Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

28 April 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PALESTINA
Faksi Fatah dan Hamas Berdamai

DUA faksi Palestina yang berseberangan, Hamas dan Fatah, mengumumkan kesepakatan untuk berdamai. Lewat kesepakatan ini, kedua pihak akan memulai diskusi membentuk pemerintahan gabungan dalam beberapa pekan ke depan.

Juru bicara faksi Fatah, Fayez Abu Eitta, mengatakan pemerintahan gabungan akan dibentuk dalam waktu lima pekan ke depan. Rencananya, sesudah itu akan diselenggarakan pemilihan umum pada 2015. Perjanjian damai terbaru ini tercapai di tengah terancam gagalnya perundingan damai Israel dan Palestina akibat perseteruan pemimpin kedua faksi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bereaksi keras atas pengumuman rekonsiliasi Fatah dan Hamas. "(Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas) harus memilih antara perdamaian dengan Israel dan perjanjian dengan Hamas. Siapa yang memilih Hamas berarti tidak menginginkan perdamaian," ujar Netanyahu, seperti dilansir CNN, Rabu pekan lalu.

Setelah rekonsiliasi diumumkan, pemerintahan Netanyahu menegaskan bahwa Israel membatalkan babak lanjutan perundingan damai yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu malam. Israel dan Otoritas Palestina menghadapi tenggat 29 April untuk menyetujui kerangka kerja terwujudnya perjanjian damai yang menyeluruh.

Anggota parlemen Palestina yang ikut dalam pembicaraan Hamas-Fatah, Mustafa Barghouti, memuji langkah yang ia sebut sebagai cara mengakhiri pembagian di antara rakyat Palestina. "Palestina berada dalam wilayah terpadu dan Israel tak bisa mengklaim bahwa kami tak bisa bernegosiasi atas nama rakyat Palestina," katanya.

TURKI
Belasungkawa untuk penduduk Armenia

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan belasungkawa untuk korban pembantaian massal penduduk Armenia di masa Kesultanan Utsmaniyah selama Perang Dunia I. Ucapan menjelang peringatan 99 tahun peristiwa deportasi massal pada 1915 itu menjadi yang pertama kali disampaikan secara resmi.

Dalam pernyataan di hadapan keturunan Armenia yang menjadi korban peristiwa pada 1915 itu, Erdogan menggambarkan peristiwa Perang Dunia I sebagai bentuk rasa sakit bersama. Dia menyebutkan Armenia seharusnya tak menggunakan peristiwa 1915 sebagai alasan memusuhi Turki dan meminta tak mengubah masalah sejarah menjadi konflik politik.

Erdogan membantah klaim etnis Armenia yang menyatakan 1,5 juta orang tewas sebagai tindakan genosida Turki. Menurut dia, jutaan orang dari berbagai agama dan etnis tewas dalam bentrokan selama Perang Dunia I, termasuk etnis Turki yang juga menderita.

"Setelah kejadian yang dialami memiliki konsekuensi yang tidak manusiawi seperti relokasi selama Perang Dunia I, (hal itu) seharusnya tidak menghambat Turki dan Armenia membangun rasa kasih dan sikap saling manusiawi satu sama lain," kata Erdogan, seperti dilansir BBC, Rabu pekan lalu.

AFGANISTAN
Pengumuman Hasil Pemilu Ditunda

Komisi Pemilihan Independen Afganistan menunda rilis penghitungan hasil pemilihan presiden yang berlangsung pada 5 April lalu. Penundaan dilakukan untuk memberi waktu lebih banyak bagi upaya menyelidiki kemungkinan adanya kecurangan.

Seperti dilansir Associated Press, Rabu pekan lalu, Komisi masih harus menghitung dan mengaudit ulang surat suara. Hasil pemilihan umum Afganistan seharusnya keluar pada Kamis pekan lalu, tapi Kepala Komisi Pemilihan Independen Ziaulhaq Amarkhil menyebutkan kemungkinan besar ditunda hingga Sabtu. Alasannya, "Untuk memastikan bahwa hasilnya tidak dinodai oleh kecurangan-kecurangan," kata Amarkhil.

Sejauh ini hasil hitung cepat dari tujuh juta pemilih menunjukkan mantan Menteri Luar Negeri Abdullah Abdullah untuk sementara memimpin dengan perolehan suara 44 persen. Di posisi kedua ada mantan Menteri Keuangan Asraf Ghani Ahmadzai dengan 33 persen suara.

Belum diketahui apakah ada calon yang akan memperoleh lebih dari 50 persen suara agar tak perlu dilaksanakan pemungutan suara putaran kedua. Pemenang pemilu kali ini akan menggantikan Hamid Karzai, yang tak bisa mencalonkan diri lagi karena pembatasan menurut konstitusi. Hasil akhir akan dirilis 14 Mei nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus