Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kolombia
Perdamaian yang Mendesak
PEMERINTAH Kolombia dan pemberontak FARC akhirnya meneken perjanjian damai hasil revisi untuk mengakhiri konflik 50 tahun. "Kita harus bertindak. Kita tidak boleh kehilangan waktu lagi, " kata Presiden Juan Manuel Santos saat mengumumkan kesepakatan baru itu, Jumat dua pekan lalu.
Kali ini rakyat tidak lagi berkesempatan menolak. Perjanjian yang baru hanya memerlukan ratifikasi Kongres Kolombia dalam sebuah sidang tertutup. Hal itu bakal menyulut kemarahan kubu oposisi, terutama mantan presiden Alvaro Uribe.
Uribe berkukuh rakyat juga harus menggelar referendum untuk kesepakatan yang baru itu. Apalagi kesepakatan setebal 310 halaman itu tidak banyak diubah. Hanya mengekalkan hak milik pribadi dan prosedur penahanan gerilyawan terkait dengan kejahatan perang yang dilakukan.
Meski ditolak referendum, berkat traktat yang sebelumnya diteken 26 September lalu, Santos dianugerahi Nobel Perdamaian 2016.
Korea Selatan
Skandal Menyeret Para Chaebol
SEDERET konglomerat alias chaebol Korea Selatan gelisah. Empat di antaranya telah digeledah. Selain memeriksa dua kantor Samsung, kejaksaan memeriksa kantor pusat Lotte dan SK. Semua terkait dengan sumbangan paksa kepada dua yayasan milik teman Presiden Park Geun-hye, Choi Soon-sil.
Keempatnya adalah bagian dari 53 perusahaan yang menyumbang 77,4 miliar won (sekitar Rp 890 miliar) ke Yayasan Mir dan K-Sports pada akhir 2015. Sejumlah chaebol diduga menyumbang agar mendapatkan keuntungan bisnis yang bebas pajak.
Adapun di parlemen, target pemakzulan kian jelas. Politikus oposisi mematok awal Desember, paling lambat tanggal 9, untuk mengajukan mosi. "Kami akan mengajukan mosi pemakzulan paling cepat 2 Desember dan tidak lebih dari 9 Desember," kata Woo Sang-ho, pemimpin oposisi utama Partai Demokratik. Partai Saenuri pun menyuarakan tekad senada.
Park tampaknya tak mungkin berkelit dari desakan mundur. Ratusan warga Korea Selatan rutin menggelar aksi besar-besaran pada tiap akhir pekan selama sebulan belakangan. Semua berawal dari kedekatan dengan kawan.
Malaysia
Pemimpin Bersih 5 Ditahan
MARIA Chin Abdullah, 60 tahun, aktivis pemimpin demonstrasi Bersih 5.0, masih ditahan. Aksi yang diikuti sekitar 15 ribu orang berkaus kuning yang menuntut Perdana Menteri Najib Razak mundur itu pun berakhir dengan damai. Bentrokan dengan masa tandingan yang berkaus merah tidak terjadi.
Namun Maria Chin, yang ditahan bersama 24 orang lain sebelum hari yang ditentukan itu, masih mendekam dalam sel tunggal.
Hukum yang menjeratnya adalah undang-undang antiterorisme atau SOSMA. Aturan itu membolehkan seseorang ditahan selama 28 hari tanpa persidangan. "Ini pertama kalinya seorang perempuan pembela hak asasi ditahan di bawah SOSMA," kata Lee Wei San, koordinator All Women's Society, seperti dilaporkan Time.
Putra Maria, Azumin Mohamad Yunus, menyatakan kondisi ibunya sangat lemah. Selain menderita hipertensi, Maria menderita osteoartritis dan kolesterol tinggi. Azumin meminta ibunya dibebaskan.
Suriah
Aleppo Terancam Musim Dingin
BANTUAN kemanusiaan belum dapat memasuki Aleppo Timur, Suriah. Di wilayah itu, sekitar 275 ribu orang terjebak perang. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan pemberontak sudah mengizinkan bantuan PBB masuk. Jadi tinggal menunggu lampu hijau dari Rusia dan Suriah.
Penasihat Kemanusiaan PBB, Jan Egeland, khawatir terhadap musim dingin yang membekukan, sedangkan ransum makanan terakhir dikirim PBB pada 13 November lalu. Kini ratusan truk di Turki dan Aleppo Barat siap berangkat. "Kami baru mendapat dukungan verbal dari Rusia. Kami perlu dukungan tertulis dan tanpa syarat dari Rusia, juga pemerintah Suriah," kata Egeland, Kamis pekan lalu.
Ratusan korban luka-luka di Aleppo Timur juga menunggu dievakuasi untuk perawatan lantaran semua rumah sakit hancur. Egeland mendesak semua pihak agar segera bertindak. Kalau tidak, rakyat bakal mati kelaparan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo