Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

7 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TURKI
Mayat Bocah Imigran Terdampar

Foto jenazah Aylan Kurdi, 3 tahun, bocah imigran asal Suriah, memicu kegaduhan di media sosial, Rabu pekan lalu. Jasad kecil itu terdampar di pantai Turki setelah perahu yang dia tumpangi tenggelam. Tadinya keluarganya mencoba bermigrasi dari Kobani, Suriah, ke Kanada.

Kakak Aylan yang berusia 5 tahun, Galip, dan ibunya, Reihan, 35 tahun, juga tewas. Adapun ayah Aylan, Abdullah, baru setengah sadar di rumah sakit. Dia sempat menelepon saudarinya, Teema Kurdi, di Vancouver, Kanada. Menurut laporan Reuters, Teema mengatakan dia mencoba mensponsori kedatangan keluarga Abdullah dengan bantuan teman dan tetangga. "Tapi kami tak bisa mengeluarkan mereka, karena itulah mereka pergi dengan perahu," ujarnya.

Kobani di bagian utara Suriah, berbatasan dengan Turki, adalah kota tempat pertempuran kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan tentara Kurdi, beberapa bulan lalu. Puluhan ribu warga Suriah meninggalkan rumah mereka lewat pesisir Aegea di wilayah Turki dengan perahu menuju Yunani. Tentara Turki menyebutkan tim SAR mereka menyelamatkan ratusan imigran di laut antara Turki dan Yunani dalam beberapa hari terakhir.

Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) memperkirakan hampir 160 ribu pengungsi dan imigran tiba di perairan Yunani sejak akhir tahun lalu. Pada Juli saja lebih dari 50 ribu orang yang sebagian besar asal Suriah sampai di Yunani. Jumlah ini lebih banyak dibanding 43.500 orang sepanjang 2014. UNHCR berulang kali meminta Yunani dan Uni Eropa bertindak merespons masalah ini.

GUATEMALA
Presiden Mundur Karena Skandal

Presiden Guatemala Otto Perez Molina mengundurkan diri pada Kamis pekan lalu karena terlibat skandal bea-cukai. Dalam suratnya kepada Kongres, Molina mengatakan mundur untuk menghadapi keadilan dan menyelesaikan masalah pribadi.

Mundurnya Molina dianggap sebagai kemenangan hukum, yang selama ini dikenal tak mempan terhadap pebisnis dan elite politik. Ketika Molina ditetapkan sebagai tersangka tiga pekan lalu, aliansinya di kabinet dan kalangan bisnis meninggalkannya. Protes jalanan mencuat. Kongres kemudian menggelar voting, yang mencoret Molina dari kekebalan atas tuntutan hukum.

Skandal bea-cukai mulai terungkap pada April lalu. Kejaksaan menemukan skema penipuan bea-cukai berupa penyuapan oleh importir agar mendapat potongan tarif. Penyelidikan berkembang dengan penyadapan dan bukti finansial. Wakil Presiden Roxana Baldetti, yang juga terlibat kasus ini, lebih dulu mundur pada Mei dan ditangkap tiga pekan lalu.

Gerakan warga melengserkan Molina cukup bersejarah karena untuk pertama kalinya menyatukan banyak kelompok sipil berbeda. Kelas menengah Guatemala, yang sebelumnya enggan bersuara, kini bergabung dengan petani dan kelompok pribumi.

Penggulingan Molina terjadi tiga hari sebelum pemilihan umum, yang dijadwalkan 6 September. Molina dianggap tak layak dipilih kembali. Kandidat lain, pebisnis Manuel Baldizon, juga dianggap sama korupnya. Kelompok sipil dan akademikus meminta pemilu ditunda, tapi terjegal pengadilan pemilu.

CINA
Tekad Xi Memodernisasi Militer

Presiden Republik Rakyat Cina Xi Jinping mengumumkan bakal memangkas 300 ribu tentara dari total 2 juta yang dimiliki negara itu. Langkah ini akan mempercepat tercapainya tujuan Cina memodernisasi militer dengan fokus pada sumber daya laut dan udara.

Xi menyebut pemangkasan ini sebagai tawaran perdamaian kepada dunia. "Cina tak akan pernah mengejar hegemoni dan ekspansi serta tak akan membebankan tragedi yang dialaminya di masa lalu kepada negara lain," ujar Xi, seperti dilansir The Washington Post, Kamis pekan lalu, dalam parade militer memperingati berakhirnya Perang Dunia II.

Parade itu sendiri menampilkan 12 ribu tentara di Lapangan Tiananmen. Ratusan pabrik ditutup demi memastikan langit Tiananmen biru jernih untuk parade udara. Jet tempur dan helikopter beterbangan, ditambah pameran rudal balistik, tank, kendaraan amfibi, drone, dan peralatan militer lain. Kebanyakan teknologi militer itu baru pertama kali diekspos ke publik.

Sejumlah pemimpin dunia hadir menonton. Di antaranya Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon. BBC melaporkan Cina ingin menunjukkan diri sebagai negara besar dan hebat lewat parade ini.

Yvonne Chiu, asisten profesor bidang politik di Universitas Hong Kong, berkomentar, pemangkasan jumlah tentara Cina tak signifikan. Alasannya, anggaran militer Cina diperkirakan meningkat hingga dua digit. Saat ini saja anggaran militernya terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus