Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

2 Juli 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOREA UTARA
Gadis Penyelamat Foto

PEMERINTAH Korea Utara memberikan penghargaan yang tinggi kepada Han Hyong-gyong. Gadis 14 tahun ini tewas tenggelam dalam banjir bandang karena mencoba menyelamatkan foto dua pemimpin besarnya, Kim Jong-il dan Kim Il-sung. Sebuah upacara khusus digelar pemerintah Korea Utara guna mengenang aksi heroik itu.

Han tewas pada 11 Juni lalu saat rumahnya di lembah Desa Shinheung, Provinsi Hamkyung Selatan, tersapu banjir. Sesaat sebelum tersapu, berdasarkan kesaksian beberapa warga desa, Han berhasil menitipkan foto dua pemimpin besar Korea Utara itu kepada ibunya.

"Sebuah tindakan berani dari seorang pahlawan," ujar wakil pemerintah yang hadir dalam peringatan yang digelar di sekolah menengah Chosun—tempat Han menuntut ilmu—itu, Rabu pekan lalu. Kini sekolah tempat Han belajar berganti nama menjadi Sekolah Menengah Han Hyong-gyong. Foto Kim Jong-il dan Kim Il-sung memang keramat bagi rakyat Korea Utara. Gambar mereka selalu terpampang di rumah, kantor, dan bangunan lainnya. Hampir setiap hari warga memuliakan kedua pemimpin itu.

AMERIKA SERIKAT
Salinan Proklamasi Lincoln US$ 2,1 Juta

Salinan asli Proklamasi Emansipasi Presiden Abraham Lincoln terjual pada lelang di New York dengan harga US$ 2,1 juta atau sekitar Rp 19,8 miliar pada Selasa pekan lalu. Inilah harga tertinggi kedua setelah lelang dokumen proklamasi yang ditandatangani Presiden Lincoln milik Robert Kennedy—seharga US$ 3,8 juta—dua tahun lalu. Dokumen ini dicetak sebanyak 48 lembar dan bertanda tangan Lincoln.

Presiden Lincoln menandatangani proklamasi selama Perang Saudara pada 1863. Dokumen itu bertujuan membebaskan semua budak di sejumlah negara bagian selama pemberontakan. Proklamasi juga memberikan kerangka hukum bagi emansipasi jutaan budak lain untuk bisa menjadi tentara.

Namun Presiden Lincoln terpaksa menjual dokumen itu untuk digunakan buat memberi perawatan kepada tentara dan membentuk lembaga palang merah. Saat itu pemerintah memang memiliki masalah keuangan. "Sembilan eksemplar proklamasi telah dijual dalam 40 tahun terakhir," kata Kaller, kolektor sekaligus penjual dokumen bersejarah Amerika.

YUNANI
Terowongan Peninggalan Romawi

Arkeolog menemukan terowongan kuno saat melakukan penggalian dalam proyek pembangunan jalur kereta bawah tanah di Kota Thessaloniki, Senin pekan lalu. Terowongan bawah tanah yang diperkirakan peninggalan zaman Romawi kuno dan dibangun 2.000 tahun lalu itu berada di kedalaman tujuh meter dari jalan utama di pusat Kota Yunani.

Terowongan itu dihiasi marmer dan aspal sepanjang 70 meter. Para peneliti juga menemukan gerobak kuda di terowongan itu. Lampu penerangan pun masih menghiasi dinding terowongan. "Jalan kuno ini searah dengan jalur jalan modern ke Kota Egnatia Avenue," kata Viki Tzanakouli, arkeolog yang bekerja pada proyek itu. Pada 2008, pekerja proyek kereta bawah tanah Thessaloniki juga menemukan lebih dari 1.000 kuburan, perhiasan, koin, dan artefak lainnya.

AMERIKA SERIKAT
FBI Usut Serdadu Muslim

BIRO Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) pusing tujuh keliling. Mereka mencium adanya ancaman dari para serdadu muslim yang dicurigai jadi simpatisan organisasi Islam garis keras. Akibatnya, kini para agen FBI sibuk menyelidiki kebenaran informasi itu.

Berdasarkan paparan FBI kepada anggota Kongres dan para wakil rakyat Amerika, saat ini sudah ada 100 serdadu yang diperiksa. Selusin tentara disinyalir sedang merencanakan serangan di dalam pangkalan militer Amerika Serikat.

Kecurigaan FBI bermula pada 2009, setelah insiden pembantaian yang dilakukan perwira Angkatan Darat Amerika Serikat, Mayor Nidal Hassan, di Pangkalan Militer Fort Hood, Texas, Amerika. Serangan membabi-buta Hassan menewaskan 13 rekan serdadunya. Usut punya usut, FBI pun menyimpulkan: mayor ini punya hubungan khusus dengan Anwar al-Awlaki, pria berkewarganegaraan Yaman yang akrab dengan Al-Qaidah.

"Kecurigaan bertambah, tapi kami harus bisa bijak dan cermat dalam penyelidikan. Ancaman itu hanya titik kecil dibandingkan dengan jumlah keseluruhan serdadu Amerika yang bertugas," ujar Joseph Lieberman, salah seorang senator Amerika. Pentagon enggan berkomentar soal ini.

INGGRIS
Ratu Inggris dan Pemberontak

MOMEN bersejarah terjadi Rabu pekan lalu. Ratu Inggris Elizabeth II bertemu dan berjabat tangan dengan Martin McGuinness, pemimpin kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Irlandia (IRA), yang kerap memanggil Elizabeth ratu kematian.

Mereka bertemu dalam sebuah acara resmi Ratu di Enniskillen, Belfast, Irlandia Utara. Enniskillen lokasi pengeboman IRA yang menyebabkan 11 orang tewas pada 1987. Pertemuan keduanya sangat penting bagi hubungan Anglo-Irlandia setelah nyaris tiga dekade diwarnai ketegangan konflik sektarian.

McGuinness dan partainya, Sinn Fein, adalah sayap politik IRA yang sebelumnya selalu menolak bertemu dengan Ratu Elizabeth II. Sinn Fein berjuang untuk satu negara Irlandia bersatu. Mereka tak mengakui pemisahan wilayah utara oleh Inggris. Namun hal itu telah berlalu. Inggris dan pemberontak Irlandia Utara berhasil menggapai perjanjian damai (Good Friday) pada 1998.

SURIAH
Rusia Dukung Rencana PBB

Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, berencana menyusun pemerintah persatuan nasional untuk memimpin perubahan politik di Suriah. Rencana ini didukung Rusia dan negara Barat lainnya. Kabinet bentukan PBB ini diusulkan berasal dari pemerintah dan kubu pemberontak. Diplomat Barat berencana tidak melibatkan Presiden Bashar al Assad dalam penyusunan kabinet.

Seorang diplomat mengatakan Annan akan mengambil langkah transisi yang jelas dan batas waktu. Pemerintah baru nantinya akan mempertimbangkan kelanjutan rekonsiliasi dan stabilitas nasional. "Ini termasuk membentuk pemerintah persatuan sementara nasional untuk menciptakan latar belakang yang netral untuk transisi," kata diplomat itu.

Rusia mungkin akan menolak tekanan untuk menyingkirkan Presiden Assad. Negara itu mewajibkan masa depan Suriah dikembalikan kepada rakyatnya tanpa ada tekanan dan paksaan dari kekuatan luar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus