Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KUALA LUMPUR - Sejak kalah dalam pemilihan umum lalu, nasib mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak di ujung tanduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain soal dugaan kasus korupsi dan pencucian uang 1Malaysia Development Berhad (1MDB) senilai miliaran dolar Amerika Serikat, desakan agar Najib diperiksa dalam kasus pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, kembali menguat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dorongan agar kasus yang terjadi pada 2006 itu dibuka kembali disampaikan oleh Presiden Mongolia Battulga Khaltmaa saat mengucapkan selamat atas terpilihnya Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia.
"Sebagai Presiden Mongolia, saya menaruh perhatian khusus pada kejahatan keji 18 Oktober 2006 yang menimpa warga kami, Altantuya Shaariibuu. Ibu dua orang anak ini tewas dibunuh di Malaysia," demikian Khaltmaa menulis dalam surat kepada Mahathir yang juga diunggah di laman Presiden pada Sabtu lalu, seperti dilansir Reuters.
Altantuya, 28 tahun, tewas dibunuh menggunakan bahan peledak C4. Jasadnya tak pernah ditemukan dan tak ada sedikit pun bekasnya.
Saat pembunuhan terjadi, Altantuya dikenal memiliki hubungan dekat dengan penasihat Najib Razak kala itu, Abdul Razak Baginda. Korban yang juga penerjemah ini diduga mengetahui soal korupsi pembelian kapal selam dari Prancis oleh Abdul Razak Baginda pada 2002. Najib saat itu menjabat wakil perdana menteri dan menteri pertahanan.
Kasus Altantuya ditutup setelah dua orang mantan polisi dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Malaysia pada 2015. Namun hingga kini belum diketahui siapa dalang di balik kematian model cantik tersebut.
Abdul Razak Baginda sendiri sempat didakwa atas pembunuhan Altantuya, tapi dibebaskan pada 2008. Adapun kedua polisi yang dihukum adalah penjaga Najib. Salah satu polisi yang bebas dalam jaminan, Sirul Azhar Umar, kemudian melarikan diri ke Australia.
"Saya akan membantu pemerintah baru untuk mengungkap kasus ini, jika saya dibebaskan," kata Sirul dari tempat detensi imigrasi Australia, tempat ia ditahan sejak 2015, kepada situs Malaysiakini.
Anwar Ibrahim, yang kemarin mengunjungi presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie, sebelumnya menyerukan agar pengadilan baru dalam kasus Altantuya dibuka kembali. "Cara terbaik adalah membuka persidangan baru serta mengungkap semua bukti dan kesaksian," ujar Anwar kepada The Australian.
Sementara itu, komisi pemberantasan korupsi Malaysia, SPRM, mengkonfirmasi bahwa mereka telah menyampaikan panggilan kepada Najib. Mantan Perdana Menteri Malaysia itu diwajibkan melapor ke lembaga antirasuah tersebut besok.
Penyelidikan terhadap Najib makin intensif menyusul penggeledahan besar-besaran di rumahnya.
Menurut pernyataan SPRM yang dilansir Xinhua kemarin, Najib diminta membantu penyelidikan mengenai SRC International, sebuah perusahaan yang terkait dengan dana investasi negara 1MDB-yang didirikan Najib pada 2009. Dilaporkan bahwa ratusan juta dolar telah disedot rekan-rekan Najib dari 1MDB.
SPRM juga membantah pernyataan pengacara Najib bahwa pejabat SPRM akan mencatat pernyataan Najib di rumahnya. SPRM berkeras Najib harus melapor ke markas mereka untuk dimintai keterangan.
Polisi Malaysia masih menentukan nilai harta berupa uang tunai, perhiasan, dan tas desainer yang disita dari beberapa tempat yang berkaitan dengan Najib, termasuk kediaman pribadinya dan dua kondominium mewah.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad-yang baru terpilih-yang memerintahkan penyelidikan korupsi setelah pemilihan, telah berjanji meminta Najib bertanggung jawab jika ia dinyatakan bersalah. REUTERS | XINHUA | MALAYSIAKINI | XINHUA | SITA PLANASARI AQUADINI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo