Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

6 Februari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISRAEL
Israel Bangun Perumahan di Tepi Barat

Israel akan membangun 3.000 rumah bagi para penghuni Yahudi di Tepi Barat. Ini merupakan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ketiga kali semenjak pengukuhan Presiden Donald Trump di Washington. Namun seorang pejabat Palestina mengecam keras dan mengatakan langkah itu akan menghancurkan perdamaian.

Pernyataan Netanyahu muncul setelah pasukan keamanan Israel mulai mengevakuasi pemukim Yahudi di daerah-daerah yang tidak diakui secara resmi oleh pemerintah. Rabu pekan lalu, pemerintah telah mengirim ribuan serdadu dan polisi ke Amona, wilayah yang dinyatakan Mahkamah Agung sebagai milik orang-orang Palestina dan, karena itu, penghuninya harus dievakuasi.

Lebih dari 600 ribu orang Yahudi tinggal di 140 permukiman yang dibangun sejak pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada 1967. Banyak figur internasional mengecam pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang menjauhkan mereka dari perdamaian. Tapi belakangan Gedung Putih tak menunjukkan ketidaksetujuannya. Presiden Trump memperlihatkan pandangan yang mendukung permukiman. Trump menunjuk pendukung permukiman sebagai duta besar Amerika untuk Israel.

AMERIKA SERIKAT
Amerika Mulai Mengancam Iran

Pemerintah Presiden Donald Trump berjanji mulai sekarang akan mengawasi sepak terjang Iran. Penasihat Keamanan Nasional, Michael Flynn, menyebut dua kejadian yang membuat Washington merasa perlu memperhatikan negeri para mullah itu lebih lekat: percobaan rudal balistik pada Ahad pekan lalu dan serangan pemberontak Houthi-yang akrab dengan Iran-ke kapal perang Arab Saudi pada Rabu pekan lalu.

Gedung Putih menyimpulkan, kedua kejadian itu menandakan "kelakuan Iran yang membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil". Flynn tidak merinci tindakan yang akan diambil pemerintah Amerika. Namun juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, mengatakan, "Presiden ingin memastikan Iran mengerti bahwa kita tak akan duduk saja dan tak melakukan apa-apa terhadap apa yang mereka lakukan."

Dalam keterangannya, Flynn mengkritik pemerintah Barack Obama, yang dinilai "gagal merespons tindakan Teheran dengan tepat-termasuk suplai senjata (kepada pemberontak Houthi di Yaman), dukungan terhadap terorisme, dan pelanggaran nilai-nilai internasional". Flynn juga menyampaikan kritik Trump terhadap kebijakan presiden sebelumnya, yang dianggap "lemah dan tidak efektif".

Di Teheran, pemerintah Iran mengakui telah melakukan uji coba rudal balistik, Rabu pekan lalu. Sejauh ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan "resolusi PBB tak melarang sama sekali percobaan rudal Iran, tapi menyerukan agar Iran tak mengambil langkah-langkah yang berhubungan dengan rudal balistik". Sementara itu, Ali Vaez, seorang ahli Iran di International Crisis Group di Washington, mengingatkan bahwa pernyataan Flynn di atas "ceroboh dan berbahaya".

INGGRIS
Undang-Undang Brexit Tak Lama Lagi

Jalan Inggris meninggalkan Uni Eropa semakin licin setelah parlemen menyetujui proses Brexit pekan lalu. Sebanyak 498 anggota parlemen menyetujui awal pembicaraan perceraian ini dan menyepakati rancangan yang bakal memberi Perdana Menteri Theresa May otoritas meninggalkan Uni Eropa secara resmi.

Namun pertikaian panas diduga akan muncul minggu ini ketika rancangan dikembalikan ke parlemen untuk dibahas lebih detail dalam komisi. Diperkirakan anggota parlemen dari partai-partai oposisi akan berjuang untuk menciptakan berbagai amendemen. Majelis Tinggi Inggris juga masih harus memberikan persetujuannya sebelum rancangan itu menjadi undang-undang.

Pekan lalu, jalan voting terpaksa ditempuh setelah debat panas antara anggota dari Partai Konservatif dan Partai Buruh, yang menempati oposisi utama, selama dua hari. Bekas pemimpin Partai Buruh, Ed Miliband, mengatakan akan mendukung rancangan itu, tapi perlu memperhitungkan akibat Brexit dalam hubungan global, terutama dengan Amerika Serikat. "Saya dapat sepakat dengan Perdana Menteri bahwa Brexit berarti Brexit," katanya. "Tapi saya tak setuju dengan gagasan bahwa Brexit sama dengan Trump."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus