Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi para gay dan lesbian, ini sebuah langkah awal menuju kemenangan. Amanda Lee dan Megan Burritt menunjukkan itu dengan berciuman mesra saat antre di San Fransisco City Hall, California. Kedua wanita itu bergabung dengan ratusan pasangan gay dan lesbian Amerika Serikat yang mendaftar untuk mendapatkan surat nikah dua pekan lalu.
Inilah kelanjutan dari keputusan Pengadilan Tinggi California yang melegalisasi pernikahan sesama jenis. Hakim ketua Ronald M. George menyatakan definisi pernikahan kini tak dibatasi hanya antara pria dan wanita, tapi juga sesama jenis. ”Konstitusi California harus bisa menjamin hak-hak sipil warganya, pasangan sejenis ataupun berlainan jenis,” katanya, yang disambut sorak-sorai para gay dan lesbian yang berhamburan di depan gedung pengadilan.
Dengan keputusan ini, California menjadi negara bagian kedua setelah Massachusetts yang melegalisasi perkawinan sesama jenis. Menurut sensus penduduk, California memiliki 110 ribu pasangan sejenis. Ini adalah jumlah yang signifikan untuk meloloskan sebuah undang-undang.
Namun para gay dan lesbian mungkin belum bisa terlalu girang. Hanya satu jam sesudah Pengadilan Tinggi California—yang didominasi hakim yang ditunjuk Partai Republik—meluncurkan keputusan itu, kelompok penentang langsung merapatkan barisan. ”Pengadilan melakukan kesalahan… karena menghapus makna sebuah pernikahan,” kata Maggie Gallagher, Presiden Organisasi Nasional untuk Pernikahan.
Gallagher dan kelompoknya bersiap mengumpulkan lebih dari sejuta tanda tangan untuk mengamendemen konstitusi yang melegalkan pernikahan gay dan lesbian itu. November mendatang, California akan menggelar pemungutan suara atas usul amendemen tersebut yang—jika disetujui—akan membatalkan keabsahan perkawinan sejenis.
Pernikahan sejenis memang isu yang sangat panas di Amerika. Pertama kali menyedot perhatian nasional pada 1993 di Hawaii. Waktu itu para hakim memerintahkan konstitusi di negara bagian tersebut melarang pernikahan sesama. Pemerintah setempat lalu mendesak Kongres agar meloloskan Undang-Undang Pertahanan Pernikahan (Defense of Marriage Act) yang mencegah pasangan homoseksual mendapat ”keuntungan-keuntungan tradisional” dari sebuah pernikahan.
Sejak saat itu, sikap negara-negara bagian lain pun terpecah belah. Ada yang melarang, ada pula yang—untuk menghindari kata ”pernikahan”—hanya menyatakan ikatan di antara pasangan sejenis sebagai ”partner domestik”, yaitu di Connecticut, Hawaii, Maine, New Hampshire, New Jersey, Oregon, Vermont, Washington, dan Washington, DC.
Meski begitu, para pendukung pernikahan gay mencatat sejumlah ”kemenangan”. Pada 2003, Mahkamah Agung Massachusetts menyatakan pasangan gay memiliki hak yang sama untuk menikah. Di negara bagian ini, meskipun ada upaya membatasi amendemen keputusan itu, pasangan sejenis banyak yang sudah mengantongi surat nikah.
Karena status pernikahan sudah legal, mereka pun menikmati hak-hak sebagai ”suami-istri” di bawah hukum Massachusetts, misalnya hak waris dan perlindungan di bawah undang-undang asuransi negara. Meski demikian, ada beberapa hal yang tidak bisa mereka dapatkan berdasarkan hukum federal, yaitu tidak bisa membuat pendapatan gabungan untuk mendapatkan pengembalian pajak serta tidak bisa mengajukan klaim sebagai pasangan tertanggung (dependent spouse) ke Social Security.
Menurut Undang-Undang Pertahanan Pernikahan yang diloloskan oleh Kongres pada 1996: kata ”menikah” (marriage) adalah ikatan hukum antara seorang wanita dan seorang pria serta kata ”pasangan” (spouse) hanya merujuk kepada seseorang dari jenis kelamin yang berbeda, yaitu suami atau istri.
Tak seperti Massachusetts—dan California yang segera menyusul—sikap negara-negara bagian lain terpecah belah. Connecticut, Hawaii, Maine, New Hampshire, New Jersey, Oregon, Vermont, Washington, dan Washington, DC, menyatakan ikatan di antara pasangan sejenis sebagai ”partner domestik” hanya mendapatkan sebagian kecil hak sebagai ”suami-istri”. Sementara itu, New Mexico, New York, dan Rhode Island mengakui legalitas pasangan sejenis yang menikah di negara lain, tapi tidak mengizinkan pernikahan itu dilakukan di wilayah mereka.
Jajak pendapat yang digelar harian LA Times (CEK) menyatakan mayoritas warga Amerika—termasuk California—menolak pernikahan sejenis. Meski Massachusetts sudah lebih dulu melegalisasi pernikahan sejenis, keputusan di California ini dinilai akan berdampak lebih besar terhadap Amerika. Selain karena jumlah penduduknya yang terpadat (38 juta dari 302 juta penduduk Amerika), lantaran California memperbolehkan gay dan lesbian warga Amerika di luar California menikah di California.
Selama ini, California melarang pernikahan sejenis berdasarkan undang-undang yang disahkan lembaga legislatif pada 1977 dan prakarsa (initiatives) yang disetujui oleh para pemilih pada 2000. Keduanya mendefinisikan pernikahan hanyalah antara pria dan wanita.
Protes bermunculan di seantero California karena konstitusi ini dianggap bertentangan dengan prinsip persamaan hak bagi seluruh warga. Pada Februari 2004, Wali Kota San Fransisco, California, Gavin Newsom, menerobos undang-undang itu dengan menerbitkan surat nikah bagi pasangan gay dan lesbian.
Waktu itu lebih dari 3.400 pasangan gay menikah di San Fransisco. Kalangan konservatif pun resah dan kemudian mengajukan tuntutan hukum untuk ”membreidel” perkawinan yang disahkan di kota itu. Gubernur California Arnold Schwarzenegger juga mendukung kelompok antipernikahan gay dan memerintahkan jaksa negara bagian mengajukan pembatalan surat nikah pasangan sejenis yang pernah dikeluarkan sebelumnya.
Namun, setahun kemudian, kalangan propernikahan sejenis bangkit lagi. Mereka mengajukan petisi yang menyatakan hukum California telah melanggar hak konstitusional tentang perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Kasus ini pun dibawa ke pengadilan tinggi dan kemudian ke Mahkamah Agung. ”DPRD” California pun meloloskan pernikahan sejenis, tapi Gubernur Schwarzenegger lagi-lagi mengajukan veto undang-undang itu.
Selain dua negara bagian di Amerika itu, ada lima negara yang sudah lebih dulu melegalkan pernikahan sesama jenis. Yang pertama mengesahkan adalah negeri Belanda pada 2001, lalu diikuti Belgia, Spanyol, Kanada, dan Afrika Selatan. Kini kaum gay dan lesbian Amerika tampaknya masih harus menunda pesta kemenangan. Pemungutan suara atas petisi yang diajukan kelompok konservatif pada November mendatang bisa mengempaskan harapan mereka. Kali ini Arnold Schwarzenegger—yang berasal dari Republik dan selama ini menolak pernikahan sejenis—mencoba bersikap netral: menghormati keputusan pengadilan.
Andari Karina Anom (AP, BBC, The New York Times)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo