Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump masukkan milisi Houthi Yaman sebagai salah satu teroris berbahaya. Menurut sebuah lembar fakta yang dirilis Gedung Putih, perintah eksekutif Trump tersebut membatalkan keputusan yang telah dikeluarkan oleh Joe Biden empat tahun lalu, yang menghapus Houthi dari daftar FTO, sekaligus mengembalikan keputusan Trump yang dikeluarkan pada akhir masa jabatan pertamanya.
Sepak Terjang Houthi Dua Bulan Terakhir
1. Tembakan Rudal ke Tel Aviv
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan rudal hipersonik dari kelompok Houthi, Yaman, mengenai sejumlah warga di Israel pada 22 Desember 2024. Melalui akun Telegram yang dilansir dari Euronews, Houthi mengatakan telah mengarahkan rudal balistik hipersonik ke target militer yang tidak dikenal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 16 orang terluka oleh pecahan kaca setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Yaman menghantam distrik Jaffa di kota Tel Aviv, Israel. Sebanyak 14 orang lainnya mengalami luka ringan saat mereka bergegas ke tempat perlindungan ketika sirene serangan udara berbunyi.
Kelompok Houthi mengeluarkan pernyataan di Telegram yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengatakan mereka telah mengarahkan rudal balistik hipersonik ke sasaran militer.
2. Ancam Serang Israel Jika Langgar Gencatan Senjata
Pada Kamis, 16 Januari 2025, pemimpin milisi Houthi akan memantau pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Palestina yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza. Houthi akan melanjutkan serangan terhadap kapal atau Israel jika kesepakatan itu dilanggar.
"Kami akan terus memantau perkembangan di Palestina selama tiga hari sebelum berlakunya kesepakatan Gaza. Jika pembantaian Israel berlanjut, kami akan melanjutkan operasi kami," kata Abdul Malik al-Houthi dalam pidato yang disiarkan televisi.
3. Demonstrasi dengan Senjata
Anggota kelompok Houthi membawa senapan mesin ketika demonstrasi mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza, di Sanaa, Yaman, 16 Januari 2025. Pada 2010 lalu, kelompok Houthi memperoleh kemampuan tempur yang memadai untuk menghadapi serangan udara dan darat dari pasukan Arab Saudi yang menginvasi Yaman.
4. Bebaskan Awak Kapal Galaxy Leader
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman telah membebaskan para awak kapal Galaxy Leader lebih dari setahun setelah mereka menyita kapal berbendera Bahama tersebut di lepas pantai Laut Merah Yaman, demikian dilaporkan TV Al Masirah milik Houthi pada Rabu, 22 Januari 2025, seperti dikutip Reuters.
TV tersebut mengatakan bahwa para awak kapal tersebut diserahkan kepada Oman "dalam koordinasi" dengan gencatan senjata yang telah berlangsung selama tiga hari dalam perang Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas.
"Pembebasan kru kapal Galaxy Leader dilakukan dalam kerangka solidaritas kami terhadap Gaza dan untuk mendukung kesepakatan gencatan senjata," demikian pernyataan Dewan Politik Tertinggi Houthi.
Houthi telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah sejak November 2023, dengan mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina terhadap perang udara dan darat Israel yang menghancurkan melawan Hamas di Gaza. Mereka telah menenggelamkan dua kapal, menyita satu kapal lainnya, dan menewaskan setidaknya empat pelaut.
Serangan-serangan tersebut telah mengganggu pelayaran global, memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah rute perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Afrika selatan selama lebih dari satu tahun.
Ida Rosdalina dan Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.