Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

MOMEN

27 Oktober 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CINA
Penghargaan Hu Jia

HU Jia, 35 tahun, mendapat penghargaan sebagai pejuang hak asasi manusia dari Parlemen Eropa melalui anugerah Sakharov Prize, Kamis pekan lalu. Hu adalah aktivis Cina yang mengkampanyekan hak sipil, perlindungan lingkungan, korban AIDS, dan hak penentuan nasib sendiri untuk Tibet.

Awal Oktober lalu, Hu menjadi kandidat peraih Nobel Perdamaian 2008 meski sedang berada di penjara. Hu divonis tiga setengah tahun atas dakwaan subversif karena mengkritik kebijakan Partai Komunis Cina, April lalu.

Pemerintah Cina menilai penghargaan itu sebagai bentuk campur tangan Eropa terhadap urusan rumah tangga Cina. Sebelumnya pemerintah juga memprotes pencalonan Hu sebagai kandidat peraih Nobel Perdamaian. ”Kami sangat kecewa mereka memberikan hadiah kepada pelaku tindak kriminal,” ujar juru bicara kementerian luar negeri, Liu Jianchao.

PAKISTAN
Madrasah Dibom

RUDAL dari pesawat tanpa awak yang diduga milik Amerika Serikat, Kamis pekan lalu, menghancurkan madrasah dan menewaskan 11 orang. Sumber dari pejabat keamanan mengatakan madrasah yang terkena serangan misil itu berada di dekat Miranshah, ibu kota Waziristan Utara, Pakistan.

Madrasah dibangun tokoh Taliban, Jalaluddin Haqqani, pada 1980-an selama perang melawan Uni Soviet di Afganistan. Kini madrasah itu dikelola salah satu komandan pasukan Haqqani, Mullah Mansoor, dan digunakan sebagai rumah singgah siswa dari wilayah atau negara lain. ”Dua pesawat mata-mata menembakkan misilnya,” kata seorang pejabat keamanan kepada AFP.

Serangan misil itu terjadi beberapa jam setelah parlemen Pakistan menerima resolusi yang mendesak keluar militer Amerika. Resolusi itu meminta pemerintah mencegah penggunaan wilayah Pakistan untuk menyerang negara lain. Selama ini Amerika selalu menggunakan wilayah Pakistan untuk membombardir Afganistan dengan alasan memerangi teroris.

INDIA
Misi Pertama ke Bulan

INDIA meluncurkan misi pertamanya ke bulan dengan mengirim wahana antariksa, Chandrayana-1, Rabu pekan lalu. Pesawat angkasa luar tak berawak ini meluncur dari Satish Dhawan Space Centre di Kota Sriharikota, Andhara Pradesh, India selatan, untuk mengawali penjelajahan selama dua tahun. Wahana ini akan memetakan kawasan kutub dan mencari deposit es di bulan.

Misi dengan biaya US$ 80 juta (sekitar Rp 797 miliar) itu merupakan langkah besar India menyejajarkan diri dengan negara Asia lain, seperti Jepang dan Cina. Bulan lalu, Cina menjadi negara ketiga di dunia yang menjalankan misi perjalanan ruang angkasa.

Perdana Menteri India Manmohan Singh mengatakan peluncuran itu langkah pertama dalam tonggak sejarah program angkasa negaranya. ”Komunitas ilmiah telah memberikan kebanggaan kepada negara,” kata Singh.

AUSTRALIA
Jack Jihad Bebas

MAHKAMAH Agung Negara Bagian Victoria, Australia, membebaskan Joseph Thomas dari dakwaan menerima dana dari Al-Qaidah, Kamis pekan lalu. Tapi pria 35 tahun yang dijuluki Jack Jihad ini masih harus menjalani proses pengadilan terkait dengan pemalsuan paspor.

Thomas, yang beralih menjadi penganut Islam, ditahan di Pakistan pada 2003 setelah berlatih di kamp Al-Qaidah Afganistan. Mantan sopir taksi ini dipulangkan dan menjadi orang Australia pertama yang diadili dengan undang-undang antiterorisme.

Jack Jihad didakwa menerima A$ 3.300 dan tiket pesawat dari agen Al-Qaidah di Pakistan pada 2006. Pengacara Jim Kennan mengatakan pengadilan tak memiliki bukti penerimaan uang ini. Pengadilan juga tak bisa menunjukkan bahwa pemberi dana itu adalah anggota Al-Qaidah.

AFGANISTAN
Wartawan Dipenjara 20 Tahun

PENGADILAN banding Afganistan menghukum wartawan Perwiz Kambakhsh 20 tahun penjara karena dianggap menghina agama Islam, Rabu pekan lalu. Putusan itu lebih ringan daripada hukuman mati yang telah ditetapkan Pengadilan Provinsi Balkh pada 22 Januari lalu.

Kambakhsh, 24 tahun, ditahan pada 27 Oktober 2007 karena mempertanyakan hak perempuan dalam Islam di ruang kuliah. ”Keputusan ini tidak adil,” ujar mahasiswa jurnalistik Universitas Balkh yang bekerja paruh waktu di koran lokal ini. Pengacara Kambakhsh, Mohammad Afzal Nuristani, mengajukan permohonan banding.

Sejumlah lembaga internasional mengutuk vonis itu. Lembaga pemantau hak media, Reporters Without Borders, mengatakan keputusan itu amat memalukan.

BURMA
Ribuan Penduduk Mengungsi

KEKEJAMAN junta militer Burma memaksa lebih dari 66 ribu penduduk mengungsi pada periode Juli 2007 hingga Juni 2008. Konsorsium Perbatasan Thailand-Burma, dalam laporannya Rabu pekan lalu, menyebutkan junta militer telah menimbulkan ketakutan warga desa di perbatasan bagian timur negara itu.

Konsorsium adalah organisasi nirlaba yang membantu pengungsi Burma meninggalkan negaranya. Kelompok ini juga mengungkapkan junta telah menerapkan kerja paksa, pengambilan paksa tanah, serta pembatasan terhadap pertanian dan pasar di Negara Bagian Karen dan Shan. ”Penganiayaan dan penderitaan di daerah perbatasan sebagian besar tak terlihat,” kata Jack Duford, direktur eksekutif konsorsium.

Laporan ini mendukung pernyataan Amnesti Internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia di Burma timur, Juni lalu. Amnesti mengatakan penduduk Burma menjadi sasaran tentara dengan dalih menyerang pemberontak.

GEORGIA
Rusia Tambah Anggota Pasukan

JURU bicara Kementerian Dalam Negeri Georgia, Shota Utiashvili, mengatakan Rusia telah menambah 2.000 anggota pasukan di kawasan Ossetia Selatan, Kamis pekan lalu. Kalau tuduhan itu betul, Rusia telah melanggar gencatan senjata yang mengakhiri konflik bersenjata pada Agustus lalu.

Utiashvili mengatakan Rusia menerjunkan kembali kendaraan lapis baja di Akhalgori, tenggara Ossetia Selatan. Menurut dia, jumlah tentara Rusia kini menjadi 7.000. ”Kami khawatir Rusia sedang mempersiapkan provokasi di Ossetia Selatan,” ujarnya.

Moskow membantah tuduhan itu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan seluruh pengiriman pasukan ke wilayah sengketa akan diumumkan secara terbuka. ”Sulit mengomentari pernyataan resmi wakil Georgia karena kebenaran sangat kecil ada pada mereka,” kata Lavrov.

Yandi M.R. (AFP, BBC, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus