Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mr Bond Tak Pernah Istirahat

Inggris mengusir empat diplomat Rusia. Konflik Inggris-Rusia warisan era Perang Dingin yang masih bertahan.

23 Juli 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua pesawat tempur Tornado Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) melesat dari pangkalan udara Leeming di Yorkshire, Inggris, Rabu pekan lalu. Sang pilot diberi tugas mengusir dua pesawat pengebom jarak jauh Rusia, Tupolev 95, yang dikabarkan mendekati wilayah udara Inggris. Belakangan diketahui, tugas pengusiran itu tak jadi dilakukan. Sebab, kata juru bicara RAF, pesawat Rusia yang berpangkalan di Semenanjung Kola di kawasan Laut Artik itu berbalik sebelum menyentuh wilayah udara Inggris.

Namun di darat kehadiran dua pesawat itu menambah panas hubungan diplomatik Inggris-Rusia, yang mulai menggelegak ketika Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband melapor ke parlemen Inggris akan mengusir empat diplomat Rusia, Senin pekan lalu. Miliband tak menyebut nama empat diplomat Inggris itu, tapi diduga keempatnya pejabat intelijen Rusia. Pengusiran ini menimbulkan kesan seakan era Perang Dingin kembali muncul di ambang pintu. ”Inggris perlu mengirim pesan yang jelas dan setimpal kepada Rusia bahwa Inggris memandang serius masalah ini,” ujar Miliband.

Semua berpangkal pada penolakan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap permintaan Inggris agar Rusia mengekstradisi bekas agen KGB Andrei Lugovoi. Lugovoi bakal diadili dengan tuduhan membunuh Alexander Litvinenko, bekas agen KGB yang membelot ke Inggris. Karena itu, menurut Perdana Menteri Gordon Brown, Inggris harus mengambil tindakan. ”Inggris tidak akan meminta maaf karena mengusir keempat pejabat Rusia,” ujar Brown. Inggris bahkan berencana melakukan pengetatan pemberian visa bagi pejabat Rusia.

Putin sendiri menganggap permintaan ekstradisi itu suatu kebodohan. Rusia tak mungkin menyerahkan Lugovoi ke tangan Inggris karena konstitusinya melarang ekstradisi warganya untuk diadili di luar negeri. Apalagi berdasarkan Konvensi Eropa yang dikeluarkan Dewan Eropa mengenai ekstradisi pada 1957, Rusia berhak menolak mengekstradisi warga. Konvensi tersebut hanya memberi Inggris hak meminta penyelidikan dilakukan oleh Rusia. Tapi Direktur Kejaksaan Umum Inggris, Sir Ken Macdonald, menolak tawaran dari Moskow untuk mengadili Lugovoi di Rusia.

Kejaksaan Inggris yakin, Lugovoilah eksekutor pembunuhan Litvinenko dengan bahan radioaktif polonium-210 di London pada November tahun lalu. Hasil penyelidikan polisi menyebut Lugovoi menebar bahan radio aktif itu ketika bertemu dengan Litvinenko di sebuah hotel di London pada 1 November, dan kemudian Litvinenko jatuh sakit. Selain itu Logovoi juga meninggalkan jejak radioaktif yang membunuh Litvinenko di beberapa tempat yang ia kunjungi di London. Lu govoi membantah.

Masalah menjadi lebih rumit ketika Litvinenko sebelum meninggal memberikan pengakuan yang mengagetkan: Presiden Putinlah yang memerintahkan pembunuhan terhadap dirinya. Litvinenko memang dikenal berlidah tajam karena rajin mengkritik kebijakan Putin, meski ia bekerja di lembaga intelijen Rusia FSB, yang merupakan reinkarnasi KGB. Ia kemudian kabur ke Inggris dan menjadi warga negara Inggris beberapa saat sebelum kematiannya.

Rusia tentu saja menolak tuduhan Litvinenko. Bahkan Rusia menuduh pengusaha Rusia yang kabur ke Inggris, Boris Berezovsky, dan badan rahasia Inggris MI6-lah yang membunuh Litvinenko. Inggris memang banyak menampung pembangkang politik Rusia, termasuk Berezovsky, yang diuber aparat hukum Rusia karena terlibat upaya mendongkel Putin dan mendanai gerakan oposisi di Rusia. Bulan lalu pengadilan di Moskow mengadili Berezovsky secara in absentia dengan tuduhan makar dan menjadi agen MI6. Rusia sudah mengajukan permintaan agar Inggris mengekstradisi Berezovsky, tapi ditolak. Tak aneh jika Rusia menganggap dirinya sebagai korban akal-akalan Inggris.

Maka penolakan Inggris itu juga yang digunakan Rusia untuk menampik permintaan ekstradisi Lugovoi. Koran Rusia Rossiskaya Gazeta, Selasa pekan lalu, mencela Inggris karena menerapkan standar ganda. Koran yang menyuarakan sikap resmi Kremlin itu memuat 21 nama warga negara Rusia yang kabur ke Inggris karena diuber aparat hukum Rusia dengan tuduhan tindak kriminal. Selama enam tahun Rusia berusaha meminta Inggris mengekstradisi 12 buron itu, tapi selalu ditampik Inggis. Kini tiba-tiba Inggris marah dan mengusir diplomat Rusia karena Rusia menolak tuntutan ekstradisi. ”Tindakan Inggris amoral dan akan menghasilkan konsekuensi serius,” kata Mikhail Kamynin, juru bicara kementerian luar negeri Rusia. Toh Rusia menahan diri untuk tidak membalas Inggris dengan tindakan yang sama.

Meski Uni Soviet sudah bubar dan pertarungan Blok Barat-Blok Timur sudah berakhir, Perang Dingin dalam skala kecil masih terjadi. Presiden Putin ribut dengan Presiden Bush soal penempatan rudal balistik Amerika di Polandia. Rusia mengecam keinginan bekas negara Blok Timur masuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara, Nato. Rusia dan Inggris pernah mengalami gesekan diplomatik pada 1996 gara-gara Moskow menuduh Inggris melakukan kegiatan mata-mata. Akibatnya, Rusia mengusir sembilan diplomat Inggris dari Moskow, dan Inggris membalas dengan mengusir empat diplomat Rusia.

Duta besar Rusia di London, Yury Fedotov, mengatakan bahwa Russofobia masih tertanam kuat di Inggris. Ia menyebut karya Ian Fleming yang kemudian diangkat ke layar putih, From Russia with Love. Dengan judul yang sama karya ini difilmkan pada 1963 dengan bintang Sean Connery sebagai James Bond, agen MI6. Film yang mengabarkan ke seluruh dunia kebusukan Uni Soviet. ”Kremlin melihat semua masalah ini semacam kelicikan manuver yang melibatkan intelijen Inggris,” ujar Fyodor Lukyanov, editor jurnal kebijakan luar negeri ”Rusia dalam Masalah Global”.

Menurut analis, Inggris justru akan lebih rugi secara politik dan ekonomi jika terus menekan Rusia lewat kasus Litvinenko. Dari sektor ekonomi, misalnya, Inggris perlu mengamankan pasokan minyak dan gas dari Rusia lewat perusahaannya, British Petroleum. Sehingga, jika hubungan Inggris dan Rusia semakin buruk, perusahaan Inggris di Rusialah yang bakal mengalami konsekuensi serius. Perusahaan Inggris menginvestasikan US$ 5,5 miliar tahun lalu di Rusia; merekalah investor terbesar saat ekonomi Rusia sedang melejit. ”Sangat mungkin perusahaan Inggris di Rusia akan sangat menderita akibat pengusiran diplomat Rusia,” ujar Yevgeny Yasin, analis ekonomi Rusia. Hal ini mulai terbukti dengan penandatanganan kontrak Rusia dengan perusahaan energi Prancis, Total, pesaing British Petroleum.

Selain itu, Rusia juga pemain penting dalam politik global. Amerika Serikat dan Eropa punya agenda yang sama dengan Rusia dalam masalah ekonomi. Negara Barat berharap Rusia melindungi kepentingan minyak dan gas dari Asia Tengah yang terancam dengan meningkatnya gerakan militan Islam. Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan hak veto, Moskow juga dapat merecoki kebijakan luar negeri Inggris. Dalam konflik Timur Tengah, bekas Perdana Menteri Tony Blair yang kini didapuk mencomblangi proses perdamaian Israel-Palestina akan berhadapan dengan Rusia sebagai salah satu unsur Kelompok Empat. Kremlin juga menjadi faktor kunci dalam konflik di Kosovo, kasus nuklir Iran, Korea Utara, dan krisis di Darfur, Sudan.

Menurut bekas Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev, pada masa lalu untuk situasi yang sama Uni Soviet selalu mengambil tindakan yang pasti. ”Pada akhirnya Inggris dan Amerika selalu paham bahwa pendekatan mereka gagal,” ujarnya. Maka pejabat Inggris kini hanya bisa berharap, pengusiran diplomat Rusia itu berhenti pada masalah bilateral Inggris-Rusia, sebaliknya tak melebar ke masalah internasional. Jika Ian Fleming masih hidup, ia akan lebih sulit mengeksploitasi Russofobia lewat sepak terjang James Bond.

Raihul Fadjri (Reuters, CS Monitor, BBC, Times, Moscow News)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus