Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kota Nazaret memutuskan untuk tidak merayakan Natal pada tahun ini menyusul kisruh yang disebabkan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengakuan presiden Trump telah berdampak pada meningkatnya ketegangan hampir di seluruh wilayah Palestina dan Israel, termasuk di Nazaret.
Baca: Rumah Yesus Kristus, Artefak, dan Makam Yusuf
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dewan kota mengumumkan perintah Wali kota Ali Salam pada Kamis, 14 Desember 2017 untuk membatalkan semua kegiatan artistik yang direncanakan, termasuk sebuah festival dan pasar Natal yang besar.
"Identitas dan kepercayaan kita tidak bisa ditawar. Keputusan Trump telah menghilangkan kegembiraan liburan dan kami akan membatalkan perayaan tahun ini,' seperti dilansir dari Fox Nes, 14 Desember 2017.
Dalam pidato pada Rabu lalu dari Gedung Putih, Presiden Trump menggambarkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel hanya berdasarkan kenyataan.
Langkah tersebut dipuji oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan oleh para pemimpin di sebagian besar spektrum politik Israel, dan dikecam oleh sebagian besar masyarakat internasional. Presiden Trump menekankan bahwa dia tidak menentukan batas-batas kedaulatan Israel di kota tersebut, dan meminta agar tidak terjadi perubahan status quo di tempat-tempat suci di kota tersebut.
Baca: Trump Umumkan Yerusalem sebagai Ibukota Israel
Perayaan natal Nazaret merupakan daya tarik wisata yang sangat besar dan menjadi objek wisata . Nazaret diyakini sebagai rumah masa kecil Yesus Kristus, meskipun dilahirkan di Betlehem, namun, Nazaret adalah poin penting dalam ziarah Natal Kristen.
Nazaret adalah salah satu kota suci umat Kristen karena di sanalah malaikat Gabriel datang untuk memberi tahu Perawan Maria bahwa dia akan mengandung dan melahirkan Yesus.
Menurut Kita Suci Perjanjian Baru, Yesus juga dibesarkan di kota itu.
Perayaan Natal tahunan tersebut merupakan daya tarik wisata utama dan sumber pendapatan bagi kota tersebut, yang dihuni terutama oleh warga Arab Israel, dua pertiga di antaranya adalah Muslim dan kemudian Kristen.