Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

13 Januari 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIBYA
Mencari Tersangka Kasus Benghazi

Sejumlah pejabat Amerika Serikat menuding Abu Sufian bin Qumu, bekas tahanan penjara Teluk Guantanamo, Kuba, berperan dalam penyerangan Konsulat Amerika di Benghazi, Libya, pada 11 September 2012. Para anggota milisi Qumu, pemimpin Ansar al-Sharia di Kota Darnah, terlibat dalam serangan yang menewaskan Duta Besar Amerika untuk Libya, J. Christopher Stevens, dan tiga warga Amerika lainnya itu.

Situs The Washington Post, Rabu pekan lalu, melaporkan sejumlah saksi mengatakan orang-orang Qumu berada di Benghazi sebelum serangan terjadi. Kota Benghazi dapat ditempuh beberapa jam melalui jalan darat dari Darnah. Kementerian Luar Negeri Amerika mengaitkan kelompok Qumu dengan serangan di Benghazi ketika mereka menyatakan Ansar al-Sharia cabang Darnah, Benghazi, dan Tunisia sebagai organisasi teroris beberapa hari lalu.

Qumu, 54 tahun, dibebaskan dari Guantanamo pada 2007 dan dikembalikan ke Libya. Ia ditahan di negaranya sampai bebas pada 2008. Bekas pengemudi tank di militer Libya itu pernah mendapat pelatihan militer di salah satu kamp Usamah bin Ladin di Afganistan pada 1993. Belakangan ia bekerja untuk perusahaan Bin Ladin di Sudan. Menurut seorang pejabat Amerika, Qumu bersama dua pemimpin milisi, Ahmed Abu Khattala dan Seif Allah bin Hassine, akan segera dicap sebagai teroris sehingga pemerintah Amerika dapat membekukan asetnya dan menghalangi warga serta perusahaan Amerika berbisnis dengannya.

TURKI
Bersih-bersih di Kepolisian

Skandal korupsi membuat Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan berbenah. Senin pekan lalu, ia memecat 350 pejabat kepolisian yang tersebar di seluruh negeri. Sebelumnya, ia memecat lusinan pejabat kepolisian sejak penyelidikan korupsi dimulai pada Desember lalu. Erdogan mengecam penyelidikan itu sebagai konspirasi internasional untuk menjatuhkan pemerintahannya.

Seperti dilansir Al-Arabiya, Selasa pekan lalu, pemecatan diumumkan pada tengah malam di Ankara untuk meredam reaksi publik. Pejabat yang dipecat adalah Kepala Unit Kejahatan Keuangan, Unit Anti-Penyelundupan, Unit Kejahatan Internet, dan Unit Kejahatan Terorganisasi.

Kantor berita Dogan melaporkan pemecatan itu diduga merupakan upaya pemerintah mencegah penyelidikan korupsi di tingkat ­elite, yang mengancam kelangsungan pemerintahan Erdogan yang sudah berjalan 11 tahun. Penyelidikan itu diduga menjadi penyebab ketegangan hubungan antara pemerintah Erdogan dan para pengikut ulama berpengaruh Fethullah Gulen. Meski Gulen sedang mengasingkan diri di Amerika Serikat, ia masih memiliki sekutu yang kuat di pemerintahan, kepolisian, dan lembaga peradilan.

INDIA
Pendekar Perempuan di Jalanan

Dalam waktu dekat akan ada perubahan mencolok di jalanan Kota New Delhi, India. Jumlah perempuan yang berseliweran di jalanan pada malam hari akan bertambah. Mereka bukan perempuan yang biasa beraktivitas pada malam hari, melainkan para relawan yang berpatroli agar kaum perempuan merasa lebih aman di luar rumah pada jam-jam itu.

Relawan yang tergabung dalam pasukan komando perempuan itu diterjunkan untuk mencegah kejahatan pemerkosaan di New Delhi. Seperti dikutip Telegraph, Rabu pekan lalu, Menteri Urusan Perempuan dan Kesejahteraan Anak New Delhi Rakhi Birla mengatakan akan merekrut bekas personel militer dan pendekar seni bela diri untuk melatih para perempuan relawan itu.

Ketakutan menyergap perempuan New Delhi sejak terjadi pemerkosaan oleh sejumlah lelaki terhadap seorang perempuan 23 tahun pada 2012. Korban meninggal setelah dirawat 13 hari di rumah sakit. Pemerkosaan itu menyulut kemarahan di seluruh negeri. Warga India mendesak pemerintah membuat undang-undang baru dengan hukuman lebih berat terhadap pemerkosa dan pelaku pelecehan seksual.

Kasus besar yang menjadi perhatian publik itu rupanya tak membuat para pemerkosa jera. Kasus pemerkosaan di New Delhi meningkat hampir dua kali lipat dari 706 pada 2012 menjadi 1.330 pada sepuluh bulan pertama tahun lalu. Angka kasus pelecehan seksual juga melonjak drastis dari sekitar 700 pada 2012 menjadi 2.844 tahun lalu.

Birla, politikus Partai Aam Aadmi yang mengalahkan Partai Kongres yang berkuasa pada pemilihan pemerintah New Delhi bulan lalu, mengatakan para relawan akan dilatih taekwondo sebelum diterjunkan. "Banyak kerusakan dalam sistem kita. Dibutuhkan banyak peraturan untuk membuat transportasi publik pada malam hari aman bagi perempuan," ujarnya kepada Times of India.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus