Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

2 Juni 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMERIKA SERIKAT Kesaksian Pembantu Bush

Scott McClellan, yang selama tiga tahun menjadi sekretaris pers Gedung Putih sampai 2006, menulis buku yang mengkritik kebijakan Presiden George Bush dalam perang Irak. Buku What Happened: Inside the Bush White House and Washington’s Culture of Deception yang diluncurkan pekan lalu itu menilai kebijakan Amerika Serikat menyerang Irak tidak perlu dan hanya merupakan propaganda politik.

Sekretaris pers Gedung Putih, Dana Perino, mengatakan Bush terkejut mendengar isi buku tersebut, apalagi ditulis McClellan, yang selama bertahun-tahun menjadi pembantu setianya sejak ia masih menjabat Gubernur Texas dan ikut mengantarnya menjadi presiden pada 2000.

Dalam acara talk show di stasiun televisi NBC, Rabu pekan lalu, McClellan mengaku ia semula setuju dengan pandangan Bush tentang perang Irak. ”Tapi semuanya berjalan tidak seperti yang diharapkan,” katanya. Buku itu pekan lalu menempati peringkat pertama daftar buku terlaris di situs Amazon.com.

BURMA Penahanan Suu Kyi Diperpanjang

Pemerintah militer Burma kembali memperpanjang masa penahanan pemimpin prodemokrasi, Aung San Suu Kyi, pekan lalu. Peraih Hadiah Nobel untuk perdamaian ini sudah 12 tahun menjalani tahanan rumah.

Partai pimpinan Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, yang oleh pemerintah dianggap ilegal, akan mengajukan permohonan banding dan menuntut agar rezim militer segera menggelar sidang pengadilan.

Keputusan junta itu memancing reaksi keras dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda menilai penahanan ini tidak sesuai dengan semangat kerja sama. ASEAN selama ini dinilai gagal menekan Burma untuk menegakkan demokrasi dan hak asasi manusia.

IRAN Konservatif Pimpin Parlemen

Tokoh konservatif Ali Larijani terpilih sebagai ketua parlemen Iran dengan suara mayoritas Rabu pekan lalu. Ia termasuk pendukung setia Revolusi Iran 1979, tapi mengkritik kebijakan Presiden Mahmud Ahmadinejad, yang dianggapnya sudah ketinggalan zaman.

Semula, Larijani merupakan kepercayaan Ahmadinejad dan ditunjuk sebagai ketua perundingan masalah nuklir dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tapi, karena gaya pragmatisnya, Oktober lalu posisinya digantikan Wakil Menteri Luar Negeri Saeed Jalili, yang lebih konservatif.

Larijani bakal menjadi penantang utama Ahmadinejad dalam pemilihan presiden tahun depan. Isu panas di Iran saat ini adalah inflasi yang mencapai 30 persen dan tingginya angka pengangguran, meskipun produksi minyak meningkat. Larijani kalah di putaran pertama pemilihan presiden 2004 dan mendukung Ahmadinejad melawan Akbar Hashemi Rafsanjani di putaran akhir.

ISRAEL Olmert Kian Terdesak

Posisi Perdana Menteri Israel Ehud Olmert terancam karena dugaan terlibat korupsi. Bahkan Menteri Pertahanan Ehud Barak, yang merupakan Ketua Partai Buruh dan menjadi penyokong utama koalisi, menuntut dia segera mengundurkan diri. Alasannya, kasus korupsi itu akan mengganggu konsentrasinya dalam menghadapi perundingan perdamaian dengan Palestina.

Kejaksaan sedang menyelidiki kasus korupsi itu terkait dengan pengakuan pengusaha Amerika Serikat, Morris Talansky, yang telah memberikan US$ 150 ribu (Rp 1,35 miliar) kepada Olmert sebelum ia menjadi perdana menteri. Uang itu digunakan untuk membiayai gaya hidup mewah Olmert yang suka pelesir dan menginap di hotel mewah. Diduga, Olmert menerima sumbangan lain dari donatur Amerika sebelum ia menjadi perdana menteri.

Jika Barak menarik dukungan terhadap Olmert, pemilihan umum bisa melahirkan pemerintah baru yang menentang perundingan damai dengan Palestina dan Suriah.

INGGRIS Nuklir Israel

Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menyatakan Israel secara diam-diam memiliki setidaknya 150 senjata nuklir. Dalam kunjungannya ke Wales, Inggris, pekan lalu, Carter mengungkapkan Amerika dan Rusia masing-masing menguasai 12 ribu senjata nuklir, Inggris serta Prancis mempunyai ratusan.

Tuduhan ini dibantah oleh Israel dan juga Amerika. Bahkan seorang pejabat Israel menuduh pernyataan itu keluar karena Carter mendapat banyak dana dari Arab untuk menggerakkan Carter Center. Sebelumnya, Carter juga menjadi berita karena bertemu dengan salah satu organisasi berpengaruh di Palestina, Hamas, yang dianggap teroris oleh Amerika dan Israel.

Selama ini Israel tidak pernah mengakui bahwa mereka menyimpan senjata paling mematikan itu. Tapi nasib Israel tampaknya tidak akan seperti Iran, yang dicurigai Amerika mempunyai program senjata nuklir.

AMERIKA SERIKAT Rekor Bunuh Diri

Sebanyak 115 tentara Amerika Serikat meninggal karena bunuh diri tahun lalu. Angka itu merupakan rekor tertinggi sejak 1980. Kasus bunuh diri meningkat tajam sejak Amerika terlibat dalam perang di Afganistan dan Irak. Tercatat 935 usaha bunuh diri, yang 166 di antaranya dilakukan tentara yang bertugas di kedua negara itu.

Pada 2001, jumlah tentara bunuh diri 9,8 per 100 ribu prajurit dan terus meningkat sampai 18,8 per 100 ribu tahun lalu. Pertempuran berkepanjangan menjadi penyebab utama ketegangan, tapi sejauh ini tidak ada korelasi antara meningkatnya konflik dan bunuh diri.

AUSTRALIA Dokumen Bocor

Pemerintah Australia kembali kecolongan. Pekan lalu sebuah dokumen yang berisi skema kenaikan harga bahan bakar minyak (FuelWatch) bocor. Ini merupakan kebobolan kedua dalam beberapa hari terakhir, setelah pekan sebelumnya surat dari Menteri Sumber Daya Martin Ferguson untuk Wakil Menteri Keuangan Chris Bowen bahwa FuelWatch antipersaingan bocor ke koran The Australian.

Polisi federal telah diminta menyidik kasus kebocoran dokumen itu. Tapi Perdana Menteri Kevin Rudd yakin tidak ada anggota kabinetnya yang terlibat pembocoran itu.

Di tengah kasus itu, ada kabar baik untuk Rudd: hasil jajak pendapat yang diumumkan Jumat pekan lalu menunjukkan bahwa masyarakat masih mendukungnya. Dari 842 responden, 53 persennya mendukung Partai Buruh, sedangkan dukungan terhadap koalisi oposisi Liberal-Nasional turun satu poin menjadi 34 persen.

Yudono Yanuar (AFP, AP, The Australian)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus