eropa itu ditetapkan melalui referendum pada Juni tahun lalu. Sebanyak 52 persen rakyat setuju, sedangkan 48 persen menolak. Kemenangan kelompok yang mendukung Brexit membuat Perdana Menteri Inggris saat itu, David Cameron, mengundurkan diri.
Myanmar
Seribu Orang Rohingya Diduga Tewas
LEBIH dari seribu warga muslim Rohingya diperkirakan tewas dalam operasi militer—jauh lebih besar jumlahnya ketimbang korban tewas yang dilaporkan sebelumnya. Dua pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan hal ini kepada Reuters di Cox's Bazar, Bangladesh, Kamis pekan lalu.
Dua pejabat dari badan yang berbeda itu menyatakan prihatin bahwa dunia luar belum sepenuhnya menyadari buruknya krisis di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, terutama setelah serangan terhadap pos polisi pada Oktober tahun lalu. Cox's Bazar adalah kota terdekat dengan perbatasan Bangladesh-Myanmar yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi tujuan sekitar 70 ribu pengungsi Rohingya.
"Yang dipercakapkan hingga sekarang adalah ratusan orang tewas. Ini mungkin perkiraan terlalu rendah. Kita bisa mendapati ribuan," kata seorang di antara pejabat-pejabat itu, yang menolak disebutkan identitasnya.
Dia, juga koleganya yang diwawancarai terpisah, merujuk pada pengakuan yang dihimpun oleh badan tempatnya bekerja dari para pengungsi selama empat bulan terakhir sebagai dasar kesimpulan—bahwa korban tewas bisa mencapai seribu orang.
Juru bicara kepresidenan Myanmar, Zaw Htay, menjanjikan akan mengecek kebenarannya. "Angka mereka jauh lebih besar daripada angka kami," ujarnya. Menurut dia, laporan mutakhir menyebutkan angka korban kurang dari seratus orang.
Rumania
Mosi Tidak Percaya Kandas
PEMERINTAH Rumania berhasil lolos dari upaya pengajuan mosi tidak percaya di parlemen. Legislator dari partai koalisi pemerintah memutuskan abstain dalam pemungutan suara pada Rabu pekan lalu. Mereka mematahkan perlawanan oposisi, yang perlu 50 persen suara agar bisa meloloskan mosi yang mereka galang.
Mosi itu digulirkan setelah terjadi demonstrasi besar-besaran menentang diberlakukannya dekrit yang berpotensi melemahkan perang melawan korupsi. Dekrit ini memang akhirnya dibatalkan.
Menurut laporan BBC, para pemrotes masih berencana menggelar demonstrasi, yang dijadwalkan akhir pekan lalu. Mereka telanjur menganggap pemerintah tak bisa dipercaya. Mereka juga khawatir undang-undang baru yang dijanjikan pemerintah bakal memuat ketentuan yang sama dengan yang telah dibatalkan.
Salah satu ketentuan yang dianggap bermasalah adalah peluang dibebaskannya pelaku penyalahgunaan kekuasaan bila jumlah uang yang dikorupsi kurang dari 44 ribu euro (sekitar Rp 625 juta).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo