Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

9 Juli 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Palestina
Yasser Arafat Diduga Diracun

Presiden Palestina Yasser Arafat meninggal di rumah sakit di Paris, Prancis, pada 11 November 2004. Saat itu, kematian Arafat diduga karena serangan kanker, sakit lever kronis, bahkan terinfeksi HIV. Namun ada temuan baru yang mengejutkan: Arafat tewas akibat diracun dengan zat radioaktif polonium-210 yang ditemukan dalam level tinggi di dalam tubuhnya.

Al-Jazeera melakukan investigasi selama sembilan bulan untuk memastikan penyebab kematian peraih Nobel Perdamaian itu. Bekerja sama dengan lembaga penelitian Institut de Radio­physique di Lausanne, Swiss, mereka menyelidiki keringat dan urine Arafat. Terungkap bahwa kondisi Arafat bugar dan sehat tapi mendadak jatuh sakit pada 12 Oktober 2004. "Saya dapat mengkonfirmasi kepada Anda bahwa kadar polonium-210 cukup besar di barang-barang milik Arafat dan cairan tubuhnya," kata Dr Francois Bochud, direktur lembaga ini.

Suha, janda Arafat, meminta Otoritas Palestina menggali kubur almarhum suaminya di Ramallah. Bochud mengatakan tes menunjukkan tulang Arafat mengandung polonium tingkat tinggi, dan akan lebih banyak bukti yang meyakinkan bahwa ia diracun. "Otoritas Palestina telah mencoba mencari penyebab Yasser meninggal, tapi temuan kali ini sangat penting," ujar Suha Arafat dalam sebuah wawancara.

Otoritas Palestina pun menyanggupi permintaan Suha. Selama ini, Palestina mencurigai Israel di balik tewasnya Arafat. Israel telah membantah keterlibatannya. Avi Dichter sebagai kepala intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan tanggung jawab atas kematian Arafat ada pada warga Palestina.

Pakistan
Jalur Pasokan NATO Dibuka

Pakistan kembali membuka jalur pasokan untuk pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afganistan, Selasa pekan lalu. Langkah ini diambil setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton meminta maaf atas insiden serangan pesawat NATO yang menewaskan 24 tentara Pakistan di perbatasan kedua negara beberapa bulan sebelumnya.

Jalur ini sangat penting bagi Amerika dan NATO dalam proses penarikan pasukan dan peralatan dari Afganistan menjelang tenggat 2014. Perdana Menteri Pakistan Raja Pervez Ashraf dalam rapat kabinet menegaskan kini saat yang tepat untuk mengakhiri blokade.

Hillary Clinton berjanji menggelontorkan dana US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 10 triliun untuk membantu operasi militer Pakistan dalam memerangi pemberontak pro-Taliban. Kesepakatan ini mengakhiri ketegangan diplomatik di antara kedua negara selama tujuh bulan terakhir. Blokade selama tujuh bulan menyedot dana militer Amerika US$ 100 juta per bulan, karena pasokan terpaksa berputar melewati jalur Asia Tengah, Rusia, dan Kaukus menuju Afganistan. Namun kompromi itu ditentang Taliban. "Kami akan menyerang semua truk yang melewati jalur itu," tutur juru bicara Taliban, Ehsanullah Ehsan.

Amerika Serikat
Anak Selundupkan Narkoba

Sepuluh anak ditemukan di antara 117 imigran gelap di dalam tiga rumah penampungan tak jauh dari perbatasan Meksiko-Texas. Tak didampingi orang tua, mereka tinggal di rumah yang digembok, sementara akses air dan makanan sangat terbatas. "Mereka diperlakukan seperti binatang," kata Kepala Polisi Edinburg Rolando Castaneda, Rabu pekan lalu.

Wendy Young, Direktur Eksekutif Lembaga Perlindungan Anak, kelompok bantuan hukum, mengatakan sebagian remaja pria itu digunakan untuk membawa narkoba melewati perbatasan. Menurut Kementerian Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan, jumlah anak di bawah umur yang didampingi dan ditahan meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meksiko
PRI Kembali Berkuasa

Partai Revolusioner Institusional (PRI) kembali berkuasa setelah memenangi pemilihan presiden melalui Enrique Pena Nieto. Nieto, 45 tahun, meraih 38 persen suara—hanya berselisih enam persen dengan pesaing terdekatnya, Andres Manuel Lopez Obrador, kandidat Partai Revolusi Demokratik.

Kemenangan PRI terbantu kegagalan Presiden Calderon, dari Partai Aksi Nasional (PAN), yang tak mampu memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat. Calderon menjalankan kebijakan perang melawan narkoba dengan mengerahkan 50 ribu tentara. Kebijakan ini telah mengakibatkan kartel narkoba makin beringas dan melawan. Banyak pemilih memutuskan meninggalkan PAN. Josefina Vazquez Mota, kandidat PAN, hanya memperoleh dukungan 25 persen suara.

PRI memegang kekuasaan selama 71 tahun sampai akhirnya terguling pada 2000. PRI terkenal dekat dengan kartel narkoba. Pemerintahan PRI juga terkenal dengan tingkat korupsi, kolusi, dan nepotisme yang tinggi. Namun Nieto berjanji akan berfokus pada pembenahan kesejahteraan rakyat dan lapangan kerja serta memangkas kesenjangan antara si kaya dan si miskin. l

Jepang
Kolusi Penyebab Kecelakaan Fukushima

Bocornya reaktor nuklir di Fukushima tidak hanya disebabkan oleh terjangan gelombang tsunami, tapi juga oleh peran manusia. Laporan Komisi Investigasi Independen Kecelakaan Nuklir Fukushima menyebutkan kecelakaan itu bagian dari kolusi antara pemerintah, regulator, dan Tokyo Electric Power (Tepco) sebagai operator pembangkit tenaga nuklir. Menurut laporan itu, sistem organisasi berantakan, peraturan tak tepat, serta kebijakan yang diambil salah dan tak sesuai.

Tahun lalu, gempa 9 skala Richer mengakibatkan gelombang tsunami yang menerpa wilayah Jepang, termasuk reaktor nuklir Fukushima. Ledakan nuklir telah menyebabkan ratusan ribu orang tewas dan cedera.

Libya
Pemilihan Pertama Libya

Libya menggelar pemilihan parlemen pertama setelah 43 tahun partai politik dilarang, Sabtu pekan lalu. Tiga partai politik akan berlaga dalam pemilihan umum: Al-Ikhwan al-Muslimun dan Al-Watan, yang berhaluan Islam, dan Koalisi Pasukan Nasional, yang membawa semangat sekuler.

Dalam sistem pemilihan yang baru, sekitar 2.500 orang akan maju ke pemilihan secara independen untuk memperebutkan 120 kursi. Sedangkan 80 kursi lain akan diperebutkan 500 calon melalui jalur partai politik. Partai politik berusaha menarik tokoh-tokoh terkemuka sebagai modal menang dalam pemilihan. Namun sebagian besar tokoh menggunakan jalur independen. Para pengamat memprediksi para pemilik suara akan menggunakan hak pilih berdasarkan ikatan marga, hubungan pribadi, transaksi bisnis dan politik, serta retorika Islam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus