Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust

6 Mei 2024 | 18.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Outlet media Israel Haaretz dan Channel 12 mengunggah sebuah video di platform media sosial X, dulu Twitter, yang memperlihatkan seorang pria terlihat mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini terjadi saat Netanyahu hendak meletakkan karangan bunga negara pada upacara resmi Hari Peringatan Holocaust.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Berapa banyak tanda yang dibutuhkan seorang perdana menteri untuk mundur?” pria itu berteriak seperti dilansir Al Jazeera pada Snein 6 Mei 2024.

Video dari acara di museum dan peringatan Holocaust nasional Israel di Yerusalem menunjukkan seorang pria yang diidentifikasi oleh Ynet News sebagai Ami Schechter berteriak pada perdana menteri untuk mengundurkan diri.

“Kita tidak boleh terjerumus ke jurang yang dalam lagi. Apa lagi yang perlu bagimu untuk mundur?” dia berteriak. “Biarlah rakyat Israel mengingat anak-anak mereka yang ditinggalkan,” tambahnya, mengacu pada sandera yang ditahan di Gaza sejak 7 Oktober.

“Saya tidak ragu-ragu. Yang sangat jelas adalah dia gagal secara serius dalam melindungi rakyat Israel,” Ynet mengutip penjelasan Schechter seusai acara.

Puluhan ribu pengunjuk rasa antipemerintah secara teratur melakukan demonstrasi di Tel Aviv dan Yerusalem, menyerukan pemilu baru dan menuduh Netanyahu memperpanjang perang di Gaza untuk mempertahankan kekuasaannya.

Hari Peringatan Holocaust diperingati sebagai hari peringatan di Israel atas sekitar enam juta orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust oleh Nazi pada Perang Dunia II.

Mayoritas warga Israel percaya bahwa Netanyahu harus bertanggung jawab atas kegagalan mengejutkan yang berujung pada serangan gencar Hamas pada 7 Oktober, ketika pasukan kelompok teror tersebut menyerbu melintasi perbatasan. Pada ahri itu, sekitar 1.139 orang tewas, dan Hamas menyandera 252 orang.

Enam puluh dua persen warga Israel – baik Yahudi maupun keturunan Palestina – percaya sudah waktunya bagi mereka yang bertanggung jawab atas kegagalan 7 Oktober untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka, menurut jajak pendapat Institut Demokrasi Israel yang dilakukan bulan lalu.

Forum Sandera dan Keluarga Hilang, penyelenggara unjuk rasa, mengatakan demonstrasi akan diadakan di bawah bendera “Sekarang tidak akan pernah terjadi lagi,” menjelang hari peringatan Holocaust.

“Setelah kejadian 7 Oktober, frasa ‘Never Again’ memiliki arti tambahan, relevan, dan mendesak,” kata penyelenggara.

Netanyahu menyatakan pada Ahad bahwa Israel tidak akan setuju untuk mengakhiri genosida di Gaza dan menolak menarik pasukan IDF dari Jalur Gaza. Ia juga tidak akan menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang mencakup persyaratan untuk mengakhiri perang.

THE TIMES OF ISRAEL | AL JAZEERA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus