Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

18 Agustus 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISRAEL
Perundingan Damai Terancam Gagal

Israel dan Palestina tengah intensif meretas perdamaian melalui perundingan. Rabu pekan lalu pertemuan kedua berlangsung di Yerusalem, menindaklanjuti pertemuan pertama di Washington pada pengujung Juli lalu. Putaran perundingan berikutnya bakal digelar di Yerikho, kota tempat juru bicara Palestina, Saeb Erakat, berasal.

Pertemuan pertama yang diikuti Erakat dan negosiator Israel, Tzipi Livni, diklaim sukses. "Bisa saya katakan pertemuan yang berlangsung sangat konstruktif dan positif," ujar Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry sebagai fasilitator pertemuan, seperti dikutip Reuters. Palestina dan Israel akan berupaya meraih kesepakatan damai dalam waktu sembilan bulan.

Isyarat positif sudah terlihat. Israel telah membebaskan 26 tahanan Palestina, yang merupakan gelombang pertama dari keseluruhan 104 tahanan—sebagian besar telah menjalani hukuman seumur hidup karena membunuh warga Israel.

Pada pertemuan kedua pekan lalu, seperti dilaporkan stasiun televisi swasta, Channel 10, kedua pihak akan mencoba menyelesaikan pembicaraan tentang kerangka perundingan agar dapat mulai menangani masalah-masalah utama pada pertemuan berikutnya.

Sayang, pertemuan kali ini dibayang-bayangi krisis baru yang dipicu rencana Israel membangun ribuan rumah bagi para warga Yahudi di tanah-tanah yang akan dijadikan wilayah negara Palestina di masa depan. "Kami akan membangun ribuan rumah di Judaea dan Samaria," kata Menteri Perumahan Israel Uri Ariel, menggunakan istilah kitab suci Yahudi untuk menyebut Tepi Barat.

Pola ini mengingatkan pada pengalaman sebelumnya. Setelah diluncurkan pada September 2010, perundingan perdamaian buyar karena masalah pembangunan permukiman baru Israel.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, menyebutkan perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel sia-sia. "Kami mengulangi penolakan kami atas pembicaraan yang sia-sia. Itu hanya sarana pasukan pendudukan Israel agar terlihat baik di mata masyarakat internasional," kata pejabat senior Hamas, Mahmud al-Zahar.

AMERIKA SERIKAT
Twitter Menjadi Alat Perekrutan Jihadis

Kelompok terorisme menggunakan cara anyar dalam merekrut para pengikut baru. Mereka menggunakan media jejaring sosial Twitter. Akun-akun kelompok teroris dunia sudah nampang, seperti kelompok teroris asal Suriah, Jabhat al-Nusra, dan kelompok asal Somalia, Al-Shabab. Menurut Foreign Policy, mereka menyiapkan simpul utama dalam infrastruktur online terorisme. Menggunakan dana dari penyokong, akun-akun kelompok teroris ini berada di urutan teratas di setiap rekomendasi teman. Mereka bahkan mampu mengalahkan akun Justin Bieber dan Lady Gaga.

Apalagi Twitter memiliki fasilitas mendekatkan pemilik akun dengan ketertarikannya. Jika memiliki kesukaan dengan terorisme, pemilik akun akan direkomendasikan pada sejumlah akun kelompok teroris. Setelah itu, akun ini akan merekomendasikan dengan akun dari teroris ekstremis. Bahkan Twitter menawarkan kursus 20 menit dalam kekerasan ekstremisme online.

Maka sistem ini menciptakan jalur cepat untuk bertemu dan berinteraksi dengan teroris. Tentunya sistem Twitter ini mampu mengalahkan perekrutan cara tradisional. Akun-akun kelompok teroris itu mampu menyedot puluhan ribu pengikut.

Akun Al-Shabab, yang dibuka pada 2013, telah memiliki lebih dari 20 ribu pengikut. Mereka juga membuat akun baru dengan nama berbeda. Tidak sampai tujuh bulan, akun itu sudah mampu merekrut 6.000 pengikut. Sedangkan Jabhat al-Nusra punya 75 ribu pengikut. Dari total pengikut itu, sekitar sepertiganya adalah mereka yang memiliki ketertarikan tinggi soal terorisme.

SURIAH
Pengawasan Perbatasan Akan Diperketat

Amerika Serikat resah terhadap kondisi perbatasan Suriah-Yordania dan Suriah-Israel. Menurut Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Jenderal Martin Dempsey, pengawasan di kawasan tersebut tidak ketat sehingga bisa menjadi pintu masuk senjata ilegal, bahkan senjata kimia, yang dimanfaatkan kelompok teroris. "Gerakan di Suriah berpotensi dibajak ekstremis kelompok-kelompok seperti Al-Nusra dan Al-Ahrar Sham," katanya seperti dikutip middleeastonline.com.

Dempsey menuturkan Amerika akan mengirim pasukan untuk membantu pengawasan perbatasan Suriah-Yordania dan Suriah-Israel. Menurut dia, Amerika akan memasok pesawat tempur F-16, rudal Patriot, dan sekitar 1.000 tentara. "Kami akan membantu sekutu dekat kami," ujarnya.

Yordania menjadi salah satu jalur utama pengungsi dari Suriah. Sekitar 550 ribu pengungsi tinggal di Yordania dan 130 ribu orang berkumpul di kamp Zaatari. Sebagian besar dari mereka perempuan dan anak-anak.

Raja Yordania Abdullah II dan Jenderal Mashal al-Zaben, perwira tinggi militer Yordania, menjelaskan bahwa pengungsi Suriah cukup membebani anggaran negaranya. Selama ini pemerintah telah mengucurkan bantuan makanan, pasokan air, layanan kesehatan, dan pendidikan.

Dempsey juga bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Keduanya sepakat tetap berkomitmen tidak akan campur tangan dalam konflik Suriah. "Terlibat dalam konflik itu justru akan meningkatkan pengaruh Iran di Suriah," ucapnya.

JERMAN
Protes Bendera Ukraina

Henkel, perusahaan barang konsumsi Jerman, menarik produk penyegar ruangan, Bref Duo Stick, dari pasar Eropa Timur karena salah paham terkait dengan simbol kebangsaan. Sebelumnya, Ukraina—negara pecahan Uni Soviet—memprotes pilihan warna dan komposisi produk yang menyerupai benderanya.

Penyegar ruangan itu berwarna biru-kuning mirip warna bendera Ukraina. Dalam iklan televisi yang tayang di Rusia, terlihat penyegar itu diletakkan di bawah bibir toilet. Iklan itu langsung memicu protes warga Ukraina—mereka banyak menonton siaran televisi Rusia. "Itu gagasan lupa daratan dari orang yang tidak berbudaya," kata seorang Ukraina dalam komentarnya di YouTube, seperti dikutip Reuters.

Tore Birol, manajer umum Henkel untuk produk binatu dan perawatan rumah di Ukraina, menjelaskan bahwa produk penyegar yang telah dipasarkan di Eropa Tengah dan Timur itu menggunakan warna kuning untuk penanda aroma jeruk dan biru sebagai lambang air dan kesehatan.

Apa pun itu, perusahaan telah menarik semua produk dalam waktu tiga hari menyusul reaksi masyarakat Ukraina. "Kami menghentikan produksi, penyaluran, dan iklan di televisi," ucap Birol. "Kami minta maaf jika orang-orang tidak berkenan dengan rancangan produk baru kami."

Ukraina tengah sensitif soal simbol negara. Awal Agustus lalu, Ukraina meradang atas aksi Jared Hasselhoff, pemain bas grup musik rock Amerika Serikat, Bloodhound Gang, mengencingi bendera Ukraina saat di Kiev. Pemerintah langsung menuntut Hasselhoff dan melarangnya menginjakkan kaki di Ukraina hingga lima tahun ke depan.

VENEZUELA
Dekrit Antikorupsi

Presiden Venezuela Nicolas Maduro akan meminta hak mengeluarkan dekrit khusus untuk memerangi korupsi seperti pendahulunya, Hugo Chavez. Dia akan meminta hak itu ke Majelis Nasional, yang didominasi pendukungnya. Agar tak terganjal oposisi, dibutuhkan dukungan tiga perlima anggota Majelis. "Saya akan mengumumkan kondisi darurat nasional perang terhadap korupsi dan meminta hak khusus mengubah undang-undang, bahkan kalau perlu semuanya diubah guna melawan korupsi," kata Maduro dalam siaran televisi, seperti dikutip Reuters.

Setelah terpilih dalam pemilihan umum empat bulan lalu, Maduro dihadang perlambatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan inflasi, dan perpecahan koalisi. Tantangan kronisnya adalah maraknya korupsi. Dalam indeks persepsi korupsi terbaru Transparency International, Venezuela merupakan negara paling korup kesembilan di dunia.

Kebijakan antikorupsi Maduro telah menjerat beberapa pejabat senior di sejumlah perusahaan pelat merah Venezuela. Pejabat yang dicokok dalam masa kampanye antikorupsi Maduro itu di antaranya lima orang yang menggelapkan dana US$ 84 juta dari yayasan pembangunan yang didanai Cina. Namun publik belum puas dan menilai koruptor kelas kakap yang dekat dengan pemerintah masih bebas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus