Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Netanyahu Akan Setujui Gencatan Senjata 60 Hari di Lebanon

Netanyahu setujui gencatan senjata Israel Hizbullah selama 60 hari. Selama gencatan senjata, Israel dibolehkan menyerang Hizbullah.

26 November 2024 | 16.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mengadakan pertemuan kabinet keamanan tingkat tinggi di Tel Aviv pada Selasa malam untuk menyetujui gencatan senjata 60 hari dengan Hizbullah di Lebanon. Perang Israel Hizbullah telah berlangsung lebih dari setahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari The Times of Israel pada Senin, 25 November 2024, seorang pejabat mengatakan bahwa Israel menerima gencatan senjata sementara, namun itu bukan akhir perang terhadap Hizbullah. "Kami tidak tahu berapa lama ini akan berlangsung," kata pejabat tersebut tentang gencatan senjata. "Bisa sebulan, bisa setahun."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sumber-sumber Lebanon mengatakan kepada Reuters pada Senin bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron diperkirakan akan segera mengumumkan gencatan senjata. Di Washington, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan hampir mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah. 

Sejak 8 Oktober 2023, pasukan pimpinan Hizbullah telah menyerang komunitas Israel dan pos militer di sepanjang perbatasan hampir setiap hari. Perang berlangsung karena Hizbullah mendukung Hamas.

Sekitar 60.000 penduduk dievakuasi dari kota-kota utara di perbatasan Lebanon tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2024. Ada kekhawatiran bahwa Hizbullah akan melakukan serangan serupa karena meningkatnya tembakan roket oleh kelompok tersebut. Israel telah berusaha mengembalikan penduduknya ke perbatasan termasuk melalui operasi darat yang sedang berlangsung.

Kebebasan Israel untuk bertindak di Lebanon setelah gencatan senjata dijamin oleh surat antara Israel dan AS, kata pejabat itu. Pasukan Pertahanan Israel akan dapat beroperasi tidak hanya melawan mereka yang mencoba menyerang Israel, tetapi juga melawan upaya Hizbullah untuk membangun kekuatan militernya. "Kami akan bertindak," ujar pejabat itu berjanji.

Israel memutuskan tidak punya pilihan selain menerima gencatan senjata. Sebabnya Israel takut pemerintah AS dapat menghukum mereka dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada minggu-minggu terakhirnya, pejabat itu menegaskan. Israel juga membutuhkan pasokan senjata dari AS, termasuk 134 buldoser D9.

Sementara itu, seorang pejabat Lebanon mengatakan bahwa Beirut telah diberi tahu oleh Washington bahwa kesepakatan dapat diumumkan dalam beberapa jam.

Netanyahu akan mengadakan pertemuan kecil dengan para pembantu dekatnya pada Selasa pagi, termasuk Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan Menteri Pertahanan Israel Katz. Wakil ketua parlemen Lebanon Elias Bou Saab mengatakan tidak ada masalah untuk menerapkan gencatan senjata dengan Hizbullah seperti yang diusulkan AS.

Israel bersikeras agar Prancis tidak menjadi bagian dari perjanjian. Sebabnya pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron berulang kali menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Embargo senjata adalah jalan yang diambil untuk mengakhiri perang. Pernyataan Macron ini memicu krisis diplomatik.

Pilihan editor: Presiden Filipina Buka Suara Soal Ancaman Pembunuhan oleh Wapres Sara Duterte

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus