Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TURKI
Foto Obama Bikin Senewen
Selembar foto Barack Obama memicu kemarahan oposisi Turki. Foto tersebut memperlihatkan Presiden Amerika Serikat itu sedang duduk menghadap meja di Kantor Oval. Tangan kirinya menggenggam gagang telepon, sementara tangan kanannya memegang tongkat pemukul bisbol yang ditandatangani salah seorang legenda bisbol Amerika, Hank Aaron.
Obama difoto ketika sedang berbincang dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan ihwal krisis di Suriah. Politikus oposisi Turki kontan senewen. Pose Obama itu ditafsirkan sebagai ancaman. "Foto itu mengungkapkan siapa yang mengatur perdana menteri kami dalam mengurus negara," kata politikus dari Partai Rakyat Republik (CHP), Metin Lutfi Baydar, seperti dikutip Telegraph, Ahad dua pekan lalu.
Gedung Putih membantah punya agenda tersembunyi dengan merilis foto itu. Juru bicara Gedung Putih, Caitlin Hayden, mengatakan pihaknya hanya ingin menampilkan Obama yang berusaha terus menjaga hubungan baik dengan Erdogan.
Media massa Turki malah meledek oposisi. "Perdana menteri kami perlu memegang sesuatu ketika dia menelepon Obama," tulis kolumnis dari harian beraliran kanan-tengah, Hurriyet, Ahmet Hakan. Ia mengusulkan Erdogan memegang sandal atau ikat pinggang.
MESIR
Serangan Selepas Magrib
Sekelompok pria bertopeng menyerang pos pemeriksaan di perbatasan Mesir dengan Gaza dan Israel, selepas magrib Ahad dua pekan lalu. Enam belas serdadu Mesir tewas dan tujuh luka-luka dalam serangan dengan senjata api ketika para serdadu sedang berbuka puasa.
Serangan di Kota Rafah ini merupakan yang terburuk sejak Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979. Stasiun televisi pemerintah Mesir melaporkan milisi Islam dari Gaza dan Semenanjung Sinai bertanggung jawab atas serangan itu. "Mereka yang melakukan kejahatan ini akan membayar mahal," kata Presiden Mesir Muhammad Mursi.
Dua hari setelah serangan itu, Mesir memperketat perbatasan dengan menutup terowongan yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza. Terowongan itu selama ini digunakan menyelundupkan orang, makanan, dan bahan bakar ke wilayah kedua negara.
Pasukan keamanan Mesir menggeledah rumah-rumah di Kota Al-Arish, Sinai utara, yang dicurigai berkaitan dengan kelompok penyerang tersebut. Sejumlah penghuninya ditahan, termasuk warga Palestina yang tak memiliki izin tinggal.
Puncaknya, militer Mesir melancarkan serangan ke Desa Al-Toumah di Kota Sheikh Zouaid pada Rabu pekan lalu. Tentara dan jet tempur menghancurkan mobil-mobil bersenjata yang digunakan untuk menyerang pasukan Mesir.
Menurut seorang komandan Angkatan Darat Mesir, serangan balasan itu menewaskan 20 anggota milisi dan menghancurkan tiga mobil bersenjata. "Operasi masih berlangsung," ujarnya seperti dikutip Reuters.
VENEZUELA
Sean Penn Ikut Kampanye Chavez
Aktor Amerika Serikat, Sean Penn, hadir dalam kampanye Presiden Venezuela Hugo Chavez, Ahad dua pekan lalu. Penn menemani sahabatnya itu berpawai keliling Kota Valencia dengan truk.
Chavez, 58 tahun, sedang menggalang dukungan untuk menjadi presiden keempat kalinya berturut-turut. "Kita semua warga Amerika, dari ujung utara, tengah, hingga selatan. Jayalah Benua Amerika!" ujar Chavez setelah memperkenalkan Penn.
Mengenakan baju putih dan berkacamata gelap, Penn, yang ditemani produser asal Argentina, Fernando Sulichin, memeluk Chavez di atas panggung.
Aktor, penulis skenario, sekaligus sutradara ini aktif dalam kegiatan politik dan sosial. Ia dikenal kritis kepada pemerintah George W. Bush. Tahun lalu, aktor peraih Oscar dalam film Mystic River pada 2004 dan Milk pada 2009 ini ikut berupaya membebaskan dua pendaki Amerika yang ditahan di Iran. Ia terbang ke Venezuela meminta Chavez membantu membebaskan mereka.
Hasil jajak pendapat menunjukkan Chavez lebih diunggulkan ketimbang rivalnya, Henrique Capriles, 40 tahun, dalam pemilihan presiden 7 Oktober nanti. Namun jajak pendapat kubu oposisi menyatakan sebaliknya: Capriles-lah—kini Gubernur Negara Bagian Miranda—yang akan menang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo